Bagian 26

1.5K 64 13
                                    


Lila belum bisa memejamkan mata. Fikiran nya masih menerawang tentang cerita Universitas milik keluarga Abi mertuanya. Lila melirik ke samping kanan tepat ada guling di depan nya. Aduhh bukan itu.

Lila langsung menurunkan guling itu dari pandangan nya, baru lah terlihat sosok Khafi yang tengah tidur terlentang. Malam ini akhirnya Lila memilih tidur dengan tidak menggunakan hijab karena menurutnya kepanasan juga jika harus tidur menggunakan hijab.

"Abang. " Panggil Lila lirih.

Tidak sahutan sama sekali dari dari lawan bicaranya, tapi malah Lila mendengar dengkuran halus dari Khafi.

"Abaaangg! " Panggil Lila lagi tapi disertai guncangan pelan di lengan Khafi.

Khafi yang mulai terusik sedikit membuka mata memiringkan badan menghadap Lila.

"Ada apa? " Tanya Khafi sedikit serak karena memang dia tadi sudah tertidur.

"Temenin Lila. Lila ngga bisa tidur. "

"Kenapa ngga bisa tidur? Ini sudah malam Lila, esok saya harus bangun pagi untuk mengisi imam shalat shubuh dan juga kajian pagi. Sudah ayo kembali tidur! " Jawab Khafi.

"Yaudah kalo ga mau! " Ketus Lila langsung membalikan badan membelakangi Khafi.

"Iyaa mau.. Sekarang bicara lah? " Tanya Khafi kini merubah posisi nya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang. Satu tangan Khafi terulur memegang pundak Lila pelan lalu membalikan tubuh Lila menjadi terlentang.

Walau tubuh nya sangat lelah saat ini tapi harus tetap Khafi paksa untuk terjaga, agar isteri kecilnya ini tidak marah.

"Ngambek nya besok aja, sekarang udah malam. " Tegur Khafi.

"Huuuhhh."

"Tadi kenapa ngga bisa tidur? " Tanya Khafi menunduk menatap wajah Lila.

"Lila lagi kefikiran sesuatu, tadi siang kan Lila ke dapur utama Pesantren kebetulan ada salah satu Mba Abdi Ndalem dan disitu kami sedikit cerita-cerita sampai kata Mba Abdi Ndalem kalau Abi punya cabang Universitas di Indonesia yang berpusat di Arab, apa benar? " Tanya Lila mulai menceritakan apa yang terjadi tadi siang.

"Benar. Keluarga Abi memang mempunyai Universitas. "

"Ko Abang Gus ngga bilang ke Lila. " Protes Lila tak terima.

"Kamu juga tidak bertanya latar belakang keluarga saya, lagi pula jika saya cerita pun apa kamu mau mendengarkan nya? " Jelas Khafi membuat Lila terdiam. Tapi memang benar, selama ini Lila sama sekali tidak pernah mempertanyakan latar belakang keluarga Khafi.

"Tapi sekarang Lila lagi kepo. Terus gimana ceritanya? "

"Jadi keluarga besar Abi semuanya adalah pembisnis tapi kakek saya lebih memilih untuk membangun sebuah Universitas Islam, dan Alhamdulillah berkembang sampai sekarang hingga bisa membangun cabang di beberapa negera salah satu disini, yaa walau tidak banyak. Sedangkan pesantren ini sebenarnya bukan milik Abi melainkan milik keluarga Umi, tapi karena Umi anak tunggal jadi otomatis Abi lah yang menjalankannya sekarang. " Jelas Khafi.

"Oooo.. Itu cabang nya Negara mana aja? "

"Indonesia, Brunai, Pakistan, Yaman, Mesir, Turky, sama Arab, udah itu saja. " Jawab Khafi.

"Udah kata Abang? "

"La terus? "

"Itu banyak banget ya Allah. " Ucap Lila tak percaya.

"Alhamdulillah. "

"Terus yang ngurus di Negara-negara itu? "

"Alhamdulillah Abi tujuh bersaudara, jadi masing-masing dari Abang atau adik Abi memegang di masing-masing Negara. "

Bahtera Cinta Gus KhafiWhere stories live. Discover now