Arlevan Shenna[5]

16.6K 354 2
                                    

--------

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

-
-
-
-
-
-
-
-

Sedari tadi lelaki dengan seragam lengkap yang masih melekat di tubuhnya itu mondar mandir tak jelas di depan rumah sang kekasih. Tiba-tiba dadanya berdetak kencang, tak biasanya dia seperti ini? Apa nerveus karena bertemu calon mertuanya?

Karena tak ingin membuang-buang waktu terlalu lama, akhirnya lelaki itu memutuskan untuk memencet bel yang berada di samping pintu utama berwarna putih itu.

Ting tong

Tak lama kemudian munculah seorang wanita paruh baya dengan daster batik yang melekat di tubuhnya, lelaki itu mengira wanita yang ada didepannya adalah asisten rumah tangga rumah ini.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita paruh baya itu

"Saya temennya Bima. Apa Bima di rumah?"

"Oh temennya mas Bima? Silahkan masuk saya panggilkan dulu mas Bima nya ya."

Lelaki itu menganggukkan kepalanya, dan mengikuti wanita paruh baya itu memasuki rumah tersebut.

Pandangannya mulai menyusuri isi dalam rumah yang tertata rapi dengan barang-barang seperti vas bunga, Gucci besar, sofa, dan lain sebagainya.

"Tumben? Ngapain Lo?" Tiba-tiba seseorang datang dari lantai dua dan menghampiri Arlevan yang tengah melamun.

"Gapapa." Satu kata yang keluar dari mulut Arlevan seketika membuat Bima bingung. Aneh

"Adek Lo?" Lanjut Arlevan

Bima semakin tidak paham dengan maksud dari perkataan temannya ini, "Hah? Kenapa adek gue?"

"Mana?"

Bima berdecak kesal, sesusah itukah mengatakan lebih lengkap lagi jangan hanya satu dua kata. Tekanan batin jika mengobrol dengan temannya ini, harus menyiapkan kesabaran setipis benang.

"Dia belum pulang, main kali sama temennya."

Main? Kenapa ia tak tau? Ah ia baru ingat jika nomornya di blokir. Arlevan menghela nafasnya, mendingan ia menunggu kedatangan gadis itu dan memberikan penjelasan. Ia tak mau jika masalah ini berlarut-larut adanya.

"Lo kesini niatnya mau nyari adek gue Ar? Bilang dong. Yauda tungguin aja, bentar lagi dia juga pulang. Duduk gih, gue ambilin minum dulu."

Arlevan mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju sofa berwarna abu-abu soft itu. Mulai membuka ponselnya dan menatap layar yang menampilkan room chatnya dengan si wakil osis, Anggi.

The Universe's Plan || Teenage Romance Où les histoires vivent. Découvrez maintenant