Bab 29

128 22 0
                                    

Dimanfaatkan
 

Meskipun hati Jiang Ruan teguh seperti batu yang tak dapat digerakkan, namun ketika dia memandang orang dihadapannya dengan jelas, perhatiannya dalam sekejap teralihkan.

Pemuda berpakaian hitam itu sepertinya berusia dua puluhan. Penampilan anggunnya yang tak tertandingi adalah salah satu yang jarang terlihat di dunia ini; alis matanya yang rupawan, mata dingin, kulit seputih salju dan bibir tipis. Meski demikian, dia tidak merasa bahwa pria ini feminin. Sebaliknya, ketajaman fitur fiturnya sangat jelas dan dia memiliki aura kepahlawanan yang pantang menyerah.  Dengan mata terkulainya, dia memandang Jiang Ruan. Seperti percikan cat, sepasang mata itu sangat jernih dan dingin seperti danau tenang tanpa riak.

Kedua manusia itu saling berdekatan satu sama lain. Nafas mereka sedingin es, dan Jiang Ruan juga dapat merasakan sensasi dingin di sekeliling pinggangnya. Pada situasi semacam ini, seharusnya ini menjadi adegan romantis diantara mereka, namun, yang satu berhati dingin dan satunya lagi waspada. Karena itu, keduanya tidak mengalami gejolak yang timbul ketika seseorang jatuh cinta.

Pada posisi ini, Jiang Ruan terlihat seperti sedang dirayu. Dalam sekejap, Jiang Ruan kembali tersadar. Dalam hati, dia merasa kesal dan merasa bahwa keindahan dingin seperti itu bisa menjadi semacam godaan yang berbahaya. Dalam sekejap mata, dia mundur dua langkah dan membuat jarak antara dirinya dengan pemuda berjubah hitam itu.

Tiba tiba dia mendengar bunyi samar dari benturan pedang dari luar. Jiang Ruan terkejut dan bereaksi dengan cepat. Pemuda berjubah hitam diam tanpa kata dan memandangnya acuh tak acuh.

Awalnya, kuil telah di ambil alih oleh para pembunuh yang dikirim Xia Yan, meski demikian dia tidak akan mengirim dua kelompok untuk membunuhnya. Jika targetnya bukan dia, maka orang orang ini pasti telah terpancing kesini karena pemuda ini. Baru saja dia memecahkan sebuah masalah, namun, celakanya dia malah terjebak dalam situasi ini sekarang. Apalagi, dia tidak yakin apakah orang orang ini akan membungkamnya dengan kematian. Lagi pula, kemunculannya disini tidak disengaja.

Saat Jiang Ruan mengangkat kepalanya untuk mengukur pemuda itu lagi, dia telah bersandar pada pintu, tepat setelah Jiang Ruan mencoba mundur darinya tadi. Dia tidak yakin kapan pemuda itu telah mengacungkan sebuah belati lebar tapi saat ini dia sedang mengutak atik belati itu ditangannya sambil berpikir. Tatapannya tidak mengarah padanya sama sekali, tapi Jiang Ruan tahu jika sedikit saja dia membuat gerakan kecil, pria ini pasti akan langsung bergerak saat itu juga.

Saat dia melamun sejenak, Jiang Ruan perlahan berjalan maju. Gerakannya dibuat pelan untuk menunjukkan bahwa dia sepenuhnya tidak berbahaya dan tidak memiliki niat buruk.
Pemuda itu berhenti mengutak atik saat dia melihatnya maju hingga hanya berjarak satu jari saja.

Dengan berjinjit, Jiang Ruan hanya bisa mencapai ketinggian dada pemuda itu saja. Dengan tegas, dia mendekati telinganya dan berbicara dalam nada pelan “Saya tidak melihat apapun.

Pemuda berjubah hitam sedikit terkejut dan menundukkan pandangannya untuk mengamati Jiang Ruan.  Jiang Ruan mengerutkan dahinya dan memperhatikan bahwa pakaian pemuda itu berbahan sutra es hitam yang memiliki pola sisik. Dia tahu bahwa pria ini pasti bukan orang biasa. Setelah berpikir sedikit dia menambahkan “Tuan, silahkan bersembunyi disini. Tentu saja, kita tidak akan membongkar apa yang sedang terjadi di ruangan ini. Jika anda membunuh saya, saya khawatir itu hanya akan menyebabkan masalah. Meskipun masalah ini tidak akan bisa dipecahkan, tidak diragukan lagi, ini bukanlah apa yang telah anda rencanakan.”

“Siapa kamu?” pria berpakaian hitam itu akhirnya berbicara dan suara sedingin dan sejernih permata es.

“Putri sah tertua dari seorang menteri di Kementrian Perang, Jiang Quan” Jiang Ruan menjawab. Di Chaozhong, status Jiang Quan bisa dianggap penting. Ketika identitasnya bisa dimanfaatkan dia akan menggunakannya tanpa syarat. Dia tidak takut bahwa sesuatu akan terjadi. Pertama, karena ingatan akan masa lalunya bahwa Keluarga Jiang tidak memiliki musuh. Kedua, bahkan jika dia tidak seberuntung itu, bila seseorang benar benar mengenal keluarga Jiang, mereka pasti akan tahu bahwa dia memiliki status rendah di Keluarga Jiang. Dia hanya menduduki posisinya sebagai puteri sah keluarga dan tidak memiliki pengaruh dalam urutan kekuasaan.

Tidak ada untungnya untuk membunuhnya malah kemungkinan besar hanya akan membawa situasi kedalam kesulitan.  Jiang Ruan telah menggambarkan beberapa keuntungan dan kerugiannya jadi saat ini dia hanya bisa menunggu dan melihat keputusan apa yang akan di buat oleh pemuda itu.

The Rebirth of An Ill-fated Consort Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang