Arlevan Shenna [7]

13.3K 291 1
                                    

-------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-
-
-
-
-
-
-

Shenna mendudukkan badannya di samping Arlevan, ia menoleh menatap sang kekasih dengan tatapan khawatir. Mata Arlevan sangat tajam menghafal ke depan tanpa menoleh sedikitpun ketika Shenna tiba disampingnya. Suasana berbuah menjadi hening, tidak ada satupun yang ingin memulai percakapan. Arlevan yang tengah melamun menatap ke arah pohon dengan mata menajam, sedangkan Shenna yang tetap dilanda kegusaran tidak tenang.

Dengan sekali tarikan nafas, Shenna membuka pembicaraan.

"Kenapa kak Ar nyuruh Shenna di taman belakang?"

Arlevan menghela nafasnya, lalu memiringkan badannya menatap sang empu, "kenapa hpnya mati?"

"Maaf tadi Shenna ngga nyalin data kak, sampe kelupaan waktu istirahat."

"Kelupaan waktu istirahat atau karena keasikan ngobrol sama cowo lain?" Kalimat yang dilontarkan Arlevan sontak membuat Shenna mengernyitkan dahinya bingung. Gadis itu mulai mengingat apa yang ia lakukan setelah istirahat tadi. Ah, ia baru mengingatnya. Ketika awal istirahat tadi ia mengobrol dengan Reza di bawah tangga.

"Maksud kakak ngobrol sama Reza?" Shenna terkekeh pelan

"Kakak cemburu? Iya?"

Bibir Arlevan langsung mengatup rapat, apakah benar dirinya tengah di Landa cemburu? Tidak. Tidak mungkin

"Lupain."

Shenna tersenyum mendengar jawaban Arlevan, ia tau jika pacarnya ini tengah menahan cemburunya tetapi gengsi untuk mengakuinya.

"Reza temen sekelas aku kok kak, tadi aku sama dia cuma ngobrol sedikit." Jelas Shenna

"Tetep aja, posis kalian sangat dekat. Kakak ga suka itu " Jawaban dari Arlevan membuat Shenna mati-matian menahan senyumnya.

"Iya-iya, maafin Shenna ya udah buat kakak cemburu kaya gini."

"Kakak ga cemburu, inget itu." Sentak Arlevan dengan memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Cih malu-malu bunglon." Shenna mendecih mendengar jawaban Arlevan yang tak mau jujur. Padahal mah Shenna senang-senang aja melihat Arlevan yang peduli padanya.

****

Sepulang sekolah, Arlevan langsung berjalan menuju ke lapangan basket, sebelumnya ia sudah menyempatkan diri untuk berganti pakaian mengingat hari ini diadakan ekstra basket. Lapangan terlihat sudah ramai di isi oleh para murid yang mengikuti ekstra tersebut. Pak Jono, selaku coach basket pun tersenyum melihat kedatangan Arlevan.

"Akhirnya kamu kembali bergabung juga Ar."

Arlevan hanya menganggapinya dengan senyuman tipis lalu menjabat tangan Pak Jono dengan sopan. Pak Jono menepuk-nepuk punggung Arlevan.

The Universe's Plan || Teenage Romance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang