35. punya dua anak dadakan

1.7K 67 11
                                    

•Vote dulu sebelum membaca 😀
•Happy reading guys❤️

---

"Azizah, Sini!"

"Ayo Bunda, kejal Izah! Hahaha!"

Tep...

Dinda kuwalahan menghadapi Azizah yang semakin hari semakin nakal. Saat ini mereka sedang ada di pekarangan rumah untuk menanam sayur dan buah, namun Azizah malah berlari sambil membawa bibit-bibit yang hendak ditanam.

Dinda yang sudah ngos-ngosan parah memilih untuk mengalah dan duduk di bangku kayu, mengelus-elus perut buncitnya.

Napasnya memburu, perempuan tersebut meneguk segelas air. "Nak, Bunda capek..."

Dinda melambaikan tangan, dan memberi isyarat pada Azizah untuk kembali. "Sini, kak. Bunda menyerah," ujarnya.

Hal tersebut membuat Azizah kegirangan dan berlari menghampiri sang Bunda. Gadis kecil itu memberikan bibit tanaman kepada Bundanya.

"Maafin Izah, ya, Nda. Izah yang akan menanam untuk Bunda!" Cecarnya bersemangat, lantas mulai menggali tanah dengan sekrup mainannya.

Dinda hanya diam sambil memperhatikan kelakuan putri kecilnya, ia terkekeh karena ulah lucu Azizah.

Tak lama kemudian, seseorang datang menghampiri mereka sambil membawa sekrup sungguhan. "Kalau pakai sekrup punya kamu, tahun depan pun nggak akan selesai Zah," ucap orang tersebut.

"Ihh.. Papa diem aja deh! Izah kan beyusaha ini!" Oceh anak tersebut, sembari mempoutkan bibirnya.

Samudra, ayah dari gadis itu pun tertawa kemudian mengangkat tubuh kecil putrinya. "Papa bercanda, sayang."

Setelah menurunkan Azizah, Samudra dengan sigap menggali tanah dan menanam benih sayur-sayuran dan buah-buahan.

Ia tersenyum menatap istrinya ysng sedang hamil tua, lantas menghampiri perempuannya. "Kenapa, Din?" Tanya pria itu.

Dinda mendongak, menatap wajah Samudra yang diterangi oleh sinar matahari sehingga membuatnya silau.

"Engga, kok. Cuma capek aja," jawabnya.

Samudra mengangguk kemudian melanjutkan pekerjaannya.

___

Setelah acara bercocok tanam selesai, kini mereka bertiga menghabiskan waktu di rumah orang tua Samudra. Maklum, bumil sensitif yang mau.

Mengambil sebuah apel dan mengupasnya, Dinda kemudian membagi apel tersebut menjadi tiga bagian untuk dirinya dan kedua orang tersayang nya.

"Dihabiskan, ya, kak? Apel itu menyehatkan," ujarnya sembari duduk perlahan di sofa.

Azizah yang semula bermain boneka Barbie, kini dengan senang hati memakan apel dari tangan bundanya. Sedangkan Samudra meminta Dinda untuk menyuapi dirinya yang sedang sibuk memasangkan rumah Barbie milik Azizah.

"Hati-hati, Papa! Itu yumah mahal yang dibelikan oma! Papa jangan sembayangan memasangnya!" Oceh Azizah yang hanya ditanggapi gelak tawa oleh semua orang.

Samudra mengangguk. "Jangan anggap remeh papamu ini, nak. Bikin kamu aja sukses, apalagi cuma bikin rumah mainan gini!"

Adiwijaya tertawa lepas, diikuti oleh Azizah yang tidak mengerti maksud dari perkataan papanya.

Namun berbeda dengan Dinda yang tiba-tiba bad mood setelah mendengar perkataan suaminya.

Idk Thor, but its hurt!

Wanita itu pun berdiri, dibantu oleh Helna. "Dinda mau telfon Bambang dulu," pamitnya sebelum pergi.

Adiwijaya bingung. "Bambang siapa?" tanyanya.

KUTUB UTARA [On Going]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz