Bagian 32

1.6K 84 24
                                    

Pagi ini Lila diminta membeli sarapan untuknya dan juga Nauval, sebelum nya Lila sudah menolak untuk keluar dari ruangan Khafi. Tapi sang kakak tetap memaksa karena Nauval katanya sedang pusing. Jadilah sekarang Lila yang harus beli di kantin.

Sambil menunggu pesanannya, Lila duduk di salah satu kursi panjang sambil memperhatikan orang berlalu lalang.

"Dek! " Panggil Nauval dari jauh, terlihat laki-laki itu sedikit berlari.

"Kenapa Bang? Abang Gus ngga papa kan? " Tanya Lila mulai panik, karena kedatangan Nauval tiba-tiba.

"Khafi udah sadar. "

Seketika Lila langsung bangkit lalu berlari secepat mungkin tanpa memperdulikan sarapan yang sedang ia tunggu.

Lila membuka pintu ruangan, dan berlari menghampiri Khafi langsung mencium kaki suaminya.

"Maafkan Lila.. Selama ini Lila udah jahat sama Abang. " Lirih Lila. Sejak tadi air matanya sudah tak tertahankan lagi.

Khafi membuka mata merasakan air mata jatuh di area kakinya. Segera ia terbangun lalu memegang bahu sang istri.

"Kenapa? Ada apa? Kenapa menangis? " Tanya Khafi begitu khawatir. Sementara Lila hanya terdiam.

"Maafin Lila. Selama ini Lila salah sama Abang. "

Khafi meraba wajah Lila lalu merasakan air mata itu mengalir pipi Lila, segera oleh Khafi air mata itu ia hapus.

"Sstt jangan menangis. " Ucap Khafi pelan.

Lila menatap wajah Khafi, merasa pandangan Khafi tidak mengarah ke dirinya. Ia menghapus kasar air matanya lalu membenarkan duduknya.

"Abang.. Abang kenapa? " Tanya Lila panik.

"Saya sudah buta Lila, saya tidak bisa melihat. " Tutur nya. Kini seperti ada batu menghantam hatinya, Lila menjadi semakin bersalah saat ini karena ulah nya lah Khafi sekarang menjadi seperti ini.

Lama keduanya terdiam, Lila yang hanya menangis tanpa suara sementara Khafi terdiam, hingga kemudian ia berkata.

"Lila ada yang ingin saya bicarakan sama kamu. " Ucap Khafi.

"Apa? "

"Saya ingin memberitahukan suatu hal tentang kesepakatan yang kamu minta selama ini, akan saya kabulkan. Kamu lihat kan sekarang saya sudah tidak bisa melihat lagi, saya tidak ingin menjadi beban untuk mu, biarlah semua ini saya yang menanggung. Saya ingin membebaskan mu, maka dari itu mulai sekarang saya ce-. " Belum sempat Khafi menyelesaikan kalimat nya, Lila sudah lebih dulu memotong.

"NGGAK!!! Lila ngga mau. Abang Gus ngga boleh cerain Lila!!! Abang Gus ngga boleh ngelanjutin. " Teriak Lila diakhiri suara melemah.

Khafi merasa ada suara isakan kecil buru-buru, diraihnya tubuh Lila lalu di peluknya dengan erat.

"Tapi saya sudah buta Lila. Saya sudah tidak bisa menjaga mu lagi. "

"Abang Gus buta gara-gara nyelametin Lila. " Lirih tak kuasa menahan tangis.

"Maafkan saya Lila, sebelum ini saya memang sudah mengajukan surat perceraian kita ke pengadilan, dan setelah kita bercerai saya akan menikah dengan Ning Najwa. " Tutur Khafi pelan.

Seperti ada pisau yang menyayat hati nya, terasa sangat sakit. Mereka akan bercerai dan Khafi malah menikah lagi dengan Ning Najwa.

Flashback on...
Ketika malam dimana Umi dari Ning Najwa masuk rumah sakit, keluarga Khafi buru-buru kesana.

Terlihat Ning Najwa menangis dalam pelukan Umi Sofia, sementara Khafi bersama dengan Kyai Mustafa dan juga Kyai Sobri berbincang kepada sang dokter.

Bahtera Cinta Gus KhafiWhere stories live. Discover now