Crush; 12

148 27 0
                                    

Pergantian semester sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu. Banyaknya siswa-siswi yang mendapatkan nilai pas-pasan bahkan di bawah KKM, rupanya tak membuat angkatan kelas 10, menjadi lebih aktif belajar.

Tak sekali dua kali, setiap ketua kelas memanggil sang guru, yang bertugas untuk mendidik mereka dengan materinya, tapi ada saja alasan yang diberikan, hingga lagi-lagi hanya diberikan tugas atau bahkan jam kosong.

Ini gurunya yang malas atau muridnya yang pada bebal, jadi gurunya sudah tidak mood duluan untuk mengajar?

Sudah, lupakan itu.

Karena hampir semua kelas 10 jam kosong-kecuali 10-1 dan 10-2- para perempuan sedang berada di kelas Adena, Yasmine dan Hana.

Kenapa di kelas mereka? Sudah dibilang Irga bukan, kalau wifi sekolah sangat lancar di kelas itu.

Kalau para lelaki entah ada di mana. Sebelumnya, Azzura dan Hana mengusir mereka dengan brutal. Maksudnya, mengusir seraya melakukan 'kekerasan'

Tentu saja, para lelaki kabur. Takut cuy. Azzura luarnya saja anak balet, dalamnya anak tinju. Sedangkan Hana, cukup dengan melotot garang saja, orang-orang sudah menciut. Aura galaknya, benar-benar luar biasa.

Calon-calon guru killer, kalau kata Sean. Hana memang sempat bercita-cita menjadi guru TK.

Kalau korban VIP tinjuan Azzura sih, sudah pasti sang kekasih tercinta.

Tinjuan cintaku, hanya untuk wajah tampanmu seorang, anjay! Setelah berkata seperti itu, rupanya membuat Theo juga merasakan tinjuan cinta dari Azzura.

Sakit cuy! Rasanya gigi Theo mau copot satu.

Sudah mah, dipelototi sang pujaan hati, kena tinju sama temannya pula.

Yang selamat cuman satu orang. Siapa lagi kalau bukan si paling tenang, Daffa. Setelah disuruh para perempuan untuk pergi, ia langsung ngacir duluan, meninggalkan yang lain.

"Gue udah jadian sama Kak Mika."

Hening. Ucapan Yasmine barusan seperti mantra penghenti waktu untuk mereka.

Sera yang sedari tadi asyik dengan novel milik Dodo, Azzura dan Hana yang mencoba semua trend tiktok, Jelita dan Adena yang sibuk nyemil kacang dua kelinci, terdiam. Mereka menghentikan kegiatan mereka sebelumnya, memandangi Yasmine yang duduk di kursi guru.

Yasmine yang sedari tadi hanya memandangi layar ponselnya, mengalihkan atensinya karena teman-temannya hanya diam, tengah memandangi dirinya pula.

Yasmine mengernyit. "Apa?"

"Lo ... serius?" tanya Azzura.

Hana menimpali, "Lo gak lagi halu, kan? Takutnya, saking lamanya digantung, lo jadi ngehalu?"

Mereka tidak percaya.

Yasmine mendengus. Mereka ini teman-temannya apa bukan, sih?

"Beneran! Tadi malem dia nembak gue, di depan rumah gue ...."

Sera menutup mulutnya tidak percaya. "Wah!" takjubnya.

"Berarti lo gak digantung lagi, dong? Asyik! Udah ada tiga orang yang taken diantara kita," seru Azzura heboh.

"Lo pikir gue gantungan kunci? Segala digantung!" sewot Yasmine.

"Imbang lah, ya. Tiga single, tiga taken."

"Lo nyusul lah, Jel," gurau Hana.

Jelita berjalan, duduk di lantai, menyandarkan punggungnya pada pintu, lalu memainkan ponselnya. "Gak!" sahutnya.

"Ngapain lo duduk di situ? Nanti susah dapet jodoh!" gurau Adena.

