Chapter: 14

2.8K 85 11
                                    

"Apa maksudmu, apa kau gila?! Lepaskan aku!!"sentak Fanny sembari mencoba melepaskan ikatan di tangannya. Terdengar suara bising di sana membuat Ace benar-benar muak dan kesal disaat yang bersamaan dengan apa yang terjadi.

"Ace! Kenapa kau berada di sana?! Kevin kewalahan dan Jhon terluka parah! "

"Baiklah--Fuck it! Aku mengaku, aku kewalahan akibat lukaku."

"Berisik, jangan mengoceh aku akan datang." Ujar Ace sembari menekan alat yang terpasang di telinganya.

Ace mendelik malas sembari melirik Fanny yang masih berusaha melepaskan dirinya. Jhon sudah berada dalam keadaan yang tidak memungkinkan sedangkan Kevin tidak ada kabar sama sekali, merepotkan. Memiliki anak buah seperti mereka sangatlah tidak berguna tetapi, jika ia berhasil menangkap mereka semua dalam satu malam, dirinya akan mendapatkan mainan baru.

Sebaiknya ia segera bergegas membantu yang lain sebelum salah satu di antara mereka tertangkap dan menggagalkan misi yang ada. Perlahan Ace berniat beranjak dari ruangan tersebut untuk mengurus urusan yang ada. Namun, tertahan ketika ucapan Fanny membuatnya benar-benar tidak sabar untuk merobek mulutnya.

"Kau bahkan tidak bisa menjaga mereka,"

"Itu alasan kedua orang tuamu meninggalkanmu seorang diri, karena kau tidak bisa menjaga orang di sekitarmu."

Ace menoleh dengan tatapan tidak bersahabat yang sangat menakutkan nan mengerikan. Perlahan ia mendekati Fanny, secepat kilat pisau yang berada di tangannya kini berada di paha wanita itu, tertancap dengan sempurna hanya dengan sekali tusukan. Layaknya orang gila Fanny berteriak kesakitan diiringi sebuah rintihan yang memilukan. Tatapan tajam tidak lupa Fanny layangkan pada dirinya.

"Aku memberimu kesempatan untuk pergi dari sini dengan pisau yang aku beri,"

"Kau masih terlalu istimewa untuk mati sekarang."

Ace melemparkan senyum mengerikan miliknya sembari menekan luka Fanny dengan jari telunjuknya membuat Fanny berteriak kesakitan.

"Mati kau ke neraka!" teriak wanita tersebut sembari mencoba menarik napasnya, menenang rasa nyeri yang ada ditemani keringat dingin yang berada di pelipis dahi.

Mendengar hal tersebut Ace tersenyum kesenangan lalu menatap telapak tangannya yang dipenuhi dengan darah segar milik Fanny. Secara perlahan ia memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulutnya di ikuti dengan pandangan Fanny yang memandangnya dengan penuh kebencian. Fanny merasakan mual yang luar biasa di perutnya siap mengeluarkan apa yang ia isi tadi pagi hingga kini.

"You a monster!"

"In the end they will be."

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Romeo mendengus kesal ketika melihat Ace yang terlambat menghampiri Jhon berakhir dengan ia terluka sangat parah. Sedangkan Kevin terlihat tersesat di salah satu gudang yang berisikan banyak sekali amunisi. Dan di sebelah pintu ke luar belakang gudang tersebut terdapat banyak sekali penjaga di mana semua akan benar-benar berakhir bila seperti ini.

"Adikmu memang keparat! Kenapa dia berbicara terlebih dahulu dengan Fanny ?! Dan sekarang Jhon terluka parah."

Jacob tidak setuju dengan apa yang Romeo katakan, bila Jhon terluka itu hal biasa. Di tambah lagi luka Jhon menjadi lebih parah karena akibat Romeo itu sendiri. Romeo juga tidak memiliki hak untuk mengatakan hal tersebut terlebih lagi kepada, seorang Don.

"Dia tidak pernah menganggapku kakaknya jadi itu tidak masalah serta jaga sikapmu. Apa kau lupa? Kau sendiri yang membuat keadaannya semakin buruk."

Romeo hanya bisa mendengus kesal sembari memeriksa setiap kamera dari setiap ruangan. Dan tiba-tiba saja di layar laptopnya terdapat sebuah virus yang masuk.

Stuck With The MafiaWhere stories live. Discover now