Gefahrlich ♟️ 46

66.9K 4.2K 485
                                    

****

"Baik, cukup untuk hari ini, tugas yang kemarin kumpulkan di meja bapak segera," ujar seorang guru setelah jam mengajarnya telah selesai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Baik, cukup untuk hari ini, tugas yang kemarin kumpulkan di meja bapak segera," ujar seorang guru setelah jam mengajarnya telah selesai.

"Gaskeun ke kantin," heboh Tian setelah guru keluar.

"Kantin mulu kerjaan lo, mana siniin tugas yang kemarin, jangan bilang lo gak ngerjain?" Selidik Liam menyipitkan matanya.

"Gue udah mau rajin sekarang, nih tugas gue. Udah gue kerjain tanpa ada bantuan dari lo semua," ujar Tian meletakkan bukunya di atas tumpukan buku yang Liam bawa.

"Tumben, gue mau liat," Raka mengambil buku Tian dan memeriksanya.

Betul saja, Tian telah mengerjakan semua tugasnya, Raka menatap Tian ragu, sekian lama ia mengenal Tian, sahabatnya yang satu ini dapat terbilang manusia yang malas mengerjakan tugas sekolah.

"Nyontek dimana lo?"

"Sama ayang gue lah, ya kan sayang?" Tian mengedipkan satu matanya kepada Audi.

"Halah, baru juga gitu, paling cuman bertahan beberapa hari, lo balik lagi jadi malas," ujar Raka menyimpan buku Tian kembali.

"Gak akan, gue mau berubah jadi malaikat," ujar Tian menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Lo makin hari makin aneh, abis makan apan lo," ujar Raka bergidik ngeri.

"Makan cinta," ujar Tian ceria.

"Makin gak waras," celetuh Varez yang sejak tadi hanya memperhatikan mereka.

"Manusia sariawan tidak di perkenankan untuk berbicara," ujar Tian.

"Lo gak waras sejak jadian sama Audi, makin gila," ujar Khavi.

"Lo mana tau rasanya, gue udah berjuang sekian abad untuk dapatin dia. Sekalinya dapat harus jadi bucin," ujar Tian sedikit dramatis.

"Audi, putusin Tian," teriak Liam tiba-tiba.

"Lo kalau mau jomblo, gak usah ngajakin gue," kesal Tian melemparkan Liam dengan pulpen.

"Lo semua mau pada berantem atau mau ke kantin?" Tanya Linka mendekat ke arah mereka.

"Makan lah," jawab Raka merangkul Linka keluar dari kelas bersama yang lainnya meninggalkan Liam yang menatap tak percaya kepada mereka yang tega meninggalkannya.

"Di, kamu duluan aja, aku bantuin anak badak dulu, kasian gak ada yang bantuin," ujar Tian melihat Liam yang kesusahan.

Audi tersenyum menganggukkan kepalanya, Tian mendekat ke arah Liam yang menyusun buku paket di atas meja guru.

"Mau gue bantuin gak?" Tawar Tian duduk di kursi guru.

"Kalau gak niat, gak usah," ketus Liam.

"Sensian amat lo, karena hari ini gue lagi baik hati seperti malaikat, maka--"

Gefahrlich[Completed]Where stories live. Discover now