Part 8

2K 113 3
                                    

"Marvel"

"Aini"

Aini menatap Marvel begitupun sebaliknya, di dalam tatapan mereka menyiratkan sesuatu yang berbeda. Aini segera memutuskan tatapannya saat Kean memanggilnya.

"Kak, Lo gak akan kasih tau papa kan tentang kejadian hari ini?" Tanya Kean takut-takut Aini akan melaporkan kejadian tadi kepada papanya.

"Kenapa? Takut Lo?"

Mendengar ucapan Aini raut wajah Kean berubah memelas.

"Kak pleasee jangan kasih tau papa ya? Nanti gue disuruh balik ke sana, kalau gue balik siapa yang jagain Lo?" Aini menatap Kean remeh saat mendengar ucapan cowok itu.

"Lo ngejagain gue? Nggak kebalik? Sekarang gue tanya, tadi siapa yang nyelamatin Lo waktu di kantor polisi? Gue bahkan rela jadi penanggung jawab semua temen-temen Lo ini asal Lo tau"

"Huhh itukan emang tugas Lo sebagai kakak gue, dan maksud ngejagain yang gue maksud bukan yang kayak gitu" ucap Kean, ia cukup kesal mendengar ucapan Aini sebenarnya. Aini terdiam mendengar ucapan Kean, anak itu benar-benar selalu bisa menjawabnya.

"Udah cepet minum minuman lo abis itu kita pulang" Kean hanya mengangguk mendengar ucapan Aini.

"Jadi kalian rencana mau sekolah dimana?" Tanya Aras kepada Aini dan Kean.

"Gak tau bang, papa bilang sih dia udah daftarin kita di SMA terkenal di disini tapi gue lupa namanya apa" jawab Kean sesekali menyedot minumannya.

Aini tidak memperdulikan percakapan mereka, gadis itu hanya fokus pada ponselnya dan sesekali meminum minumannya. Marvel sedari tadi tidak pernah lepas memandangi Aini, dia penasaran dengan gadis itu, dan hal yang paling membuatnya tertarik adalah nama gadis itu, Aini, nama itu adalah nama yang sensitif bagi Marvel, setelah sekian lama ia kembali mendengar nama itu, nama yang sangat berpengaruh di dalam hidupnya.

"Huuaaapp, Kean gue udah ngantuk nih, pulang yuk?" Ucap Nizar setelah menguap, mereka memang sudah cukup lama di cafe itu dan sekarang juga sudah jam tidur Nizar. Kean mengangguk kemudian beralih menatap Aini.

"Kak pulang yuk"

"Hmm"

Aini berdiri dari duduknya dan hendak berjalan ke kasir untuk membayar pesanannya tetapi sebuah suara di belakangnya menghentikannya.

"Biar gue aja yang bayar"

Aini menoleh dan melihat ternyata Marvel lah yang bersuara, ia menatap cowok itu bingung. "Lo ngomong sama gue?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Hmm"

"Gak perlu, gue masih punya uang buat bayar" Aini sudah akan berbalik lagi tetapi suara Marvel kembali menghentikannya.

"Anggap aja ini sebagai balas budi gue karena Lo udah nolongin gue sama yang lain tadi"

"Gue gak ngerasa nolongin kalian, gue cuman ngeluarin adik gue dari sana dan karena terpaksa akhirnya kalian ikut gue keluarin juga" ucap Aini setelah itu benar-benar pergi dari sana.

"Sorry ya bang, kakak gue emang gitu, jangan diambil hati ya?" Ucap Kean tidak enak kepada Marvel.

"Kean ayo!"

Mendengar suara Aini yang memanggilnya Kean akhirnya mengangguk kemudian menyusul Aini setelah berpamitan kepada teman-temannya. Nizar ikut pulang bersama Kean dan Aini sedang Marvel dan teman-temannya kembali duduk disana.

"Gila kakaknya Kean tipe gue banget! Udah cantik, cuek-cuek gemesin, cool, dan yang paling penting gak menye-menye kayak kebanyakan cewek" ucap Varo dengan nada girang.

Agraini || After Daimmer Where stories live. Discover now