Crush; 7

149 29 0
                                    

Adena meregangkan otot tangannya, ikut duduk bersama teman-temannya di pinggir lapangan.

Hari ini kegiatan bersih-bersih sekolah. Setiap angkatan dibagi, seperti kelas 10 di lapangan dan area sekitarnya, kelas 11 di belakang sekolah dan kelas 12 di luar, tapi masih di area sekolah.

Keenam gadis cantik itu duduk santai, tanpa perlu takut cibiran-cibiran dari kakak kelas karena mereka hanya bersantai bukannya bekerja. Teman seangkatannya pun, sepertinya tidak mungkin melakukan itu, karena beberapa juga duduk di bawah pohon-pohon guna melindungi diri dari sinar matahari.

"Duh, cewek-cewek. Bukannya kerja, malah nyantai!" tegur Theo.

Yasmine mengibaskan tangannya, menyuruh lelaki itu untuk pergi.

Bukan Theo namanya kalau menurut begitu saja. "Gue aduin Pak Bagus, loh!" ancamnya.

"Duh, diem deh. Mending ikut duduk aja sini, sebelah gue masih muat," ajak Hana.

Theo nyengir. Tanpa sepatah kata, ia berjalan ingin duduk di sebelah sang pujaan hati, tapi tiba-tiba ada yang menarik kerah belakangnya.

"Kerja, ege. Gak usah ikutan ghibah," tegur Irga seraya menarik paksa Theo yang meloncat-loncat tidak jelas minta dilepaskan.

Irga berdesis. Malu, semua mata memandang ke arah mereka berdua.

"Diem, anjir. Orang-orang natap gue yang kaya lagi narik kera lepas kandang."

Theo menghentikan aksi loncat-loncatnya. Tidak terima dikatain kera. Ia menyentak tangan Irga yang masih menarik kerah bajunya.

"Lepas! Aku jijik sama, Mas!" teriaknya, lalu berlari menghampiri Daffa dan Sean yang sibuk mencabuti rumput.

Lebih tepatnya, hanya Daffa. Karena, Sean sibuk menghitungi rumput-rumput hasil keringat Daffa.

Irga menutup wajahnya dengan kedua tangan. Demi Tuhan, ia sangat malu. Bahkan telinganya mendengar beberapa murid yang terkikik geli.

"Sialan!" desisnya, pelan.

"Pacar lo anjir. Mukanya, merah banget!" ucap Jelita terbahak seraya memukul bahu Azzura.

"Aduh, sayang banget HP gue di kelas, gak sempet ngerekam," sahut Adena ikut terbahak.

"Aduh, capek," lirih Yasmine seraya menetralkan napasnya karena mentertawakan lelaki itu.

"Kapan kelarnya, sih? Udah mau jam 8."

"Biarin, Na. Lumayan, jam pertama bakal kosong."

Adena mendengus. Tapi tak urung menyetujui ucapan Hana.

"Eh, itu, kan?"

Pertanyaan Sera membuat atensi yang lain teralihkan, menatap objek yang ditunjuk gadis itu.

Jelita melotot. Sial! Kenapa berada di sini? Bukannya mereka seharusnya berada di belakang sekolah?

"Oh, yang itu!" seru Yasmine kencang.

"Yang mana, sih?" tanya Hana, tak kalah kencang.

"Yang itu, loh. Masa gak liat," sahut Azzura, tentunya tidak mau kalah kencang.

Beberapa mata melirik keenam gadis itu, karena suara mereka cukup nyaring.

"Oh, dia," ucap Sera.

"Cie, si cantik. Ada crushnya, tuh," goda Azzura.

Jelita mendengus. Sebentar lagi harga dirinya akan melayang entah kemana.

Rasanya, ia ingin menenggelamkan diri di rawa-rawa sekarang juga.

"Kak, temenku suka sama, Kakak!" seru Adena.

Membuat tiga kakak kelas yang tadinya berjalan seraya mengobrol santai menatap ke arahnya.

"Jel--"

Adena tidak dapat menyelesaikan ucapannya, karena Azzura dan Hana menutup mulutnya terlebih dahulu, juga menyeretnya mundur untuk menjauh.

"Maaf, Kak," ucap Sera, lalu ikut menyusul teman-temannya.

"Menurut lo, yang mana?" tanya lelaki berjaket kulit.

"Apanya?" sahut lelaki bersweater abu-abu.

"Gak usah diladenin. Cepet ke kantin sebelum ketahuan guru-guru!" desak lelaki dengan seragam yang seluruh kancingnya sudah terlepas, memperlihatkan kaos hitamnya.

"Adena sayang, gak gitu cara mainnya," desis Azzura, mereka sudah berada di pinggir lapangan yang cukup terlindungi dari sinar matahari.

Adena mencebik. "Padahal bagian serunya loh, tadi," ucapnya kesal.

Adena meringis karena sebuah tangan memukul bahunya.

Jelita berujar kesal, "Lo. Nyebelin. Banget."

"Gue tuh mau bantu lo buat jujur, tau. Harusnya lo makasih sama gue!"

"Makasih lobang idung lo dua! Lo mau gue bantu buat bilangin ke doi lo, juga?!"

"Kenapa sih, tadi? Suara kalian kenceng banget?"

Keenam gadis itu menoleh ke belakang, Irga yang bertanya.

"Pada godain kakak kelas, tau. Zura sama Sera inget pacar. Yang lain mah, gak papa, kan gak ada pacar," adu Theo.

"Sembarangan!" kesal Azzura "Adena, noh," sambungnya.

"Kok gue?!"

"Ih, Adena. Udah nyerah, ya sama doi yang gak peka? Terus nyari yang lain?" tanya Sean usil.

Adena mendelik. Kok jadi dia lagi, sih?

"Udah, deh. Kita balik ke kelas aja, udah dibolehin tuh," ucap Daffa menengahi.

"Kantin dulu, lah. Haus, cuy!" seru Theo.

"Bener. Ayo, kantin," ajak Yasmine sudah berjalan lebih dulu.

"WOY! CUCI TANGAN DULU!" peringat Jelita.

Mereka habis bersih-bersih. Sudah dipastikan memegang sampah, tanah, rerumputan juga benda kotor lainnya.

Walaupun para cewek-cewek kerjanya tidak sampai lima menit, tetap saja kotor.

"Iya, nyaii," sahut Yasmine.











tbc...
Ada dua cast baru nanti yaa hehe:)

Crush✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon