02. WELCOME BACK TO INDO

7.6K 411 104
                                    

don't forget to be happy today
.

.

.

Sesuai rencana Dinda dan mamanya dua hari yang lalu, kini gadis berpakaian formal dengan dua buah koper yang melekat di setiap genggaman tangannya tengah duduk pada deretan kursi yang sudah tersedia di ruang tunggu bandara internasional.

Ini untuk yang kedua kalinya. Dua kali bagi Dinda merasakan ketakutan dan juga rasa deg degan bercampur menjadi satu disaat pesawat yang ditumpanginya mulai diterbangkan.

Apakah Dinda sendirian? Iya, Dinda hanya sendiri. Lagipula siapa yang akan menemaninya, tidak ada. Rasa bosan, suntuk, malas dan juga lapar beradu menjadi satu membuat Dinda berinisiatif untuk memutar musik di ponselnya.

___

"Akhirnya!" Teriak Adinda ketika kedua kakinya mulai memijak bumi kelahiran yang telah lama ia rindukan. Indonesia, negara dengan sejuta kekayaan alam dan beragam budaya khas di setiap daerahnya.

Seutas senyuman berhasil merekah sempurna menghiasi wajah cantik Dinda. Gadis setengah mabuk udara itu mulai melangkahkan kakinya menghampiri seseorang yang sudah berjanji akan menjemputnya.

"DINDAA!!!!" teriak sosok yang juga sedang berlari menghampiri Dinda.

"Bambang!!!" seru Dinda membuat orang tersebut menghentikan langkahnya.

"Bamandra! bukan Bambang!"

Mati-matian Dinda menahan senyumnya. Gadis tersebut lantas memeluk erat sahabatnya yang sudah lama ia rindukan. Bamandra Gevan Giantara, cowok yang notabenya adalah sahabat Dinda dari kecil berdecak kesal karena ternyata anak anjing peliharaannya sama sekali tidak berubah meskipun sudah dua tahun lamanya menetap di negara orang.

"Apa kabar Lo? Kiw yang makin seksoy."

"Wadaww!" Pekik Andra kesakitan disaat sebuah cubitan maut mendarat sempurna di pinggangnya.

"Mulut Lo harus gue cuci abis ini." Dinda menarik tangan Andra lantas mengajaknya menghampiri sebuah mobil yang sudah dapat ia pastikan bahwa mobil tersebut milik Bambang, sohibnya.

"hehe maaf," ucapnya kikuk.

"Bang," Dinda menghentikan langkahnya.

"Apa?"

"Makan dulu yok, laper nih."

"Oke,"

"Lo yang traktir ya?"

"Enak aja, Lo lah yang traktir!"

"Gue mana ada rupiah njir, ini semua masih dolar!"

"Daebak! Sini-sini gue lihat," seru Andra antusias.

"No!"

Cowok dengan Hoodie hitam dan celana putih panjang itu berdecak, "pelit Lo!"

"Mau gue traktir gak?" Tawar Dinda membuat Andra bersemangat seketika.

"Seharusnya emang gitu."

"Oke, kita ke bank dulu!" Dinda kembali menggandeng tangan Andra dengan semangat kemudian melanjutkan perjalanan mereka.

___

"Gila! Dua tahun Lo di London, beneran gak pernah pacaran?" Tanya Andra tidak menyangka seraya memasukkan kembali makanan yang sedang mereka makan.

Dinda mengangguk mantap, "gue gak suka sama laki disana."

"Kenapa? Bukanya mereka ganteng-ganteng?"

Andra beralih menangkup kedua pipi Dinda yang sedang dipenuhi oleh makanan. "Lo- masih normal, kan?"

KUTUB UTARA [On Going]Where stories live. Discover now