"Janji. InsyaAllah. Ma ismuki?"

"Ismi Alzena."

Tidak sia-sia Alzena belajar di madrasah karena setidaknya ilmu bahasa arabnya ada yang melekat pada otak.

Sedangkan Laki-laki itu bernama Azizan Arsala Sidik.

***

*Flashback 14 April 2018

Azizan yang memiliki tubuh tegap melangkahkan kakinya keluar dari masjid setelah selesai menunaikan sholat dhuha. Laki-laki yang berparas rupawan, tubuh yang ideal dan memiliki mata yang indah. Putra pemilik pesantren terkenal di pesantren Al-Muttaqin daerah Bandung. Azizan itu cowok terdingin terhadap yang bukan mahramnya. Azizan tumbuh menjadi lelaki yang berpikiran dewasa.

Kali ini Azizan sedang mampir ke tempat lain. Tempat di mana guru yang ingin sekali ia temui sedang berada di kotanya.

"Buya," sapa Azizan saat bertemu dengan pemilik pesantren. Mereka bersalaman sambil mengucapkan salam.

"Antum jadi kuliah ke luar negeri?" tanya Abdurrahman Ghaffar⎯ seorang pemilik pesantren sekaligus ulama yang sedang Azizan kunjungi. Mereka sangat dekat layaknya seperti anak dan ayah kandung.

Azizan tersenyum. "Belum jadi Buya, Ana ngambil di luar kota dulu. Paling nanti s2 aja sekarang mau yang di Surabaya."

"MasyaAllah do'a terbaik buat antum, Nak," balas Kyai Abdurrahman merasa takjub.

"Kalau soal calon udah ada belum?" lanjutnya bercanda.

Azizan ikut terkekeh ringan. "Udah. Tapi, belum tau perasaan dia, minta do'anya, Buya."

"Alhamdulillah. Pasti mau dia sama antum insyaAllah. Rencana ngelamarnya kapan?" tanya Abdurahman saat mereka saling menatap satu sama lain.

Nampaknya Azizan grogi. "Secepatnya, Buya."

"Buya tau antum masih muda tapi enggak ada yang namanya nikah muda atau nikah tua. Yang ada itu nikah ketika sudah benar-benar siap. Siap secara mental, fisik, agama. Tanggung jawab ketika sudah menjadi suami itu besar. Jadi hisab di akhirat nanti," jelas Abdurahman dengan bijaksana.

"Iya Buya. Ana benar-benar takut sama Allah. Banyak pernikahan yang gagal jadi muhasabah untuk diri sendiri agar tidak terjadi pada keluarga nantinya," timpal Azizan seraya mendengarkan nasihat Abdurahman dengan penuh perhatian. Sungguh bijaksana untuk mempertimbangkan keputusan besar ini dengan sungguh-sungguh dan tidak tergesa-gesa.

"Jazakallah khairan katsiran, Buya. Atas nasehatnya," ucap Azizan yang masih duduk di sofa bersama Abdurrahman.

*Jazakallah khairan katsiran artinya semoga Allah membalas dengan kebaikan yang banyak untuk laki-laki.

***

Di kampus, mahasiswa yang berjajar rapi di depan ruang kuliah menunggu sambil berbincang-bincang. Beberapa mahasiswa yang terburu-buru melintas dengan buku-buku tebal di tangan, sedangkan yang lain duduk santai di bangku, sambil menikmati secangkir kopi atau berbincang dengan teman-temannya.

Gadis yang memiliki mata lentik itu menatap ke arah jam yang menunjukkan waktu sudah terlambat. Dia adalah Alzena Nisaka Maryam. Gadis ceroboh yang sering telat masuk kampus. Wajahnya cantik dan memiliki rambut yang indah tertutup oleh jilbab.

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now