Gefahrlich ♟️ 47

64K 4K 621
                                    

****

Xyan mengelus kepala Aina yang tertidur di sampingnya, melihat Aina yang tertidur begitu pulas, Xyan tersenyum dan mencium kedua pipi Aina dengan gemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Xyan mengelus kepala Aina yang tertidur di sampingnya, melihat Aina yang tertidur begitu pulas, Xyan tersenyum dan mencium kedua pipi Aina dengan gemas. Aina yang merasa terganggu menggerakkan tubuhnya pelan lalu kembali tertidur dalam pelukan Xyan.

Pikiran Xyan melayang pada kejadian pagi tadi dimana Aina yang menampar Sofia, dan bagaimana Aina menolak pelukannya karena Sofia juga telah memeluknya dengan terpaksa. Xyan tersenyum jika mengingat kejadian itu.

Sifat posesif Aina membuat Xyan kagum pada Aina yang bisa melakukan hal yang di luar dugaannya, apalagi tatapan tidak suka Aina saat melihat Sofia memeluknya, Aina lebih cepat belajar dari dugaannya. Jika seperti ini Aina akan lebih cepat sembuh dari dugaannya.

Kali ini haruskah Xyan bersyukur karena Aina telah bermimpi buruk hingga membuat Aina menjadi seperti sekarang.

Melirik jam dinding sebentar, Xyan dengan perlahan memindahkan kepala Aina dari lengannya yang Aina jadikan bantal tidurnya. Mengelus pelan saat Aina menggeliat pelan setelah kepalanya berada di bantal yang empuk.

Setelah yakin jika Aina telah kembali terlelap, Xyan bangun dari tidurnya dengan sangat pelan agar tidur Aina tidak terganggu dan paling penting Aina tidak terbangun. Xyan mendekat ke arah untuk mengecup kening Aina sebentar lalu mengambil jaket serta kunci motornya.

Xyan menutup pelan pintu kamar Aina takut membangunkan Aina yang tertidur, jika sampai Aina terbangun maka dirinya tidak akan bisa keluar untuk bergabung bersama temannya yang sedang menunggunya.

"Lo cosplay jadi maling?" Ujar seseorang mengagetkan Xyan yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya entah dari mana.

"Santai aja dong, gue manusia. Bukan setan jadi-jadian," ujar Gatra melihat wajah kaget Xyan.

"Muka lo yang mirip setan," balas Xyan menatap kesal Gatra.

Gatra mendengus kesal. Menatap penampilan Xyan dari atas hingga bawah. "Lo mau pergi? Gak nginep lagi?"

"Keluar bentar," ujar Xyan.

Gatra memicingkan matanya, setelahnya cowok itu tersenyum. "Kalau gue bangunin kakak gue, lo enggak akan pergi kan?"

"Jangan berani," ujar Xyan menatap Gatra yang tersenyum konyol di hadapannya.

"Kalau lo izinin gue buat deketin adek lo lagi, malam ini dan malam seterusnya lo bebas keluar tapi--"

"Kapan gue larang lo deket sama Zoya?" Ujar Xyan memotong ucapan Gatra yang langsung terdiam mematung.

Mengabaikan keterdiaman Gatra, Xyan berjalan meninggalkan cowok itu yang masih terdiam tak percaya dengan ucapannya.

"Lo beneran izinin gue?" Tanya Gatra memastikan saat Xyan telah berjalan menjauhinya.

Xyan menghentikan langkahnya sebelum menuruni tangga. "Selama Zoya gak nangis, lo aman."

Gefahrlich[Completed]Where stories live. Discover now