Gefahrlich ♟️ 16

94.5K 6K 125
                                    

***

Aina membuka matanya dengan perlahan, menyesuaikan cahaya yang memasuki retina matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aina membuka matanya dengan perlahan, menyesuaikan cahaya yang memasuki retina matanya. Aina mendudukkan dirinya saat sadar bahwa yang sekarang ia tempati bukanlah kamarnya.

Aina menatap sekeliling, tempat ini juga bukan kamar milik Xyan. Kamar ini adalah kamar yang sama di mana Aina pertama kali bangun saat pergi dari rumah sepupunya Nira.

Tapi bagaimana Aina bisa berada di sini? Aina memijit pangkal hidungnya. Ia baru mengingat, dirinya tertidur di mobil Xyan saat cowok itu datang memeluknya di mall. Tapi di mana cowok itu berada sekarang?

"Xyan," panggil Aina berharap Xyan mendengarnya.

Beberapa menit tidak mendapat jawaban, Aina turun dari kasur. Aina melirik jam yang ada di dinding kamar, telah pukul tujuh malam. Itu artinya Aina telah tertidur cukup lama.

Aina membuka pintu kamar dengan pelan, samar-samar ia mendengar suara dari lantai bawah. Aina sedikit ragu untuk turun ke bawah, karena suara yang ia dengar ialah suara laki-laki. Tapi Aina juga ingin bertemu dengan Xyan.

Aina menutup kembali pintu kamar merasa ragu dengan keputusannya.

"Turun enggak ya?" Aina berpikir sejenak.

"Xyan pasti ada di bawah," ucap Aina meyakinkan dirinya.

Aina kembali membuka pintu dan menutupnya dengan pelan. Dengan langkah yang pasti, Aina melangkahkan kakinya menuju lantai bawah.

Suara yang tadinya samar-samar ia dengar kini terdengar sangat jelas. Aina menuruni tangga dengan hati-hati dengan matanya terus menatap beberapa orang yang dapat dengan jelas ia lihat.

Beberapa cowok di ruang tengah itu sedang berkerumun entah apa yang mereka lihat. Aina terus mencari sosok yang telah membawanya ke sini.

Hingga tanpa sadar Aina menyenggol sebuah guci yang berada di dekat tangga dan menimbulkan bunyi yang cukup keras.

Pyar

Semuanya berbalik saat mendengar suara benda jatuh. Menatap Aina yang terdiam kaku di tempatnya dengan menundukkan wajahnya.

"DIAM WOI, BERISIK BANGET." Kesal Tian saat konsentrasinya terganggu dengan suara benda jatuh.

"Aina? Ngapain lo di sini?" Ucap Raka tanpa sadar sedikit meninggikan suaranya.

"Raka, lo buat Aina takut," tegur Khavi.

Khavi dapat dengan jelas merasakan tubuh Aina bergemetar saat mendengar pecahan tadi di tambah lagi Tian dan Raka yang meninggikan suaranya dan ya lagi-lagi trauma Aina kembali mengusai dirinya.

Gefahrlich[Completed]Where stories live. Discover now