Sesuai perjanjian mereka berdua kemarin, Lila sudah siap sejak selepas dhuhur tadi. Dirinya hanya perlu menunggu kedatangan Khafi dari Masjid. Bahkan Lila sampai dibuat penasaran, kemana Khafi akan membawanya."Assalammualaikum. " Ucap Khafi begitu masuk ke dalam kamar. Terlihat wajah tampan miliknya sedikit memancarkan aura kelelahan.
"Waalaikumsalam. " Jawab Lila berjalan menghampiri suaminya.
"Apaa? " Tanya Lila bingung karena saat ini Khafi menjulurkan tangan tepat dihadapan nya.
"Salim. Mulai sekarang biasakan ketika saya pulang dari Masjid harus salim, biar berkah. " Jelas Khafi tenang.
Lila mendengus kesal tapi tetep menjalan kan perintah Khafi. Saat ini Lila sedang malas untuk berdebat dengan pria itu, karena bisa-bisa Khafi tidak mau membantunya belajar masak.
"Ayok. "
"Kemana? "
"Abang Gus pura-pura lupa yaa? " Kesal Lila memukul pelan lengan Khafi.
"Baiklah. Biar kan saya siap-siap sebentar setelah itu kita akan langsung berangkat. " Jawab Khafi. Lila mengangguk berjalan menuju lemari dan menyiapkan baju untuk suaminya.
Khafi terus memperhatikan Lila dari belakang. Senyum Khafi merekah begitu lebar menatap tangan kecil Lila yang sibuk memilih-milih pakaian untuknya. Perlahan-lahan Lila sudah mulai berubah jadi lebih baik, Khafi harap perubahan sikap Lila akan seterusnya seperti ini.
"Nih! " Khafi terkesiap begitu mendengar ucapan Lila tepat di depan nya, menyerahkan pakaian untuk Khafi pakai.
"Terima kasih. " Jawab Khafi lembut menerima pakaian di tangan Lila.
Begitu selesai berganti pakaian, Khafi dan Lila keluar dari kamar bersama-sama. Khafi menyambar kunci yang terletak di nakas. Kebetulan di ruang tamu ada Umi dan Abi tengah duduk bersama.
"Mau kemana nak? " Tanya Umi Sofia begitu melihat anak dan menantunya sudah rapi.
"Khafi izin ke Gubuk etan Umii.. Abi.. " Ucap Khafi meminta izin. Seketika Lila mendongak menatap wajah Khafi heran, Gubuk etan? Kenapa malah di gubuk? Kan rencana mereka ingin belajar masak.
"Mau ngapain kesana? " Tanya Kyai Mustafa.
"Mau jenguk saja, sekalian kenalin Rexa sama Lila, Bi. " Jawab Khafi. Kening Lila berkerut, Siapa Rexa?
"Yowes kalau gitu, hati-hati di jalan. Nanti jangan sore-sore pulang nya. " Pesan Kyai Mustafa.
"In sya Allah Abi.. Yasudah kami berdua pamit, Assalammualaikum. " Pamit kedua nya.
"Waalaikumsalam. "
Walau dengan perasaan bingung, Lila masih mengikuti langkah suaminya hingga berada di depan halaman Ndalem.
"Siapa Rexa? " Tanya Lila seakan tidak tahan dengan rasa penasaran yang ia miliki.
"Nanti kamu akan tau sendiri, Kita kesana naik motor saja, karena jalan nya sedikit susah. " Jelas Khafi yang mengabaikan pertanyaan Lila.
"Laki-laki atau perempuan? "
"Perempuan. "
"Apa dia cantik? " Pertanyaan itu tiba-tiba muncul dalam benak nya.
"Cantik.. Sangat cantik. " Jawab Khafi sambil mengarahkan motor keluar dari bagasi.
"Ayoo naik! " Pinta Khafi melihat Lila hanya terdiam sambil menatapnya.
"Ngga jadi deh. " Jawab Lila hendak masuk lagi ke dalam Ndalem, tapi terhenti begitu Khafi mencekal pergelangan tangan milik Lila.
"Kenapa? "
CZYTASZ
Bahtera Cinta Gus Khafi
Dla nastolatkówAnnasya Rafania Lila adalah gadis yang selalu dikelilingi kemewahan yang ada. Namun siapa sangka diumurnya akan menginjak 18 tahun ia harus dipaksa menikah dengan seorang Gus yang umur nya sangat terpaut jauh dari nya. Tentu Lila sangat tak terima d...