Gefahrlich ♟️ 35

70K 4.9K 505
                                    

*****

Malam

Jangan lupa ninggalin jejak dulu♡

"Xyan, lo gak bisa ambil langkah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Xyan, lo gak bisa ambil langkah ini. Lo gak kasian sama Aina nanti kalau dia tau lo mau ninggalin dia," ujar Liam mendatangi Xyan yang berada di rooftof gedung sekolah.

Bukan hanya Liam, namun Raka, Varez, Tian dan juga Khavi mendatangi Xyan saat mendapat kabar bahwa Xyan akan ke Singapura besok.

Liam yang pertama kali mendapatkan kabar tersebut dari Zoya, saat tadi mengantar Zoya ke sekolah pagi ini. Liam ingin menanyakan hal ini langsung kepada Xyan, tapi Xyan tidak masuk jam pertama. Hingga di sinilah mereka sekarang.

"Lo beneran mau pergi besok?" Tanya Raka mengambil duduk di samping Xyan.

"Ya."

"Aina udah tau soal ini?"

"Semalam," jawab Xyan masih tetap setia memejamkan matanya.

"Lo bawa Aina juga kan ikut sama lo?" Tanya Liam.

"Ga."

"Aina gimana?" Kini Varez yang bertanya bingung menatap sahabatnya.

Selama mengenal Xyan, mereka semua tau bagaimana keposesifan Xyan terhadap Aina. Apalagi saat Xyan sendiri yang membawa Aina pergi dan membuat mereka semua kewalahan mencari Aina.

"Tetap di sini," jawab Xyan untuk pertanyaan Varez.

"Tetap di sini? Lo mau ninggalin Aina? Yang bener aja," ujar Liam terkejut dan sedikit protes.

Tentu saja, Aina kini sangat bergantung pada Xyan, apalagi keadaan Aina sekarang yang tidak memungkinkan Xyan untuk jauh dari Aina. Saat malam di mana Xyan pergi ke rumah orang tuanya untuk menyelesaikan masalah, Aina terbangun dan terus menyebut nama Xyan, Aina terus mencari Xyan sampai Xyan pulang karena Liam menelefonnya.

"Semuanya ada hubungannya sama Omah lo? Masalah lo belum kelar juga?" Tanya Khavi.

"Jangan bilang lo pergi itu semua ada hubungannya sama masalah lo itu? Lo di suruh pindah sama omah lo itu dan netap di sana? Lo beneran udah lepasin Aina?" Tanya Tian heboh.

"Pikiran lo terlalu kejauhan, mana mungkin Xyan mau ninggalin Aina. Tapi bisa aja sih," ujar Raka.

"Jangan gitu lah Xyan, ingat perjuangan lo buat sembunyiin Aina dari kita sampai kita semua kek orang gila nyari orang yang ternyata di culik sama pacarnya sendiri. Untung aja lo ketua kita," ujar Tian watadosnya.

"Mana salahin kita lagi, padahal dia yang salah udah nyulik Aina."

Xyan membuka matanya mendengar ucapan keduanya yang memang ada benarnya.

"Jagain Aina selama gue pergi," ujar Xyan memperbaiki posisi duduknya.

"Jadi lo beneran pergi? Berapa lama lo di sana?" Tanya Khavi.

Gefahrlich[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang