03. MEET HIM

5.8K 370 17
                                    

-Hargai karya penulis dengan memberi vote dan komentar!

.

.

.

Hari ini Dinda sudah beberapa kali berselancar di dunia internet guna mencari lowongan kerja terdekat, minimal satu kota lah dengan rumahnya. Namun mencari pekerjaan tidak semudah itu, apalagi dia hanya lulusan SMA. Seandainya saja ia bersekolah di SMK, pasti lebih banyak kemungkinan mudah mencari pekerjaannya.

"Ah!" Desahnya berat sambil menghempaskan tubuh di atas sofa. Bahkan matahari sudah berada di arah jam dua, setengah hari sudah ia mencari informasi baik secara online maupun berkeliling kota.

Bukannya Dinda tidak mau kuliah, hanya saja ia merasa lelah dan ingin beristirahat sejenak. Ia ingin menikmati hidupnya dengan diri yang disibukkan oleh pekerjaan, bukan otak yang disibukkan oleh deadline.

Sudah cukup! hanya ada satu jalan pintas yang akan menyelesaikan masalah Dinda. Om Wijaya! Atau ia bisa melamar pekerjaan di toko kosmetik milik Tante Helna, good idea!

Dengan semangat yang sudah kembali, Dinda membangkitkan tubuhnya kemudian berlari memasuki kamarnya. Gadis tersebut bergelut dengan pakaiannya, melepaskan, kemudian menghujankan dirinya dibawah shower.

"Syukur-syukur ketemu bang Samudra, ceilah!" Cecarnya kegirangan bahkan hanya sekedar memikirkan namanya.

"Bang Samudra gimana, ya? Sekarang?"

"Apa jangan-jangan udah kumisan? Awww!"

Sungguh, cicak-cicak di dinding kamar mandi Adinda hanya bisa berdecak sesahutan meratapi Tuan rumah macam Dinda. Pray for Adinda Cempaka Kalisya, calon nyonya Samudra Adiwijaya! Aamiin!

Lima belas menit sudah berlalu, kini jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore. Dinda bersiap untuk pergi menemui calon mertuanya di rumah sebelah namun tidak dengan tangan kosong, gadis tersebut membawakan sekotak makanan oleh-oleh dari London waktu lalu.

Dinda memang sengaja tidak memberi tahu kepada keluarga Samudra jikalau ia sudah berada di Indonesia, karena ia ingin memberi surprise kepada mereka. Dan kini sampailah kedua kaki Dinda di depan pintu rumah mewah bercatkan putih agak cream, membunyikan bel rumah dan menunggu respon dari seseorang yang ada di dalam. Oh ya, sebelumnya Dinda dengan lancang menerobos gerbang rumah Samudra. Bukan apa-apa, ia memang sudah sering seperti itu sejak dulu.

Berhubung tidak ada yang merespon Dinda pun membuka pintu rumah Samudra yang kebetulan tidak terkunci. Sunyi, satu kata yang dapat menggambarkan suasana rumah Samudra saat ini.

Perlahan Dinda mengambil langkah teratur, merotasi ke setiap sudut rumah yang sudah setahun ini tidak ia pijak. Dekorasinya masih sama, namun beberapa benda baru sudah mengisi bagian-bagian kosong di rumah itu.

Sedang asik berkuai dengan dunia kagumnya, gadis tersebut dikejutkan oleh sebuah tangan yang menepuk pundaknya. Ia pun berbalik, mengamati wajah sosok yang sedang berdiri tepat didepannya.

"Siapa kamu? Kenapa bisa masuk ke sini?" Tanya sosok tersebut mengintimidasikan tatapannya kepada Dinda.

Sedangkan dalam diam Adinda berpikir bahwa apakah mungkin orang itu tidak mengenalinya? Apakah se glowUp itu dirinya hingga seorang Samudra Adiwijaya tidak bisa mengenal dirinya? Daebak!

"Bang Samudra?" Luar biasa! Kenapa semakin tua pria itu malah semakin tampan? Tidak terlalu tua juga, karena usia mereka hanya selisih tiga tahun dua bulan. Sedangkan Samudra hanya mematung, terheran oleh seorang gadis didepannya yang ternyata mengenal dirinya.

KUTUB UTARA [On Going]Место, где живут истории. Откройте их для себя