Bagian 21

1.4K 61 5
                                    


Sesuai perjanjian mereka berdua kemarin, Lila sudah siap sejak selepas dhuhur tadi. Dirinya hanya perlu menunggu kedatangan Khafi dari Masjid. Bahkan Lila sampai dibuat penasaran, kemana Khafi akan membawanya.

"Assalammualaikum. " Ucap Khafi begitu masuk ke dalam kamar. Terlihat wajah tampan miliknya sedikit memancarkan aura kelelahan.

"Waalaikumsalam. " Jawab Lila berjalan menghampiri suaminya.

"Apaa? " Tanya Lila bingung karena saat ini Khafi menjulurkan tangan tepat dihadapan nya.

"Salim. Mulai sekarang biasakan ketika saya pulang dari Masjid harus salim, biar berkah. " Jelas Khafi tenang.

Lila mendengus kesal tapi tetep menjalan kan perintah Khafi. Saat ini Lila sedang malas untuk berdebat dengan pria itu, karena bisa-bisa Khafi tidak mau membantunya belajar masak.

"Ayok. "

"Kemana? "

"Abang Gus pura-pura lupa yaa? " Kesal Lila memukul pelan lengan Khafi.

"Baiklah. Biar kan saya siap-siap sebentar setelah itu kita akan langsung berangkat. " Jawab Khafi. Lila mengangguk berjalan menuju lemari dan menyiapkan baju untuk suaminya.

Khafi terus memperhatikan Lila dari belakang. Senyum Khafi merekah begitu lebar menatap tangan kecil Lila yang sibuk memilih-milih pakaian untuknya. Perlahan-lahan Lila sudah mulai berubah jadi lebih baik, Khafi harap perubahan sikap Lila akan seterusnya seperti ini.

"Nih! " Khafi terkesiap begitu mendengar ucapan Lila tepat di depan nya, menyerahkan pakaian untuk Khafi pakai.

"Terima kasih. " Jawab Khafi lembut menerima pakaian di tangan Lila.

Begitu selesai berganti pakaian, Khafi dan Lila keluar dari kamar bersama-sama. Khafi menyambar kunci yang terletak di nakas. Kebetulan di ruang tamu ada Umi dan Abi tengah duduk bersama.

"Mau kemana nak? " Tanya Umi Sofia begitu melihat anak dan menantunya sudah rapi.

"Khafi izin ke Gubuk etan Umii.. Abi.. " Ucap Khafi meminta izin. Seketika Lila mendongak menatap wajah Khafi heran, Gubuk etan? Kenapa malah di gubuk? Kan rencana mereka ingin belajar masak.

"Mau ngapain kesana? " Tanya Kyai Mustafa.

"Mau jenguk saja, sekalian kenalin Rexa sama Lila, Bi. " Jawab Khafi. Kening Lila berkerut, Siapa Rexa?

"Yowes kalau gitu, hati-hati di jalan. Nanti jangan sore-sore pulang nya. " Pesan Kyai Mustafa.

"In sya Allah Abi.. Yasudah kami berdua pamit, Assalammualaikum. " Pamit kedua nya.

"Waalaikumsalam. "

Walau dengan perasaan bingung, Lila masih mengikuti langkah suaminya hingga berada di depan halaman Ndalem.

"Siapa Rexa? " Tanya Lila seakan tidak tahan dengan rasa penasaran yang ia miliki.

"Nanti kamu akan tau sendiri, Kita kesana naik motor saja, karena jalan nya sedikit susah. " Jelas Khafi yang mengabaikan pertanyaan Lila.

"Laki-laki atau perempuan? "

"Perempuan. "

"Apa dia cantik? " Pertanyaan itu tiba-tiba muncul dalam benak nya.

"Cantik.. Sangat cantik. " Jawab Khafi sambil mengarahkan motor keluar dari bagasi.

"Ayoo naik! " Pinta Khafi melihat Lila hanya terdiam sambil menatapnya.

"Ngga jadi deh. " Jawab Lila hendak masuk  lagi ke dalam Ndalem, tapi terhenti begitu Khafi mencekal pergelangan tangan milik Lila.

"Kenapa? "

Bahtera Cinta Gus KhafiOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz