25. MEET HIM AGAIN

2.7K 157 11
                                    

Vote dulu sebelum membaca✨

Happy reading ❤️

•••

"Kalau yang ini apa, Bunda?" Tanya Azizah untuk yang kesekian kalinya.

"Itu lip serum, Sayang. Buat bibir Bunda," jawab Dinda tanpa lelah.

Saat ini mereka sedang ada di rumah Dinda, di kamar Dinda. Kedua cewek itu sedang bermain makeup-makeup an, karena Azizah meminta kepada mama barunya untuk mendandaninya.

"Izah mau ini, Nda!" Cecar Azizah dengan tangan mungil yang memegang sebuah softlens.

Dinda menggelengkan kepala, "Nggak boleh Sayang. Izah masih terlalu kecil."

Sejenak Azizah nampak murung, namun setelah itu ia kembali ceria karena Dinda memakaikan maskara kepada anak itu.

"Yeayyy! Izah udah cantik!" Puji Dinda disambut cekikikan ceria oleh putri sambungnya.

Melihat layar teleponnya yang menyala, tangan Dinda pun terlulur untuk mengambilnya. Ternyata Samudra yang mengirimkan pesan kepadanya.

Paksu ❤️
Kamu dimana?

Aku di rumah

Paksu❤️
Nggak ada.

Maksudnya, dirumah Mama.

Paksu ❤️
Kenapa?

Pengen aja, nyari tempat adem.

Paksu ❤️
🤨

Kenapa?

Paksu ❤️
Nanti saya kesitu. Udah dulu, saya mau bantuin Farah minum obat.

"What???"

Dinda hanya membaca pesan terakhir Samudra. Malas sekali jika harus membalasnya, lebih baik ia pergi ke taman bersama dengan Azizah untuk membeli jajan.

___

Tap... Tap... Tap...

Terdengar suara langkah kaki seseorang memasuki rumahnya. Dinda yang semula tidur lelap, kini terbangun disaat mendapati pintu kamarnya yang telah dibuka.

Dengan setengah nyawa yang sudah terkumpul, Dinda meraih ponsel untuk melihat sekarang pukul berapa. Sudah jam empat sore, dan itu berarti Dinda hanya ketiduran selama setengah jam setelah sholat ashar tadi.

"Kenapa kalian disini?" Tanya sosok itu sembari mendaratkan tubuhnya di pinggiran kasur.

"Hah?" Beo Dinda, nyawanya masih belum terkumpul penuh.

Dan hal tersebut mampu membuat Samudra gemas yang berhasil memunculkan semburat merah di wajahnya.

"Ayo kita pulang, udah sore," ucap sosok itu yg tak lain adalah Samudra.

Dinda meregangkan tubuhnya, menyingkap sedikit baju yang ia kenakan hingga memperlihatkan perut lucunya.

"Bentar!" Cegah Samudra membuat Dinda terkejut. Untung saja Azizah tidak bangun.

Dinda terheran. "Kenapa?" Tanyanya.

Samudra tersenyum manis kemudian mendekat kearah Dinda. Pria itu menunduk, mencium beberapa kali perut sang istri.

"Halo Sayang! Selamat sore! Mandi, yuk! Sama Papa," ucapnya kini mengelus lembut perut buncit Dinda.

Namun gerakan yang dilakukan Samudra justru membuat Dinda merinding dan grogi. Dengan tubuhnya yang dipeluk dari samping, perutnya yang di pegang oleh pria itu, membuat Dinda menahan kegugupannya sekuat tenaga.

KUTUB UTARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang