Crush; 4

164 29 1
                                    

Yasmine yang tadinya ingin mengumpat, langsung tersenyum karena Adena menghampirinya.

"Do, ngapain lo?" tanya Adena bingung. Dodo masih dengan posisinya.

"Mau narik Yasmine. Tapi gak kuat, jadi jatoh, deh." Bukan Dodo yang menyahut, tapi Sean.

"Udah sana lo balik. Lo benernya, baca novel aja udah. Gue aja yang narik dia," ucap Adena.

"Gue cowok aja gak kuat, apalagi lo cewek?" tanya Dodo, tidak yakin dengan Adena.

"Heh, lo lupa, ya. Adena cewek terkuat di kelas ini. Panco sama Aji sama Rion yang berotot aja, merekanya yang kalah," sahut Sean. Nyaut mulu, nih anak.

Dodo menangguk. Iya, juga. Tanpa kata Dodo kembali ke tempatnya, membuka kembali novelnya, membuat Adena dan Yasmine cengo.

"Na, buruan, tarik! Nanti gantian!" seru Yasmine semangat.

Adena mendengus. Tapi, tak urung ia menurut, menarik ujung kardus dengan mudah, dan membawanya berlari mengelilingi kelas.

Yasmine bersorak senang. Tidak peduli, dengan teguran teman-temannya untuk tidak terlalu nyaring, ketika berteriak.

Ya, namanya saja berteriak, bukan berbisik.

Mereka kembali ke tempat semula. Ke belakang.

"Udah, ah. Capek," keluh Adena.

Yasmine berdiri, mendorong Adena agar duduk di atas kardus, membuat gadis itu bersemangat tiba-tiba.

Adena sudah duduk manis di atas kardus buatan temannya itu, di depannya Yasmine tengah meregangkan jari-jarinya, bersiap untuk menarik kardus yang diduduki temannya.

"Siap?"

"SIAP!"

Teriakan Adena menggema memenuhi kelas bersamaan dengan tawa senangnya.

Yasmine, dengan semangat menarik kardus, mengelilingi kelas, seperti yang Adena lakukan sebelumnya.

"Tuan Putri, mari terbang ke luar!" seru Yasmine, kembali membuat Adena bersorak.

Karena di kelas, terlalu banyak meja-meja dan benda lainnya yang menghalangi permainan mereka.

Untungnya, koridor lantai tiga cukup sepi. Dengan semangat Yasmine menarik kardusnya, sedikit menambah kecepatan.

Adena di belakang mulai limbung, tiba-tiba badannya melemas, karena Yasmine menyeretnya ke kiri ke kanan, ke kiri ke kanan, membuatnya pusing.

Duk!

Adena terjatuh, dengan kepala belakangnya menghantam lantai. Yasmine masih tidak menyadari temannya itu sudah tidak berada di keretanya, ia masih menariknya, membawanya jauh entah mau sampai mana.

Adena terlalu kaget, hingga sekedar bangun pun, ia kesusahan. Demi apapun, kepala belakangnya sangat sakit sekarang.

"Lo ... gak papa?"

Adena mengerjapkan matanya, menatap seseorang yang berdiri di samping badannya, dengan wajah yang menunduk, melihatnya.

Mereka bertatapan dengan posisinya yang —errr sudah dipastikan sangat tidak estetik. Yang bertanya, posisinya berdiri, dan yang ditanya posisinya terbaring di lantai.

Sial! Sial! Sial!

"Woy, Adena. Ngapain lo rebahan di situ? Masuk sini ke kelas kita, rebahan di dalem sama cewek-cewek yang lain. Ada Zura sama Jelita juga. Jangan di situ, ngalangin jalan."

Serta suara sialan itu. Yang bodohnya, kenapa ia dengarkan sampai habis, bukannya langsung bangun terus kabur.

Adena bangun dari posisinya, lalu berlari kembali ke kelas dengan tergesa-gesa, bahkan hampir limbung karena tersenggol kakinya sendiri.

