Bagian 28

1.5K 77 15
                                    


Lila membuka kelopak mata nya merasakan ada yang aneh dari pandangan nya saat ini. Ia merasa familiar pada tempat ini, tapi bukan kah tadi dia tidur di Rayon Astrid?

Masih dalam kebingungan Lila menoleh samping kiri ada seseorang tidur sambil melingkar kan tangan nya di perut Lila. Reflek Lila membulatkan meneliti seluruh ruangan yang ada, yaa ini adalah kamar nya dengan Khafi. Berati orang ini adalah suaminya.

Biasanya ketika tidur mereka hanya tidur biasa dan memeluk pun Lila dulu yang memulai, tapi sekarang Lila seakan bisa merasakan tangan kekar itu memeluk erat tubuh nya.

Seketika kejadian tadi terlintas dalam fikiran nya, dia masih merasa kesal kepada Khafi. Buru-buru Lila menghempaskan tangan suaminya dari atas perut nya sekarang.

"Ada apa? " Tanya Khafi terkejut.

"Ko Lila bisa ada disini? " Tanya Lila.

"Tadi-- "

Flasback on...

Begitu selesai melaksanakan shalat dhuhur, Khafi sudah merasa tidak tahan lagi. Ia begitu mengkhawatirkan isterinya, kini di fikiran Khafi hanya satu yakni bersama sahabatnya, Astrid.

Dengan langkah cepat Khafi memasuki asrama santri putri. Banyak pasang mata yang mencuri pandang kepada nya, tapi Khafi memilih untuk mengabaikan hal itu.

Begitu sampai di depan Rayon milik Astrid, Khafi memilih untuk mengetuk pintu terlebih dahulu, karena bagaimanapun juga Khafi tidak bisa sembarangan, terlebih saat ini berada di asrama santriwati.

"Assalamu'alaikum." Salam Khafi.

Astrid yang kebetulan saat itu hendak membuka hijab langsung ia urung kan. Astrid paham kedatangan Gus nya itu pasti ingin mencari tu anak yang sedang asik tidur di kasur nya.

"Waalaikumsalam Gus. " Jawab Astrid berjalan keluar Rayon.

"Ada apa yaa Gus? " Tanya Astrid begitu sampai di hadapan Khafi.

"Begini.. Saya hanya ingin bertanya. Apakah isteri saya saat ini sedang bersama mu? " Tanya Khafi langsung.

"Ouh iyaa Gus. Ada di dalam, tadi niatnya cuma main tapi malah ketiduran. " Jawab Astrid jujur.

"Boleh saya masuk ke dalam? " Tanya Khafi.

"Boleh Gus.. Kalau begitu saya tinggal Gus, karena di dalam tidak ada siapa-siapa. Begitu sudah selesai saya minta tolong untuk menutup pintu kembali. "

"Baiklah. Terima kasih karena sudah menjaga isteri saya. "

"Sama-sama Gus. Kalau begitu saya pamit. Assalamu'alaikum. "

"Waalaikumsalam. "

Begitu Astrid pergi. Khafi segera masuk ke dalam mendapati isteri kecilnya tengah meringkuk di salah satu kasur yang ada disana. Buru-buru Khafi mendekati Lila lalu duduk di pinggir kasur.

"Bisa nya bikin cemas saja. Maaf untuk hari ini, Zaujati. " Gumam Khafi mengelus puncak kepala Lila.

Khafi menyelipkan tangan di bawah kepala dan kaki Lila, lalu mengangkat gadis itu menuju Ndalem. Tak sedikit santriwati yang menatap mereka langsung baper tapi ada juga yang merasa cemburu kepada Lila.

Flashback off..

"Ohh... " Hanya itu yang keluar dari mulut Lila.

"Kenapa? "

"Ngga papa. Guss. " Jawab Lila langsung bangun dari tidur nya.

"Ko Gus? " Tanya Khafi kini merubah posisi nya menjadi duduk di ranjang.

Bahtera Cinta Gus KhafiDär berättelser lever. Upptäck nu