54

11.7K 2.9K 492
                                    

maaf yyy baru muncul :( emg gaenak bgt kena blockwriter. jgn beteee yaaa, kukasih eps banyak.


tp nyebelin episodenya hehe.



buka pake apa nanti??



54.




PLAK!

Ikara terjatuh di sofa begitu papah melayangkan pukulan keras. Mamah kali ini berusaha menghadang dan menenangkan suaminya sementara Ikara berusaha berdiri karena kepalanya langsung pening.

Deno meraih tongkat sapu di sampingnya dan melayangkan benda tersebut di lengan kanan Ikara membuat gadis lemah itu meringis kesakitan.

"Den, tenang dulu tolong,"

"Masuk kamar, ini urusan aku sama anakmu."

"Den—"

"Papah udah peringatin dari awal jangan sampe kamu berani ada hubungan sama anak tetangga, sekarang liat apa akibatnya? Udah liat turun berapa ranking kamu?!!!" bentak papah keras.

Ikara merapikan rambutnya. "Bukan karena Leo—"

"JANGAN NGEJAWAB!" Deno mencekal lengan Ikara dan mengguncangnya. "Rusak semua usaha kamu dari kelas 10 karena orang sialan itu! Rusak semuanya! Percuma Papah keras sama kamu percuma Ikara!!!"

"Emang itu tujuannya, Pah."

Suasana hening.

Garis wajah Deno mengendur. "Bilang apa kamu?" tanyanya dengan nada dingin.

Ikara memberanikan diri untuk mendongak. Mengabaikan setetes darah yang muncul di ujung bibirnya. "Semakin keras Papah, semakin jelek hasilnya."

Mamah meraih lengan Ikara. "Kamu masuk kamar sekarang. Tolong."

"Cara Papah didik aku dari awal aja udah salah. Masih mengharapkan hasil sempurna? Sebenernya faktor kegagalan terbesar Ikara bukan pacaran, melainkan tekanan Papah sendiri."

Wajah Deno mulai mengeras emosi. "Kamu jangan main-main sama Papah, Ikara. JANGAN KURANG AJAR!"

Ikara masih mengangkat wajahnya berani meski tubuhnya melemas. "Dari dulu bukan Ikara yang mengarapkan pencapaian ini, tapi Papah yang terobsesi buat jadiin aku nomer satu."

"IKARA!"

"Pukul Ikara aja nggak papa pukul!!"

Plak!

Ikara langsung terkejut dengan pukulan tersebut. Ia menutup wajahnya sambil menangis membuat mamah mengusap wajahnya frustasi. Tiba-tiba saja Papah menyeret tangannya menuju kamar membuat Ikara berusaha meronta untuk dilepaskan.

"Pindah sekolah, kamu ulang dari awal."

Ikara melebarkan matanya. "Ikara nggak mau!"

"Semakin kamu lawan, semakin Papah jauhkan dari orang-orang yang deket sama kamu."

"Pah udah tolong...." Ikara menangis sangat kejar sampai dadanya sakit. "Kok aku diginiin banget."

"Nggak perlu putus sama dia, Papah yang akhirin hubungan kalian berdua. Hp Papah sita, mulai sekarang nomer Papah awasin, nggak ada internet."

"Papah nggak bisa kayak gini,"

Ikara didorong masuk ke dalam kamar. "Jendela Papah kunci mulai sekarang." katanya sambil meraih kunci di jendela kamar lalu menutup pintu.

Meninggalkan Ikara sendiri dengan tatapan kosong.







💞💞💞💞💞💞💞💞








My Frenemy ( AS 10 )Where stories live. Discover now