27

3.2K 536 55
                                    

Sebuah mobil berhenti di depan sebuah rumah. Lingkungan rumah itu sepi sekalipun jalanan diterangi oleh lampu-lampu jalan. Seorang pedagang nasi goreng keliling melintas sembari membuat bunyi-bunyian dari alat masaknya. Teriakan dari dalam rumah menghentikan si penjual. Seorang gadis keluar dari rumah. Sesaat gadis itu melirik mobil yang diam di dekat rumahnya, lalu menyeberang jalan untuk memesan makanan dari penjual nasi goreng.

Adnan yang duduk di balik kemudi memandangi gadis yang menyeberang jalan. Dia masih ingat gadis itu, terutama kekacauan macam apa yang sudah dia timbulkan. Namun Adnan enggan berdekatan dengannya.

"Itu Keysha."

Perhatian Adnan beralih ke perempuan muda di samping kursinya. Adnan menunaikan janjinya mengantar Yuniza pulang, meski dia harus tarik urat saraf dengan Akbar yang berkeras ingin ikut mengantar. Anak bungsunya bisa menemukan kampus Yuniza di saat dia sendiri tidak tahu. Bukan tak mungkin Akbar akan menjadikan rumah Yuniza sebagai tempat kabur di lain waktu jika dia ikut mengantar Yuniza pulang. Untung saja, Reyyan membantu menahan Akbar di rumah.

"Apa Mas berkenan bicara sama Keysha sebentar?"

"Buat apa?" Adnan kelepasan mengeluarkan nada bicara tak suka.

Yuniza tersenyum. "Keysha mau minta maaf soal kebohongan dia dan Deyon di klinik waktu itu. Apa bisa?"

Adnan ingin menjawab TIDAK BISA. Namun mata Yuniza yang bulat dan besar merayunya terlalu kuat hingga dia mengangguk tanpa pikir panjang. Ketika Yuniza keluar dari mobil, Adnan meringis akibat menyesali tindakannya sendiri. Dia begitu mudah goyah oleh kecantikan gadis muda.

Yuniza menyeberang jalan untuk menghampiri Keysha yang sedang berdiri di dekat gerobak nasi goreng. Dia berbicara sesuatu dengan Keysha sambil sesekali menunjuk ke mobil. Badan Adnan menegak. Dia penasaran apa yang sedang kedua gadis itu bicarakan. Akhirnya dia memutuskan untuk turun dari mobil, walau semula dia hanya akan menurunkan Yuniza lalu segera meluncur pulang. Adnan masih mengamati gerak-gerik di seberang jalan. Yuniza menarik lengan Keysha yang ogah-ogahan mendekat.

"Mas Adnan, ini Keysha. Ada yang mau Keysha omongin ke Mas." Yuniza menyenggol lengan Keysha. Dia mendesiskan, "Cepet ngomong."

Adnan ingin tertawa. Di matanya, dua gadis itu seperti dua ekor anak bebek yang tengah saling tunjuk-menunjuk. Sikap mereka jelas-jelas menunjukkan bahwa permintaan maaf yang akan dilakukan Keysha bukan atas dasar kesadaran diri, melainkan disuruh. Dan yang menyuruh, jelas ada di sebelahnya. Yuniza, perempuan ini memiliki pemikiran dewasa yang menarik.

"Ekhm." Keysha maju selangkah. Dia memasang sikap acuh tak acuh. "Maaf soal yang di klinik. Harusnya saya nggak ngomong begitu."

"Ngomong yang mana?" Adnan mengangkat dagunya. Jika bocah ini bisa bertingkah angkuh, Adnan juga bisa berlaku yang sama.

"Yang bilang Yuniza hamil anak kamu. Saya dan Deyon minta maaf. Mau kamu maafin atau nggak, saya udah usaha minta maaf." Keysha berbalik, menubruk bahu Yuniza ringan, dan berbalik ke penjual nasi goreng.

Adnan seperti melihat Dira saat meminta maaf. Gengsi yang Keysha tunjukkan persis milik Dira dan dia tidak bisa tidak memaafkan Keysha. Anak itu naif seperti anaknya.

"Maafin Keysha. Dia benar-benar minta maaf, tapi sedikit gengsi," ucap Yuniza.

Adnan mengangguk, tak ambil pusing. "Dia itu teman kamu?"

"Bukan. Keysha itu keponakan saya."

Adnan terkejut. Dia bisa melihat dengan pasti umur Yuniza dan Keysha sama atau paling tidak terpaut satu dua tahun. Tetapi keponakan? Wow!

"Orang-orang biasanya kaget pas tahu kami itu tante dan keponakan." Yuniza tertawa.

"Anak kamu dan anak dia bisa jadi seumuran juga," komentar Adnan.

Grapefruit & RosemaryWhere stories live. Discover now