"Mamah aku duduk tengah sama Mamah!"

"Pokoknya nanti kalo ada orang yang gendong kamu jangan ditolak, mereka mau kasih hadiah, oke anakku?"

Haidar mengangguk sambil mengacungkan jempol membuat Ale memeluknya gemas. "Mamah tunggu kita dong jangan tinggal,"

"Ayo ayo cepet ah," Dilla membuka pintu mobil dan meraih Haidar ke gendongannya. "Papah bilang apa aja jangan didengerin ya sayang."

Haidar mengangguk lagi. "Oke Mamah."

Ale menoleh. "Apa?"

"Nggak papa," jawab Dilla. "Bukaiin pintu mobilnya."

"Siap Bu Menteri," Ale dengan senang hati membukakan pintu mobil.



💞💞💞💞💞







Leo memiliki impian ingin masuk ke akademi sepakbola di Portugal.


Tempat bagus berarti persaingan ketat. Tapi dia bisa mendapatkan kesempatan itu jika bisa mempertahankan ranking 2 atau naik ke 1.

Awalnya impian Leo sempat mendapat respon kurang dari orang tuanya karena Portugal akan jauh dari mereka, tapi melihat kegigihan Leo dalam belajar perlahan mereka melunak.

Dia mulai mencintai bola ketika pertama kali kakek mengajak nonton bersama saat umur 10 tahun, kecintaanya dengan pemain bernama Ronaldo itu sangat memotivasi Leo untuk menjadi giat.



Andai kakek dan nenek masih ada di sini, pasti dia akan lebih semangat meraih mimpinya.





Andai kecelakaan itu tidak terjadi....




"Kelas kalian digabung sama kelas sebelah ya untuk beberapa minggu ini, karena cuma ada 1 guru." Pak Hadi menginterupsi perhatian para murid IPS 3.

"WOI KUMPUL WOI AYO!"

Leo melangkah bersama Willy menuju lapangan, keduanya tampak tidak semangat melakukan apapun di atas terik matahari

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Leo melangkah bersama Willy menuju lapangan, keduanya tampak tidak semangat melakukan apapun di atas terik matahari. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pemanasan. Leo cuma gerak-gerak dikit aja sementara Willy diam tanpa bergerak sama sekali karena sejak pagi belum sarapan.

"Ke kantin sana males gue liat muka lo," Leo mendorong wajah Willy yang pucet banget kayak orang sekarat.

"Mana bisa ke kantin," Willy berdiri dengan tatapan kosong.

"Minta Abel bawaiin," ucap Leo. "Kelas dia gabung sama kita."

"Bisa?" tanya Willy dengan suara lemas.

"Ck," Leo berdecak malas, akhirnya mengeluarkan hp membuat Willy tersenyum tipis.

"Makasih, Le."

"Tai," Leo memasukkan hpnya lagi setelah mengabari Abel.

My Frenemy ( AS 10 )Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt