22

3.2K 605 76
                                    

Temen-temen wetpedku terzhayank...

*⸜(* ॑꒳ ॑* )⸝* Aku kembali bareng Akbar sekalian mau promosiin cerita Coral si putri duyung gemoy. Setelah baca cerita ini, jangan lupa mampir ke Line Webtoon. Ketik di pencarian Bekcu nanti kamu akan ketemu cerita MY DAUGHTER IS A LITTLE MERMAID.

Baca dan taruh like kamu ya 🥰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baca dan taruh like kamu ya 🥰

***

Yuniza mengetik, lalu menghapus ketikannya. Dia mendesah. Sudah lima menit berlalu dan dia belum juga mendapat ketikan yang pas di hati. Dia ingin mengajak Adnan bertemu supaya Keysha dan Deyon dapat meminta maaf. Namun dia takut Adnan akan membalasnya dengan makian. Bagaimanapun, mengetahui telah menyakiti seseorang secara tak langsung itu sangat meresahkan.

Dia menengok ke kiri. Deyon menyuapi Keysha sepotong tteokpokki di saat Keysha tengah mengebut tugas yang akan dikumpulkan sore ini. Suatu keajaiban Keysha bisa menepis nilai C melihat gaya belajarnya semacam ini. Yuniza kembali mendesah. Bukannya dia bodoh sampai tidak menyadari Keysha dan Deyon sama sekali tak peduli terhadap hasil kebohongan mereka, hanya saja Yuniza tahu bahwa tidak setiap orang memiliki kesadaran yang sama. Berada di dekat dua sejoli ini membuatnya ada di posisi pengasuh sepasang bayi bucin. Beruntunglah mereka tidak sedang di kantin. Yuniza bisa membayangkan mata-mata mahasiswa yang menonton aksi bucin Keysha dan Deyon. Karena kampus mereka menyediakan bangku dan meja taman dari kayu, mereka bisa berkumpul di sini saat jam kuliah kosong. Jika tidak, Yuniza tahu dia akan dapat tatapan kasihan orang lain sebab mau saja menjadi 'nyamuk'.

Tak disangka, ponselnya berdering. Dia mengernyit pada deret nomor asing yang menelepon. Teman-teman kuliahnya biasa mengirim pesan lewat WhatsApp dan hanya sesekali menelepon melalui telepon WhatsApp. Berbeda dengan panggilan telepon yang ini. Panggilan biasa. Dari siapa?

"Dari siapa?" Pertanyaan Keysha sama seperti dengan pikirannya.

"Nggak tahu. Nggak kenal."

"Layanan bank kali. Atau kang tipu. Ati-ati." Deyon sempurna merusak suasana hati.

Yuniza melempar sedotan boba di gelasnya. Deyon meringis jijik. Dia sukses menghindari sedotan, tapi masih terkena cipratan milk tea. Keysha langsung mengelap lengan dan baju Deyon sambil menenangkan Deyon. Yuniza hanya menggeleng singkat dengan wajah muak, lalu menerima panggilan teleponnya.

"Halo?"

"Kak Yuniza."

Yuniza sontak membelalak. Dia kenal suara ini. "Kamu..." Si taik?

"Aku Akbar, Kak. Kakak ingat, kan? Nggak lupa, kan? Aku loh anaknya Ayah Adnan."

Yuniza tidak bisa menampik keimutan dari ocehan di seberang. Dia segera berdiri supaya punya ruang privasi menerima telepon. Keysha mulai menunjukkan tingkah kepo dan Yuniza belajar untuk berhati-hati dengan keponakannya.

"Kenapa nelepon Kakak?" tanya Yuniza.

"Ayah..." Akbar tiba-tiba menangis.

"Ayah kamu kenapa? Kamu baik-baik aja?" Yuniza panik.

Grapefruit & RosemaryWhere stories live. Discover now