Yasmine sialan! Irga sialan!

Mau ditaruh di mana mukanya, kalau bertemu Daffa lagi?

"Kenapa sepupu lo?" tanya Daffa, masih menatap Adena hingga gadis itu memasuki kelasnya, bingung karena gadis itu pergi dengan tergesa-gesa.

Irga mati-matian menahan tawanya, ia mengendikan bahunya. "Biasa, obatnya habis kali."

Sedangkan di ujung sana, Yasmine berhenti berlari seraya tertawa kencang. Ini menyenangkan! Ia akan meminta bertukar tempat dengan Adena, ia mau ditarik sampai kembali ke kelas. Ia menoleh ke belakang dengan senyum lebar

Senyumnya luntur. Tidak ada siapa-siapa. "LOH ANYING! ANAKNYA MANA?!"

Yasmine melihat sekitar, tampak murid-murid menatap heran dirinya.

Jadi, daritadi ia berlari dan tertawa sendirian?

"Dasar anakonda!" makinya. Yasmine tertawa canggung, lalu berlari kencang, kardusnya ia tinggalkan begitu saja.

"Harusnya tadi gue rekam-- SETAN!"

Irga mengumpat kaget, karena tiba-tiba dirinya dan Daffa ditubruk seseorang, hampir membuat mereka tersungkur ke depan.

"Ini temen-temen Azzura kenapa pada aneh semua, sih?!" tanya Irga kesal, karena barusan yang menubruknya adalah Yasmine.

"Masuk aja, deh. Ayo," ajak Daffa.

"YASMINE!"

"ADENA!"

Teriak keduanya, berbarengan. Membuat teman sekelas mereka kompak menutup telinga. Teriakan mereka bahkan terdengar hingga kelas sebelah.

"Eh, buset. Kaget gue. Kenapa tuh, mereka?" tanya Azzura, saking kagetnya ia sampai terduduk.

"Biasalah, mereka. Emang hobinya berantem mulu," sahut Jelita, yang masik asyik menonton kartun diponselnya, tidak terganggu sedikit pun.

"LO BIKIN GUE MALU!"

Lagi, keduanya kompak berucap.

Adena dan Yasmine saling melotot, tak mau kalah.

"Lo berdua, emang malu-maluin, gak perlu rebutan. Jangan teriak, kedengeran sampe sebelah," tegur Hana.

Mereka berdua kembali ke tempat duduk, masih saling memberikan tatapan tajam. Membuat Hana mendengus di tempatnya.

Hana beranjak dari tempatnya, menghampiri meja dua temannya yang masih saling menatap tajam itu. Ia menaiki kursi Yasmine, membuat sang empu kaget.

Hana duduk ditengah-tengah mereka. Ia mengeluarkan ponselnya, dan memutar sebuah video, membuat atensi kedua temannya teralihkan. "Jangan ribut. Kita nonton upin-ipin, aja," ajaknya.

Di kelas 10-4, Daffa hanya duduk tenang di kursinya, ia menatap ke belakang, tempat cewek-cewek berbaring sebelumnya. Tapi, sudah berubah menjadi tempat Irga bercerita serta Azzura dan Jelita yang mendengarkan sesekali tertawa.

Irga menceritakan kejadian Adena tadi, telinga Daffa masih bisa menangkap samar-samar. Ingin bergabung, karena ia bosan sendirian, tapi ia tidak terlalu akrab dengan Adena.

Bukankah tidak sopan jika ia ikut bergabung dengan yang lain, lalu mentertawakan kejadian yang dialami gadis itu tadi?

"Anjir, Adena! Pasti malu banget!" ucap Azzura pelan, lalu tertawa keras.

"Iya, lah. Jatoh di depan doi? Kalo gue gak mau keluar kelas seharian!" tambah Jelita, kembali membuat ketiganya terbahak.












tbc...

Crush✓Where stories live. Discover now