Gefahrlich ♟️ 39

54.9K 3.8K 2K
                                    

***

Nungguin ya?

Nungguin ya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Singapura

"Selamat pagi Xyan," sapa Sofia memasuki ruang kerja Xyan tanpa mengetuk pintu.

Xyan hanya melirik sekilas dan kembali fokus pada kerjaannya, sudah biasa seperti ini. Xyan juga telah bosan mengusir Sofia tapi perempuan itu selalu masuk dan mengancam Xyan.

"Aku membawakanmu makan siang, dan kita akan makan siang bersama nanti," ujar Sofia menenteng paper bag.

"Hm."

Sofia tidak melunturkan senyumannya. "Kamu tau, aku menjadi sekretarismu mulai saat ini. Itu artinya kita akan lebih sering bertemu dan akan semakin dekat."

"Gue gak butuh sekretaris," ujar Xyan tanpa menatap Sofia.

"Kamu butuh Xyan, Sofia yang akan menjadi sekretarismu. Itu juga bisa menjadi kesempatan untuk kalian saling dekat sebelum pernikahan kalian bukan?" Ujar Omah Yani - Omahnya Xyan.

Omah Yani mendekat ke atar Sofia, merangkul Sofia dengan begitu penuh kasih sayang.

"Xyan tidak ingin bahas itu," ujar Xyan malas.

"Ini penting Xyan, pernikahan kalian dua bulan lagi. Omah mau kalian lebih dekat, dan jauhi perempuan yang kamu bilang kekasihmu itu," ujar Omah Yani.

"Xyan, kamu tidak berniat untuk masih menyimpan perempuan itu setelah menikah kan?" Ujar Sofia dengan raut sedih.

"Xyan, putuskan perempuan itu. Lihat, Sofia menangis karena dia. Buka mata kamu dan lihat Sofia baik-baik, hanya dia yang cocok untuk kamu, bukan perempuan itu," ujar Omah Yani mengelus pundak Sofia.

"Omah, aku tidak ingin ada perempuan lain di hati Xyan selain aku," rengek Sofia kepada Omah Yani.

"Tenanglah, sayang. Xyan tidak akan mencintai perempuan lain selain kamu. Perempuan itu hanya pelampiasan sementara Xyan saat kamu pergi. Sekarang kamu telah datang, tidak ada alasan lagi untuk Xyan mempertahankannya," ujar Omah Yani membujuk Sofia agar tidak menangis.

"Tapi Xyan masih ada hubungan dengan perempuan itu Omah," ujar Sofia memegang lengan Omah Yani dengan kedua tangannya.

"Xyan, jangan membuat calon istrimu menangis hanya karena perempuan lain, putuskan dia segera," ujar Omah Yani.

"Ya," jawab Xyan.

"Lihat kan, Xyan hanya akan mencintaimu. Kembali lah bekerja, Omah akan jalan-jalan dulu," ujar Omah Yani mengelus pipi Sofia lalu keluar dari ruangan cucunya, meninggalkan keduanya.

Sofia mengikuti Xyan yang beranjak dari duduknya sambil mengangkat telfon dari seseorang. Setelah sambungan telefon terputus, Sofia mendekat ke arah Xyan, menggandeng lengan Xyan dengan mesra.

"Ayo duduk, aku ingin bicara denganmu," ujar Sofia dengan lembut.

Xyan menurutinya, mengambil duduk do sofa yang berada di ruangannya. Sofia memegang kedua tangan Xyan menatap dalam mata cowok itu.

Gefahrlich[Completed]Where stories live. Discover now