Part 56

1.6K 134 8
                                    

Yang Aini lakukan seharian sampai sekarang hari sudah malam hanya duduk di depan ruangan mamanya sambil melamun dengan tatapan kosong. Kiara sudah berusaha membujuknya untuk makan dari tadi tapi Aini hanya menolak dan mengatakan bahwa dia ingin disana untuk menunggui mamanya bangun. Kiara hanya bisa pasrah mendengar ucapan Aini, ia juga tidak bisa memaksa untuk Aini makan, Kiara juga tadi sempat mencari keberadaan bundanya siapa tau dengan Siren yang menyuruhnya Aini akan menurut tetapi kata suster bundanya sangat sibuk hari ini karena ia punya beberapa jadwal operasi.

"Lo gak laper Ni? Lo gak makan apa-apa Lo dari tadi pagi" ucap Kiara lagi yang hanya dibalas gelengan oleh Aini.

"Seenggaknya Lo punya tenaga buat jagain mama Lo, kalau gak makan terus sakit Lo gak akan bisa jagain dia, yang ada Lo malah nambah pikiran orang-orang!" Ucap Kiara jengah, Aini kini beralih menatapnya setelah mendengarnya mengatakan itu.

"Gue nyuruh Lo makan bukan karena gue perduli tapi gue gak mau makin repot aja karena Lo" ucap Kiara kemudian membuang wajahnya tidak mau menatap Aini, dia sebenarnya perduli kepada Aini hanya saja dia tidak mau mengatakannya, setelah melihat apa yang terjadi pada Aini hari ini Kiara jadi sadar bahwa hidup gadis itu juga tidak mudah, bahkan mungkin mereka berdua memiliki beban hidup yang sama maka dari itu ia menjadi perduli kepada Aini, tapi karena gengsinya yang terlalu besar sehingga ia tidak mau mengakui bahwa ia perduli.

"Lo udah makan?" Tanya Aini akhirnya membuat Kiara kembali menatapnya.

"Ya enggak lah! Lo gak liat gue dari tadi disini nemenin Lo!" Ucap Kiara agak nyolot, bahkan dia sedari tadi juga tidak makan karena menunggui Aini, setelah Kris pergi hanya ada mereka berdua disana dan Kiara memutuskan untuk tidak meninggalkan Aini sendiri.

"Yaudah ayo makan" ucap Aini kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan Kiara.

"Ehh! Tunggu Woi! Lo bener-bener gak ada terimakasihnya ya sama gue!"

Kiara berjalan cepat untuk menyusul Aini, mereka berjalan menuju kantin rumah sakit untuk makan disana. Sesampainya di kantin mereka duduk di meja paling pojok, Kiara sedang memesan makanan sekarang dan Aini hanya duduk sambil menunggu Kiara dan makanan mereka datang.

"Nih makan"

Aini membulatkan matanya melihat Kiara yang datang dengan nampan yang berisikan beberapa makanan di atasnya, Aini hanya mengambil sepiring nasi goreng pesanannya sedangkan selebihnya adalah milik Kiara.

"Lo yakin mau ngabisin itu?" Tanya Aini melihat makan yang ada di depan Kiara.

"Yakin lah, kalau gak yakin ngapain gue beli" jawab Kiara kemudian mulai memakan makanannya dengan lahap.

"Emang Lo bawa uang buat bayar ini?" Pertanyaan tiba-tiba Aini itu membuat perhatian Kiara kembali kepadanya.

Kiara memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Aini itu, yang dia inginkan sekarang hanyalah makan dengan tenang dan menghabiskan makanannya karena dia sudah sangat lapar tapi kenapa Aini seolah tidak membiarkan keinginan sederhana Kiara itu terwujud.

"Enggak"

Sekali lagi Aini membulatkan matanya mendengar ucapan Kiara, lali bagaimana mereka membayar semua itu jika Kiara tidak membawa uang? Pasalnya Aini juga tidak membawa sepeserpun uang karena saking paniknya tadi dia langsung pergi begitu saja tanpa membawa apa-apa.

"Terus gimana cara kita bayarnya?"

"Lo tenang aja" Kiara tersenyum miring seolah senyumannya itu penuh makna, melihat itu Aini menatap Kiara curiga.

"Jangan bilang Lo ngutang?!" Tuduh Aini yang hampir membuat Kiara tersedak.

"Kok Lo tau!"

"Lo beneran ngutang Kia! Ya ampun kok Lo ngutang sih?! Kita kan gak kenal sama penjualnya dan Lo berani-beraninya-"

Agraini || After Daimmer Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora