Bab 16 (2)

119 21 0
                                    

Pembunuhan (2)

Adalah kesempatan yang jarang terjadi bagi Chun Ying untuk memiliki hubungan dengan Chen Zhao, nafsunya tidak akan dengan mudah dipuaskan. Karena harus mengeluarkan uang lagi dan lagi, Chen Zhao telah kekurangan uang dengan sangat memalukan, namun, Chun Ying masih terus menyudutkannya. Karena alasan ini Chen Zhao diam diam menjual sepetak tanah pertamanya.

Bagaimana bisa sepetak tanah sebanding dengannya? Setiap orang memiliki harga dan Chun Ying merasa bahwa nilainya lebih tinggi dari sepetak tanah. Namun Chen Zhao merasa bahwa Chun Ying telah menjadi terlalu serakah. Perdebatan mereka menjadi semakin serius dan akhirnya tidak lagi dapat terlihat perasaan tergila gila akan kecantikan dibawah sinar rembulan malam itu.

Chun Ying baru saja menutup kotak penyimpanan ketika dia mendengar pintu terbuka. Chen Zhao melangkah kedalam ruangan.

Di segera berdiri, mengerutkan alisnya saat dia memperhatikan Chen Zhao yang berdiri di hadapannya. Hanya selang beberapa hari mereka tidak bertemu, raut wajahnya menjadi kuyu dan matanya memerah. Bahkan kulit bibirnya terkelupas. Chun Ying diam sejenak sebelum berkata “Kamu telah datang.”

Chen Zhao duduk diatas kursi di kamar Chun Ying kemudian mengangkat teko teh dari atas meja dengan santai sebelum menuangnya langsung ke dalam mulutnya. Chun Ying ingin menghentikannya tapi akhirnya dia membiarkannya. Hanya sedikit rasa jengkel melintas di matanya. Akhirnya dia berkata dengan dingin “untuk apa kamu datang?”

Chen Zhao baru mengiriminya uang dua hari yang lalu,  karena itu, jelas kali ini dia disini bukan untuk menjadi dewa kekayaannya. Dia tidak tahu alasannya mengapa dia berkunjung.
Chen Zhao tidak menjawabnya. Dia hanya menyeka mulutnya dan mencemoohnya “Meskipun kamu hanya budak murahan, kamu mampu meminum teh jarum perak bermutu tinggi dari Jun Shan ini. Seperti yang diketahui, kamu tidak perlu berpikir dua kali untuk menghabiskan uang yang telah saya berikan padamu.”

Sifat buruk terbesar Chun Ying adalah kesombongannya terutama dia sangat membenci latar belakang keluarganya. Kata kata Chen Zhao tidak ada bedanya dengan menuangkan garam keatas luka. Detik itu juga dia menjadi marah. Matanya bersinar dan dia terkekeh “Ya, saya adalah budak murahan tapi kamu menganggap dirimu sebagai apa? Jangan katakan pada saya bahwa kamu menganggap dirimu adalah seorang putra keluarga kaya? Atau apakah kamu berpikir bahwa selama kamu memiliki nona Jiang kamu akan dapat mengklaim koneksi dengan keluarga kementrian?”

Wajah Chen Zhao memucat. Kata kata Chun Ying telah membongkar dirinya. Tak hanya itu, dia mengatakannya dengan cara yang tidak menyenangkan.

Tanpa mempertimbangkan raut wajahnya dia lanjut berkata “Kita sama. Sebagai pelayan, kita harus berbuat sesuai keinginan tuan kita. Terlebih lagi, bukankah kamu yang secara sekarela memberikan uang kepada saya untuk dihabiskan? Atau apakah kamu berpikir bahwa rencana masa depanmu tidak sebanding dengan uang itu?”

“Kamu..” Chen Zhao mengepalkan tinjunya  dia meremas beberapa kata keluar dari celah giginya “kamu seharusnya tidak terlalu berlebihan dalam mengambil keuntungan dari saya”.

“Kamulah yang telah memanfaatkan saya" Chun Ying berseri saat dia berjalan kesisinya. Sepasang tangan pucatnya perlahan membelai leher Chen Zhao.  “Namun, mengapa kamu datang kesini hari ini?”

Aroma wewangian yang kuat dari tubuh indah Chun Ying menyerang indera Chen Zhao. Dia merasa terangsang seketika dan sikapnya melembut “Yang benar saja. Saya datang hari ini untuk memberitahumu bahwa saya bukan orang yang memiliki lebih banyak uang dibandingkan dengan otak saya. Mustahil bagimu untuk terus memanfaatkan saya seperti ini seumur hidupmu. Mari kita selesaikan ini sekali untuk selamanya karena itu adalah sesuatu yang kita berdua lakukan secara suka rela.”

Tangan Chun Ying menegang. Kukunya meninggalkan garis merah terang di leher Chen Zhao. Dia perlahan tersenyum “Jangan katakan pada saya bahwa kamu ingin lari dari tanggung jawabmu terhadap saya? Kita berdua melakukannya sukarela? Jelas bahwa kamu yang memaksa saya. Semua orang dikediaman bisa bersaksi terhadap fakta bahwa didepan umum saya tidak pernah berhubungan dengan kamu. Kamu ingin mengatakan bahwa kita berdua suka sama suka namun ketika kita di pengadilan nanti apakah menurutmu hakim akan mempercayaimu?”

Bahkan Chen Zhao tahu bahwa kata katanya tidak meyakinkan dirinya sendiri. Dia menggertakkan giginya dan bertanya “Apa yang sebenarnya kamu inginkan?”

Pandangan Chun Ying menyapu Chen Zhao.  Jelas bahwa meskipun Chen Zhao memiliki uang, sebagian besar kekayaannya berada di tangan Zhang Lan. Namun, dia tidak dapat membiarkan Zhang Lan mengetahui masalah ini. Zhang Lan adalah orang yang hebat. Jika itu terjadi, tidak dapat dipastikan siapa orang yang akan paling menderita nanti. Hanya saja, sebagai sumber uang yang mudah, Chen Zhao pada akhirnya akan memiliki hari ketika uangnya habis. Jika dia dapat memanfaatkan situasi ini, dia tidak akan menjadi orang yang menderita di akhir.

Ditengah malam, bulan melengkung seperti sabit. Angin dingin bergemerisik di dahan dahan yang tumbuh dengan liar di halaman belakang. Seekor burung gagak hinggap di salah satu dahan pohon tertinggi dan berkaok dua kali sebelum mengepakkan sayapnya dan menghilang di kegelapan malam.

Di halaman, seorang pelayan yang membawa keranjang cucian berjalan dengan terburu buru. Mendengar suara teredam sebuah benda yang jatuh ke air dari serambi. Dia menoleh dengan waspada. Dikegelapan dia mendengar suara berderak lembut teredam. Dia bahkan mendengar sedikit suara mengeong yang tidak jelas. Setelah berpikir beberapa saat, dia pasti telah mendengar suara kucing liar yang telah datang ke kediaman untuk mengejar tikus. Pelayan itu kemudian mengencangkan syalnya. Merasakan ketakutan yang datang dari halaman, dia mempercepat langkahnya dan meninggalkan area itu dengan terburu buru

The Rebirth of An Ill-fated Consort Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang