Gefahrlich ♟️ 09

120K 7.6K 77
                                    

*****

Aina terdiam duduk di balkon kamar miliknya saat ini, menatap pepohonan yang tumbuh menjulang tinggi di hadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aina terdiam duduk di balkon kamar miliknya saat ini, menatap pepohonan yang tumbuh menjulang tinggi di hadapannya. Aina menatap bosan ke depannya.

Sudah seminggu ia tinggal di sini bersama Xyan, dan sudah seminggu lebih pula ia tak di izin kan oleh Xyan untuk masuk ke sekolah. Selama beberapa hari ini Xyan selalu menjaga Aina dengan sangat baik.

Hal kecil apa saja yang akan Aina lakukan selalu di larang oleh Xyan, contohnya saat ia ingin membantu Bi Eti di dapur untuk memasak, Xyan datang memarahinya dengan lembut dan mengatakan ini untuk kebaikannya sendiri.

Xyan malah lebih sering sibuk di dapur dan membuatkan Aina makanan, dan Xyan sangat tidak memperbolehkan Aina untuk makan makanan di luar. Semua makanan yang Aina makan harus dari izin Xyan sebelum Aina menyentuh makanan itu.

Sering kali Aina merasa aneh dengan sikap Xyan padanya, namun Aina merasa takut untuk menanyakan semua yang ia ingin tanyakan pada Xyan.

Aina merasa rindu dengan ketiga sahabatnya, selama ia tinggal bersama Xyan, Aina sama sekali belum mengabari Rana atau pun yang lainnya tentang kabar dan keberadaannya, karena ponsel Aina masih berada di rumah Nira.

Aina sangat ingin mengabari Rana dan yang lainya, Aina takut keempat sahabatnya itu mengkhawatirkan keberadaannya yang menghilang selama seminggu. Aina ingin meminta bantuan Xyan namun Aina kembali merasa ragu pada cowok itu.

Aina merasa hawa dingin mulai terasa pada kulitnya, Aina menatap langit yang kini mulai gelap dan rintik hujan mulai turun. Aina berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pagar balkon, Aina mengulurkan tangannya ingin menggapai air hujan itu namun sebuah tangan lebih dulu menarik tangannya menjauh.

Aina menatap sosok yang berdiri tegap di sampingnya dengan seragam sekolah masih melekat di tubuh cowok itu, Xyan berdiri di samping Aina dengan menatap datar Aina.

"Masuk," ujar Xyan menarik tangan Aina dengan pelan dan membawa gadis itu masuk ke dalam kamar.

"Di luar hujan, dan kamu masih terdiam di sana?" Ujar Xyan menatap Aina yang kini duduk di kasur sambil menunduk.

"Maaf," hanya itu yang dapat Aina katakan.

Xyan mengusap wajahnya pelan, "Sudah makan?"

"Iya," jawab Aina masih dengan menunduk.

"Minum obat?" Tanya Xyan.

"Sudah."

Hal ini yang selalu membuat hati Aina tak tenang jika berada di dekat Xyan, Xyan selalu memperhatikan dirinya. Entah apa maksud cowok itu selalu memberi perhatian kepadanya.

Gefahrlich[Completed]Where stories live. Discover now