"Mitos lo percaya. Pantes doi kagak peka!" balas Jelita.

"Anying!" maki Adena membuat yang lain tertawa.

"Permisi?"

"Eh? Iya, Kak? Cari siapa?" tanya Adena, awalnya Adena ingin menghampiri, tapi setelah tahu siapa yang datang, ia kembali duduk.

"Ini, ada titipan tugas dari Bu Eva buat kelas 10-3."

"Jelita, tolong ambilin dong. Lo yang deket pintu," pinta Adena, sengaja menekan kata 'Jelita'

Jelita mendelik. Ia tahu betul siapa 'Kakak Kelas' yang datang sekarang. Ia berdiri dan mengambil kertas yang diberikan Kakak kelasnya, seraya tersenyum tipis.

Seketika, ia menyesal sudah duduk di depan pintu.

"Makasih Kak Jeo," ucap Adena, kembali menekan kata 'Jeo'

"Sama-sama pacarnya Daffa, sorry, gue gak tau nama lo," jujur Jeo terkekeh, lalu beranjak pergi.

Sial! Bukan begini rencana Adena.

"Hah? Kok dia bilang lo--"

"Liat tugasnya dong. Gue mau ngerjain duluan, biar nanti pas masuk gue bisa leha-leha," potong Adena cepat, tak memberi ijin untuk Yasmine menyelesaikan ucapannya.

Shit! Lagi-lagi dia yang terpojok.

Jelita berjalan memberikan selembar kertas kepada Adena, ia duduk di sebelah gadis itu.

"Tadi, kok dia--"

"Gue mau ngerjain tugas, jangan diganggu!" Lagi, kali ini Adena memotong ucapan Azzura.

Jelita menyolek lengan Adena yang tengah membolak-balikan buku paket.

"Apa? Jangan gang--"

"Lo tau nama dia?" tanya Jelita berbisik.

Adena terdiam. Memandangi Jelita yang juga tengah memandanginya.

"Hah?"

"Tadi, namanya Jeo?" tanya Jelita lagi.

Ah, Adena paham.

Ia mendekatkan bibirnya pada telinga Jelita, Jelita yang paham pun, mendekatkan telinganya, bersiap menajamkan pendengarannya.

"Jeovano Arkana, kelas 11-7. Sering ngebasket sama Daffa," bisik Adena, membuat Jelita mengangguk paham.

"Kok gue baru tau dia temenan sama Daffa?"

"Gue juga baru tau, pas gue ke kantin sama dia waktu itu."

"Pas kejadian coca cola itu?"

Adena mendengus. Kembali teringat kejadian paling memalukan diantara kejadian memalukan lainnya. Gadis itu lalu mengangguk.

"Ngapa lo berdua bisik-bisik? Main rahasia-rahasiaan ya sama kita?" tanya Yasmine, memicing curiga.

"Lo diem deh. Daritadi gue liat bacot banget," gerutu Jelita membuat Yasmine mencebik.

"Mitosnya menghalangi jodoh, tapi barusan mendatangkan jodoh!" seru Hana.

Azzura menimpali, "Ternyata, gak jodoh!"

Hening setelahnya. Mereka kembali dengan aktifitas masing-masing. Seperti Adena yang benar-benar mengerjakan tugas dari Bu Eva lebih dulu, dengan tangan kiri yang menumpu kepalanya.

"Daf, tadi kata Kakak kelas, Adena pacar lo, beneran?"

Dugh!

Yasmine sialan!

"NA! JIDAT LO ADA MEHENDINYA!"

"ITU DARAH!"

"JIDAT LO BERDARAH!"

Adena memegang jidatnya yang terasa perih setelah terhantuk kepala tipe-x. Benar, ada darahnya.

Argh! Rasanya Adena ingin menangis meraung-raung sekarang juga.

Mulai besok pindah sekolah aja kali, ya?









tbc.....
Adenanya pindah sekul aja ya ges, kasian dia😔😔

Crush✓Where stories live. Discover now