Chapter: 7

5.5K 128 0
                                    

Terdengar suara heels mendekat yang menandakan seseorang menghampiri dirinya. Tidak lama terdengar ketukan pintu yang menampakkan Sarah dengan buket bunga mawar putih, lagi. Becca cukup muak dengan siapa yang mengirim buket bunga tanpa nama yang jelas. Di tambah lagi Luna tidak kunjung memberinya kabar akhir-akhir ini. Sudah 5 hari berlalu tetapi Luna dinyatakan tidak masuk ke kantor selama itu. Perasaanya menandakan bila sesuatu yang tidak baik sedang terjadi pada wanita itu.

Sebelum Sarah keluar dari ruangannya, ia menahan Sarah. "Aku ada urusan mendadak bila ada berkas yang perlu ditanda-tangani taruh saja di mejaku."

Belum sempat Sarah membalas ujarannya, ia sudah melenggang pergi begitu saja yang menimbulkan tanya bagi wanita tersebut."Ada apa dengannya?"

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Terdengar suara ketukan pintu yang terus berulang, itu cukup membuatnya jengah. Dengan malas kakinya beranjak mendekati pintu lalu membukanya.
"Jennie! Ini gawat!" ujar Fanny sembari mendorong Jennie masuk ke dalam lalu mengunci pintu tersebut. Dengan bingung ia mengikuti langkah Fanny secara terpaksa. Lalu duduk disalah satu kursi sembari menyuruh wanita tersebut duduk.

"Ada apa?" Terlihat Fanny memegang sebuah kartu putih yang berisikan inisial 'F' di sana.

Jennie menatap Fanny bingung dan tidak mengerti."Apa yang membuatmu takut hanya karena inisial ini? Apa yang salah dengan kau? "balasnya tidak habis pikir sembari beranjak.

"Aku bertemu dengan Dante."

Langkah Jennie terhenti begitu saja mendengar hal tersebut."Bagaimana bila mereka tau keberadaan kita dan bagaimana bila ini da--dari Ace? Ki--kita bisa mati bila mereka menangkap kita."Jennie membalikkan tubuhnya dengan cepat lalu bergegas mengambil ponsel sembari menelpon seseorang.

"Halo? Apa kau berada di sana? Aku ingin ingin kita bertemu."

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Sesampainya di depan apartemen Luna--Becca hanya bisa menatap bingung buket bunga mawar yang ada di depan pintu dan mengambil kartu yang terselip di sana.

"Derryl." Gumamnya bingung sembari menatap kartu yang terdapat nama 'Derryl' di sana.

Becca langsung mengetuk pintu apartemen Luna sembari menekan bel secara berulang. Tetapi, saying, Sang Puan tidak membukakan pintu sama sekali atau memberi seruan bila dirinya di sini.

Pesan yang ia kirim tidak kunjung dibalas maupun di baca oleh Luna dan itu membuat kepanikannya semakin menjadi."Kenapa dia tidak membalas pesanku sama sekali."

Dengan frustrasi ia menendang pelan pintu apartemen milik wanita itu, tidak sengaja pandangannya terjatuh pada sebuah buket mawar tersebut.

"Benar, aku harus menemui bedebah itu."

Becca mengambil buket bunga mawar putih tersebut dengan kartu yang diselipkan kembali di bunga tersebut. Dengan bergegas ia pergi dari sana untuk menemui Sang pengirim bunga."Awas saja bila kau macam-macam dengan Luna, ku pastikan kau mati di tanganku, tidak peduli kau rekan kerja tuan Jacob."

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

"Apa kau dapat mengetahui keberadaan mereka?" tanya Ace membuat Romeo menggelengkan kepalanya.

Barang-barang yang berada di sekitar sudah menjadi sasaran amarah Ace. Dengan frustrasi Ace melempar barang-barang tersebut. Keberadaan mereka tidak dapat dideteksi. Bahkan Romeo saja sulit menemukan titik mereka.

Stuck With The MafiaWhere stories live. Discover now