Crush; 34

126 24 3
                                    

Di antara milyaran manusia di bumi ini, di antara ratusan siswa di sekolah ini, kenapa Adena harus berhadapan dengan gadis menyebalkan di depannya ini?

"Hai Kak Daffa," sapa gadis itu.

Cih!

Adena sedikit melirik Daffa yang ternyata mengikutinya dan berdiri di sebelahnya, lelaki itu tidak menyahut, Adena acuh lalu duduk dikursi Bu Rully.

Mungkin mau ketemu adik kelas kesayangannya.

"Mau pinjem buku apa?" tanya Adena.

"Ini, Kak."

Adena mengambil buku yang diserahkan Alya, membuka halaman belakangnya dan menempelkan sebuah kertas di sana.

"Nama? Kelas?" tanya Adena lagi, tanpa memandang gadis itu sedikit pun.

Hening.

Adena mendongak, nampak Alya senyum-senyum seraya melihat Daffa. Daffa? Lelaki itu bahkan asyik memainkan ponselnya

"Nama sama kelas?" tanya Adena lagi, kali ini sedikit nyaring.

Gadis itu nampak menjengkit. "Kak Daffa tau nama saya kok."

"Lah?"

Dikira Adena ngajak kenalan.

Adena bertanya "Kalo Bu Rully yang duduk di sini dan Daffa ada di sebelah beliau, lo bakal nyahut gitu juga?" Terdengar tidak ramah.

"Hah?"

"Nama, kelas!" ucap Adena lagi.

"K-kak--"

"Yang nyatat gue bukan Daffa!"

"O-oh, A-Alya Asrini, 11-8."

"Daritadi, kek. Bikin ribet aja."

Adena mencatat nama Alya dalam map yang berlabel 11-8, lalu mencatat tanggal di belakang buku yang Alya pinjam.

"Dikembalikan, terakhir sampai awal minggu bulan depan, karena minggu depan kalian libur. Jangan telat, lo tau, kan kalo telat harus apa?"

"D-denda."

Adena mengangguk. Memberikan bukunya pada Alya, setelahnya Alya diam di tempat. Benar-benar membuat Adena kesal setengah mampus.

"Apalagi? Belakang lo noh, daritadi nungguin!"

Alya menoleh ke belakang dengan kikuk, lalu kembali menghadap Daffa yang asyik sendiri. "Dah Kak Daffa."

Cih!

"Lo mau pinjem juga?" tanya Adena, kali ini sedikit ramah, hanya sedikit. Ia masih kesal.

"M-mau ngembaliin buku, Kak. Tyas Anggraini 10-3."

Adena mengangguk, mengambil berkas yang berlabel 10-3, menuliskan sesuatu di sana lalu membuka halaman belakang buku yang diberikan Tyas.

"Tanggal terakhirnya besok, lo ngembaliin hari ini. So, lo aman. Kembaliin ke tempat semula. Lo, inget di mana?"

"Iya, Kak. Makasih," ucap Tyas, mengambil bukunya dan segera mengembalikannya.

"Kak ...."

Adena mendengus. Si kutu kupret segala balik lagi.

"Urus deh temen lo, Daf. Pusing, gue," ucap Adena, berdiri hendak pergi. Tapi Daffa menahannya, kembali membuatnya terduduk.

"Kenapa, Al?"

"Dia temen Kakak?"

Cih! Adena benar-benar ingin meludahi wajah sok polos itu.

"Kena--"

Crush✓Место, где живут истории. Откройте их для себя