"Baik. Saya mempercayai Anda," Ucapnya singkat kemudian mengambil ASI tersebut lantas pergi dari sana.

___

Sesampainya di rumah, Samudra langsung mengunci dirinya dan juga Dinda di kamar. Ia tidak akan membiarkan siapapun mengganggu kegiatannya bersama dengan sang istri tercinta! Ingat itu!

Dinda menahan tawa ketika melihat Samudra yang sudah sangat antusias. Suaminya itu pasti sudah sangat yakin bahwa Dinda akan memberikannya ASI, namun pria itu tidak tahu bahwa Dinda sudah mengelabuinya.

"Ayo, Yang. Sambil baring, oke. Sambil duduk juga oke! Pilih yang mana?" Samudra benar-benar merekahkan senyumnya, membuat Dinda gemas sendiri.

"Kamu aja yang rebahan, akunya duduk aja, ya?" Tawarnya langsung dilaksanakan oleh Samudra.

Pria itu buru-buru mengambil posisi ternyamannya, menepuk-nepuk pinggiran kasur untuk istrinya duduk.

Dinda pun dengan senang hati duduk disana, menyugar surai tebal milik suaminya. "kalau kamu mau susu, ada syaratnya."

"Apa?"

Dinda tersenyum sejenak, kemudian mengambil paper bag kecil yang ada di atas laci. "Kamu harus minum sambil tutup mata, nggak boleh ngintip!"

Mengerutkan keningnya sejenak, pria itu memilih untuk menyetujui syarat Dinda tanpa berpikir dua kali.

"Oke."

Dinda sedikit tertawa, ketika Samudra benar-benar menutup matanya. Ia pun mengeluarkan sebuah dot berisikan susu kotak yang kemarin sempat ia beli bersama dengan Azizah.

Ketika Dinda sudah mulai mendekatkan puting dot itu dan menunggu reaksi suaminya, ia justru mengatur napas guna menahan gelak tawanya.

Samudra membuka sedikit mulutnya, memberikan akses untuk benda kenyal tersebut memasuki mulutnya. Ia tidak percaya bahwa Dinda benar-benar memberikannya ASI, Dinda menyusui dirinya.

Namun setelah ia menghisapnya, ia merasakan sebuah tekstur yang pekat dengan rasa... Stroberi? Kok?

Ia mengangkat tangannya, membelai Surai Dinda dengan mata yang masih tertutup.

"Din?" Panggilnya.

"Iya?"

"Kok rasanya aneh, Din?"

Sungguh. Saat ini Dinda benar-benar ingin tertawa, namun sebisa mungkin ia menahannya.

"Aneh gimana, Mas?" Tanyanya pura-pura tidak tahu dan membungkam mulutnya menggunakan sebelah tangan.

Samudra kembali mengernyit, "Ini rasa stroberi, Din. Kamu abis makan stroberi?"

Aduh Bang Samudra... Lucu banget, sih!!!!

"I-iya, Hehehehe."

"Apa se berpengaruh itu? Ini, beneran?"

"Be-beneran apa?" Dinda nyaris kelepasan, ia nyaris tertawa.

Hal tersebut sukses membuat Samudra curiga, dan memutuskan untuk sedikit mengintip.

Dan Foila!!!!!!

Refleks Samudra mendudukkan dirinya, menatap tak percaya dengan apa yang telah Dinda lakukan kepadanya.

Istrinya itu justru tertawa terbahak-bahak seraya memberikannya sebuah dot berisikan susu berwarna merah muda.

Pantas saja rasa stroberi, ternyata memang susu buatan!

"Dinda!!!!!" Sentaknya, mengendalikan napasnya yang memburu.

Sedangkan Dinda, perutnya sampai kram karena kelakuan lucu Samudra. Bagaimana bisa pria itu percaya bahwa Dinda akan menyusui dirinya?

"Hahahaha! Kamu beneran percaya! Aduh... Perut aku, Hahaha!" Tawanya tak terbendung.

Samudra yang benar-benar kesal pun membuka puting dot tersebut lantas meneguk semua susu stroberinya.

"Awas aja, aku bakal bales ulah nakal kamu! Tunggu aja malem ini!" Ujarnya kesal, bangkit dari ranjang kemudian berjalan cepat memasuki kamar mandi.

"Aduh... Maafin Bunda, ya, Dek. Bunda nggak ada niat ganggu bobo kamu, tapi ini beneran ngabrut alias ngakak brutal!"

Sedangkan di dalam kamar mandi, Samudra mengacak rambutnya stress.

"Mau ditaruh mana ini muka????" Cicitnya tak kuasa menahan malu.

___

Halooooo!

Aa kabar? Hehehehe maafin author yang menghilang ber abad-abad lamanya ya!

Maklumin aja, author juga manusia biasa jajaja...

Next ga nihh? Komen yaaa!

KUTUB UTARA [On Going]Where stories live. Discover now