Bagian 31

1.6K 85 12
                                    


Lila dan Khafi sudah berada di pinggir jalan depan Cafe tempat Lila dan Ning Najwa bertemu. Sejak tadi Lila menolak untuk diantar oleh Khafi, tapi pria itu tetap keras kepala. Hingga akhirnya Lila pasrah dan memilih untuk menuruti keinginan Khafi.

"Kamu ingin saya temani masuk ke dalam? " Ucap Khafi pada isterinya.

"Ngga usah.. Abang di dalam mobil aja, lagian Lila nemuin temen cewe. Cuma sebentar. " Jelas Lila sembari bersiap-siap keluar.

"Baiklah.. Saya tunggu di mobil, kabari saya jika sudah selesai. " Pesan Lila.

"Iyaa.. Yaudaa Lila pamit, Assalamualaikum. " Ucap Lila menarik tangan Khafi lalu mencium nya.

"Waalaikumsalam.. Hati-hati. "

Lila terdiam sebentar memandang ke arah suami nya, entah mengapa Lila merasa gelisah ketika menatap Khafi. Tanpa di duga Lila mendekat lalu mencium pipi Khafi sekilas. Setelah itu keluar dari mobil meninggalkan Khafi yang masih mematung karena tingkah Lila.

Begitu Lila keluar dari mobil, Lila langsung mengeluarkan ponsel lalu mengabari Ning Najwa, gadis itu terus berjalan lurus sambil menatap ponsel miliknya hingga tanpa sadar Lila langsung menyebrang jalanan padahal keadaan jalanan sangat ramai.

Terdengar suara klakson mobil dari samping nya. Lila berteriak memanggil nama Khafi sambil memejamkan mata.

"LILAA!! " Samar-samar Lila merasakan suara Khafi yang terus menggema di telinga nya.

Brakkkk...

Gadis itu menahan rasa sakit di tangan akibat gesekan aspal jalan. Perlahan Lila mulai membuka mata, mengecek keadaan nya. Beruntung dirinya selamat.

"Cepat bantu! " Teriak salah satu warga. Semua orang berlarian ke belakang Lila. Reflek gadis itu ikut menengok, mendapati sebuah kerumunan.

Perasaan cemas mulai menghantui diri Lila. Dengan cepat Lila menengok ke dalam mobil mereka, dan ternyata kosong.

"Ngga.. Ini pasti ga bener.. Ngga. " Gumam Lila berusaha untuk berdiri. Dirinya berjalan dengan tertatih-tatih menuju korban kecelakaan itu, mungkin dia yang sudah menolong nya sehingga selamat.

"Cepat panggil Ambulans. Mata korban terkena kerikil aspal dan serpihan kaca! " Teriak warga.

Lila mencoba melihat siapa korban yang sudah menyelamatkan nya. Dengan susah payah Lila akhirnya mampu melihat tubuh orang itu.

Lila tertegun, seakan tak percaya. Tubuh nya merosot seketika. Cairan bening keluar dari mata wanita itu.

"Abaangg.. Kenapa Abang ngelakuin ini? " Ucap Lila lirih merangkak ke tubuh suaminya yang sudah tak sadarkan diri.

"Mba tolong minggir. "

"Nggaa!! Saya isterinya.. Dia suami saya! " Teriak Lila histeris. Lila meletakan kepala Khafi di pakuan nya. Air mata nya terus menetes membasahi wajah Khafi. Kenapa harus seperti ini? Kenapa..

"Maafin Lilaa. Abang. " Lila memeluk kepala Khafi. Kenapa harus Khafi yang berada di posisi ini. Untuk sesaat Lila terus menyalahkan dirinya atas keadaan Khafi sekarang. Bodohnya Lila menyebrang jalan tapi masih saja terfokus pada ponsel.

"Permisi Mba, pasien akan kami antar ke rumah sakit. " Suara petugas Ambulans seketika menyadarkan Lila. Terpaksa Lila harus melepas Khafi, agar Khafi mendapat perawatan.

"Saya ikut dok. "

"Andaa... "

"Saya isterinya. "

"Baiklah. Silahkan ikut. "

Bahtera Cinta Gus KhafiWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu