Chapter: 1

22.2K 435 2
                                    

Dentuman musik terdengar begitu nyaring di pendengaran. Lantai dansa dipenuhi pria serta wanita yang menari dengan liar. Tatapan tajam memerhatikan setiap ruangan dengan teliti. Manusia yang bergerak ke sana ke mari membuatnya muak.

"Ayolah, Ace nikmati keindahan duniawi ini." Ujar Romeo sembari mengedipkan sebelah matanya pada wanita yang berada di sekitar.

Melihat hal tersebut membuat ia muak, seorang wanita datang menghampiri dengan gaun ketat pendek serta riasan tebal. Secantik serta semenarik apapun mereka, ia tidak berniat menyentuh atau menyetubuhi mereka. Ada seseorang yang membuat ia tertarik serta terbayang tanpa henti. Karena hal sederhana, yang telah orang tersebut lakukan.

"Menjauhlah dariku, sialan." Ujarnya kesal sembari mendorong wanita yang mencoba menyentuhnya.

Setelah mengatakan hal tersebut ia beranjak mendekati balkon, di mana memerlihatkan seluruh keadaan klub. Semua terasa begitu membosankan, sekarang dirinya membutuhkan sebuah hiburan.

Rasanya tidak adil bila yang lain berbahagia dengan bermain wanita tetapi, di sini dirinya tersiksa karena melihat banyak wanita mengerikan mengitari. Lebih baik ia beranjak ke luar ruangan tersebut sembari menikmati sebuah gulungan tembakau.

Mengacuhkan teriakan Romeo yang begitu memekik telinga.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

"Luna, kau harus berhenti minum. Besok kita harus bekerja." Wanita berambut pirang berujar dengan frustrasi.

Mendengar hal tersebut, wanita yang dipanggil Luna itu terlihat begitu kesal saat ditegur.Terlihat bila Luna merasa tidak peduli dengan apa yang terjadi esok karena malam ini adalah pelepas luka hati.

"Diamlah Becca! Bajingan itu sudah bermain api di belakangku kau tahu?!"

Gelas berisi anggur melayang di udara saat tangan Luna menggenggamnya serta menunjuk ke arah Becca dengan setengah sadar.

Melihat Luna yang hilang akal membuat Becca benar-benar frustrasi, tak tahu harus bagaimana membawa wanita itu ke luar dari tempat berisik serta mengerikan ini.

"I'm gonna kill you Derryl,"

"Such a Jerk!"

Becca menghela napas sembari menutup wajahnya tidak habis pikir. Melihat Luna yang sudah meracau tidak karuan membuat ia benar-benar jengah.

Sudah ia katakan bila Derryl yang digadang-gadang menjadi seorang-kekasih, tidak, mantan kekasih Luna itu hanya memanfaatkannya, tidak ada ketulusan di dalamnya.

Bisa dikatakan mereka seperti 'Friends with benefits'. Hanya saja, Luna mengatakan bila mereka itu terikat secara batin. Jujur, dirinya saja tidak mengerti jelas maksud dari hubungan keduanya.

Bahkan sepengetahuannya, Derryl saja tidak pernah menyatakan perasaanya pada Luna. Dan dengan seenaknya, Luna mengklaim dirinya bila wanita itu kekasih dari seorang Derryl Galaxsa. Ini seperti hanya Luna sendirilah yang mencintai serta Derryl yang memberi harap yang tidak pasti.

Benar-benar memusingkan.

"Nona, maaf tetapi temanmu sudah benar-benar mabuk berat."

Semua lamunan yang ada terbuyarkan begitu saja ketika seorang bartender mengingatkan. Perlahan Becca melirik Luna yang sepertinya terlihat tidak memiliki jiwa. Memang dilihat dari segi manapun ia terlihat tidak memiliki kewarasan sedikitpun.

"Ka-kau benar Tuan, terima kasih telah mengingatkan ku."

Saat Becca akan memapah tubuh Luna ke luar dari klub, bartender tersebut menghentikan langkahnya sembari menggenggam tangan Becca dengan erat lalu menatapnya dengan lekat.

Stuck With The MafiaWhere stories live. Discover now