[24] KHANSA'S DESTINY

2.5K 303 107
                                    

Khansa menggertakkan giginya dengan keras-keras, "Lo?! Ngapain lo disini?!"

Pria tersebut tertawa, "Kaget kan lo?"

Khansa menggelengkan kepalanya, "Gue nggak habis pikir sama lo Bat, lo ada dendam apa sebenarnya sama gue?!"

Bat? Apakah kalian tahu? Iya, dia adalah Batha. Lelaki yang menyekap Khansa ialah Batha, temannya Gibran.

"Gue benci sama lo Khansa," Tekan Batha.

"Atas dasar apa lo benci sama gue?"

"Karena lo anak dari si gus-gus itu, bapak lo gus kan? Siapa namanya? Pokoknya gue benci sama bapak lo yang udah di tanah itu!"

Khansa memberontak, "LO NGGAK ADA HAK BUAT BENCI ABBA GUE!"

"Ada! Lo tahu? Mami sama papi gue cerai, gara-gara bapak lo! Mami sama papi gue nikah karena perjodohan, dan setelah punya gue mereka cerai, semua karena mami gue yang terobsesi sama bapak lo!" Ucap Batha menatap Khansa dengan mata elangnya.

"Mami gue cerita dulu ia pernah mondok di pesantren Al-Mughnii, ia dekat sama seorang gus, tapi beberapa bulan si gus itu malah nikah sama orang lain yang tak lain adalah ibu lo sendiri, Khansa."

"Gue nyari tahu data tentang cowo yang menjadi obsesi mami gue, dan gue nyari tahu itu selama beberapa bulan. Dan ternyata lo adalah anak dari cowo yang menjadi obsesi mami gue." Lanjut Batha.

Khansa menggeleng keras, "Please Bat, jangan sangkut pautin sama gue. Gue nggak tahu apa-apa tentang ini Bat, gue mohon jangan mempermasalahkan ini, abba sama umma gue udah nggak ada." Lirih Khansa.

"Seenak jidat lo bilang kayak gitu, hah?! Tapi orang tua gue cerai!" Ucap Batha tak terima.

"Terus apa yang harus gue lakuin Bat?!" Emosi Khansa.

Batha tersenyum miring, ia kembali mendekatkan tubuhnya pada tubuh Khansa, "Gue mau habisin lo sekarang juga,"

"Jangan gila lo Batha!!"

"Gue kan emang gila semenjak kedua orang tua gue cerai!"

Batha semakin mendekatkan wajahnya pada wajah cantik Khansa, sedangkan Khansa hanya bisa berusaha menjauh, ia sangat ketakutan.

"J-jangan Bat, gue mohon.." Lirih Khansa.

"BERHENTI! ANGKAT TANGAN KAMU!"

Mendengar suara tersebut, Batha langsung membalikkan badannya. Matanya melotot ketika melihat 3 polisi yang sudah berada di ambang pintu.

Batha menggeleng keras, "Jangan tangkap saya pak!" Panik Batha.

"JANGAN LARI ATAU PELURU INI AKAN TEMBUS PADA TUBUHMU!" Ancam polisi tersebut menunjukkan sebuah pistol.

Batha terdiam mematung, "Ban*sat, siapa yang laporin gue anj*ing?!" Umpat Batha menggeram kesal.

Polisi tersebut langsung menghampiri Batha, ia langsung memasangkan begal pada kedua tangan Batha.

"Anda terlapor atas kasus penculikan, dan kami juga melihat anda akan memperkosa wanita itu," Ujar Polisi melirik Khansa yang tengah dilepaskan talinya oleh polisi lain.

"Ikut kami, anda harus mempertanggung jawabkan kesalahan anda," Lanjut Polisi tersebut langsung menyeret tubuh Batha.

"Nggak pak! Saya ada alasan melakukan ini!" Berontak Batha.

"Sayangnya, cara anda salah."

"Mari ikut kami! Anda juga akan diminta untuk mengisi data keluarga anda! Keluarga anda harus tahu!" Polisi tersebut menyeret paksa Batha untuk keluar.

KHANSA'S DESTINY [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum