"No matter how far you go, I make sure you always come back to me"
~Arlevan Georginio
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Menceritakan seorang gadis dengan sifat bar-barnya yang dipertemukan oleh seorang ketua OSIS yang menjabat di sekolah barunya. Bagaimanakah bi...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
- - - - - -
"Shenna." Panggil seseorang dari belakang.
Langkah gadis itu terhenti, ia sontak menoleh ketika namanya di panggil.
"Kenapa Za?"
Reza berdiri tepat di depan Shenna sambil nafas ngos-ngosan, ia tadi berlari menyusul Shenna yang sudah keluar dari kelas. Lelaki itu menegakkan badannya, lalu tersenyum menatap gadis yang selama ini membuat hatinya menghangatkan ketika bersamanya.
"Mau ke kantin?" Tanya lelaki itu dan diangguki oleh Shenna.
"Freeya kenapa ga sama Lo?"
"Dia lagi nyatet tadi, jadi gue duluan nanti dia nyusul. Emang kenapa Za?"
"Barengan ya ke kantin nya." Shenna mengangguk.
Kemudian mereka berdua berjalan bersama menuju ke kantin SMA Trisakti yang terkenal akan kebersihannya. Inilah yang Shenna sukai dari sekolah ini, memiliki kantin yang super bersih dan terjaga. Tidak seperti di sekolah yang ia tempati sebelumnya. Kini keadaan kantin seperti biasa sudah ramai jika memasuki jam istirahat.
"Bangku di belakang masih kosong Shen, kesana aja ya." Shenna mengangguk menyetujui ajakan lelaki itu.
Shenna dan Reza mendudukkan badannya di bangku. Tiba-tiba Freeya datang dengan bibir mengerucut. Ada apa dengan gadis itu?
"Kenapa Lo?" Tanya Shenna
"Tadi gue ketemu sama Bu Martha."
"Terus?"
"Gue harus ulang ujian harian matematika besok. Ck males banget, ntar ajarin gue ya Shena, please?"
Shenna mendecih pelan, beginilah sahabatnya. Jika ada maunya pasti langsung berbicara lemah lembut dengan menampilkan muka tak berdosanya agar dikasihani.
"Iya-iya ntar pulang sekolah." Freeya mengecup pipi sahabatnya itu karena senang.
"Dih lesbi lo ya?" Sentak Shenna.
"Mata Lo lesbi, gue masih suka batang ya."
Reza terkekeh melihat tingkah kedua temannya ini.
"Nanti kalian mau belajar bareng? Gue boleh ikutan?"
Freeya mengangguk, "Boleh, ikut aja. Lo kan juga pinter matematika, bisa lah ajarin gue sekalian."
