[01] KHANSA'S DESTINY

4.1K 266 8
                                    

Di malam hari, terlihat gadis dengan piyama pendeknya serta rambut yang diikat seperti ekor kuda. Ia sedang duduk di balkon kamarnya menikmati angin dimalam hari seraya disuguhi dengan beberapa minuman yoghurt strawberry.

Ia telah menghabiskan tiga botol yoghurt sekaligus, gadis itu menghela nafasnya kasar, lalu segera ia bangkit memasuki ke kamarnya, tidak lupa ia menutup pintu kembali.

Brak

Ia menjatuhkan tubuhnya di kasur king size, seraya memejamkan matanya. Ia memijat keningnya yang terasa sedikit pusing, pikirannya benar-benar kacau sekarang.

"Sasa kangen uma sama abba," Gumam gadis tersebut seraya memejamkan matanya.

"Kangen sama bang Khanza juga," Lanjutnya.

Gadis itu membuka matanya, mengalihkan padangannya pada nakas. Di sana terdapat foto keluarganya, foto dirinya dan kembarannya yang masih bayi serta uma dan abbanya.

Ia meraih bingkai foto tersebut, perlahan tangannya naik mengusap foto tersebut, "Kangen, kangen banget. Susah ya hidup tanpa kedua orang tua," Ujarnya seraya tersenyum getir.

"Maafin Sasa ya uma abba? Sasa yang uma sama abba harapin besarnya jadi anak sholehah, malah sekarang jadi anak nakal, tomboy, suka buat ulah. Sasa kesepian, kadang oma sibuk bolak-balik ke rumah sakit." Lirihnya, perlahan air matanya menetes membasahi foto yang kini ia pegang.

Drtt

Suara ponsel yang berada di nakas pun berbunyi, pertanda pesan masuk. Gadis itu menyimpan bingkai fotonya, lalu meraih ponsel yang bersuara.

Gbrn

Sekarang aku balapan, kamu gak niat nonton aku Sa?

Gadis itu tercengang, dirinya lupa jika pacarnya sekarang akan ikut balapan.

Sa?
Kok cuman diread sih?
Mana janji kamu?!
Bentar lagi aku mulai nih
Khansa.

Maaf ya aku lupa, suer.
Yaudah aku otw
Kamu balapan aja, aku baru mau siap-siap.

Ok, cpetan.

Benar, gadis itu adalah Khansa. Buru-buru Khansa langsung beranjak dari kasurnya, ia segera mengganti baju piyamanya dengan baju yang dilapisi dengan jaket kulit berwarna hitam, dan celana levis.

Lalu Khansa bercermin dipantulan kaca, ia mengoleskan sedikit bedak dan liptin, setelah itu ia langsung mengambil kerudung pasmina hitamnya untuk dipakai.

Setelah dirasa beres semua, Khansa langsung bergegas keluar kamar dan menuruni anak tangga dengan buru-buru, "Non Sasa, mau kemana?" Tanya bi Mumun, salah satu asisten rumah tangga.

"Khansa mau keluar bi, izinin sama omara ya? Omara belum pulang kan?"

"Belum non,"

"Ya udah, nanti bimun izinin sama omara. Sasa keluar dulu, buru-buru!" Setelah itu Khansa langsung berlari keluar rumah menuju garasi.

Bi Mumun menggelengkan kepalanya, ia sudah tahu betul kelakuan Khansa. Anak itu sering keluar rumah, lebih banyak menghabiskan waktunya di luar, omanya pun selalu sibuk kerja. Jujur saja, bi Mumun sangat prihatin dengan Khansa, anak itu baik namun salah pergaulan.

Khansa melakukan hal sebebas itu karena ia merasa sangat kesepian, tanpa orang tua dan kembarannya. Membuat dirinya berubah dratis seperti sekarang ini.

KHANSA'S DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang