Gefahrlich ♟️ 36

64.1K 4.5K 156
                                    

Penuhin target kemarin susah ya?

Yaudah gakpapa, tetap up aja walau target belum tercapai, kasian jga yg selalu spam dan dm langsung.

Keempat inti Filos menatap cowok di hadapan mereka yang hanya bersikap santai saja seolah tak ada masalah yang pernah terjadi di antara mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keempat inti Filos menatap cowok di hadapan mereka yang hanya bersikap santai saja seolah tak ada masalah yang pernah terjadi di antara mereka. Sudah satu jam mereka masih menatap cowok itu yang asik bermain game.

Sedangkan seseorang yang mereka tatap hanya bersikap santai, dan tetap bermain game tanpa merasa terganggu sama sekali. Toh mereka tidak mengganggunya, hanya menatapnya dengan tatapan bingung dan tidak percaya, padahal ini sudah dua belas jam sejak mereka tau kebenarannya.

"Lo semua mau natap gue sampe kiamat?" Ujar cowok saat baterai ponselnya telah habis.

"Gue enggak percaya kalau lo itu adeknya Aina, muka lo berdua aja gak ada mirip-miripnya," komentar Raka.

"Sepupu kalau lo lupa," ujar Gatra mengingatkan.

"Ya tetep aja, pasti lo punya kemiripan sama Aina. Atau jangan-jangan lo cuman ngaku jadi sepupu Aina biar lo bisa deket sama Zoya," ujar Tian menyelidik.

"Gak ada sangkut pautnya, lagian Zoya juga udah mau di jodohin. Ngapain gue ngarep lagi," ujar Gatra sedikit malas membahas hal tersebut.

Tentu saja mereka semua tau kisah cinta keduanya, apalagi Xyan yang sangat posesif pada Zoya saat tau adiknya hampir menjalin asmara bersama Gatra.

"Bisa ajakan lo masih mau ngejer Zoya, apalagi gue masih inget lo datangin Xyan ke markas cuman buat minta izin sama Xyan biar lo bisa deket sama Zoya, tapi gak dapat restu," ujar Raka setengah meledek.

"Setelah jadi ketua lo langsung jadi sadboy ternyata," ujar Tian hampir meledakkan tawanya.

"Pintu keluar sebelah sana," ujar Gatra malas meladeni keempat sahabat Xyan itu di tambah lagi mereka malah meledeknya.

"Tunggu," Varez menahan lengan Gatra saat cowok itu telah berdiri dan berniat untuk pergi dari sana.

"Kenapa?" Tanya Gatra dengan malas.

Jujur saja, Gatra sangat tidak ingin bertemu dengan Varez. Setiap kali Gatra melihat Varez, cowok itu merasa sesak di dadanya. Dan sangat jelas ke tidak sukaan Gatra kepada Varez terlihat.

"Duduk, kita masih harus bicara dulu, lo enggak usah dengerin dua tuyul ini," ujar Khavi menunjuk Raka dan Tian.

"Kita cuman bicara sesuai dengan kenyataan," ujar Tian.

Gefahrlich[Completed]Where stories live. Discover now