Reflection

395 37 1
                                    

Reflection
Yuri Briar x Reader

Spy x Family © Tatsuya Endo

.
.
.

Mengenal Yuri Briar sejak kecil membuatmu paham betul seluk beluk sifatnya, terlebih mengenai Yor. Lantas, kau menghela napas, jari-jemarimu menutup lembaran kertas demi kertas setelah selesai mengajar. Hari ini, Eden Academy hanya memiliki jadwal sampai siang. Yang berarti, kau memiliki waktu istirahat dengan tenang.

Gadis kecil berambut merah muda melemparkan tatapan penasaran di balik iris hijau bulatnya. Membuatmu segera mengulas senyum pada anak tiri dari Yor tersebut, "Anya-san, ada apa? Jangan-jangan, ada bagian pelajaran yang tidak kau mengerti tadi?"

"Iie, Sensei. Anya ingin mengajak Sensei ke suatu tempat!" ujarnya gembira seraya mengulurkan tangan antusias. Melihat tingkah menggemaskannya, kau hanya mampu melebarkan senyuman, menjadi guru muda di akademi ini tidaklah mudah.

"Baiklah, mari kita lihat, apa yang ingin kau tunjukkan pada Sensei!"

Kalian berdua pun beranjak keluar dari kelas, mengabaikan tatapan diam-diam dari sang anak lelaki yang tertuju sempurna pada Anya. Sudah pasti, tatapan tajam itu berasal dari Damian, salah seorang anak didikmu. Langkah demi langkah, membawa kalian berdua menuju gerbang, mempertemukan dirimu dengan sosok familiar yang sangat kau kenal.

Siapa lagi kalau bukan Yuri Briar dengan pakaian kasualnya?

Objek yang memenuhi kepalamu sejak pelajaran tadi.

Merasa misinya telah sukses, Anya menyeringai pada Yuri, lalu berlari masuk, meninggalkan dirimu hanya berdua dengan pemuda berambut hitam tersebut.

Cukup lama keheningan melanda di antara kalian berdua. Lantas, Yuri lah yang membuka obrolan, memecah suasana tersebut lantaran tidak tahan. Toh, ia perlu segera membicarakannya denganmu, "[Name], apa kau mau jalan-jalan tidak?"

"Huh? Tiba-tiba seperti ini? Hm, sebenarnya aku masih perlu untuk memeriksa hasil ujian para murid, sih. Ah, apa kau ingin membeli sesuatu untuk Yor-san? Kalau soal itu, kurasa kau bisa memilihnya sendiri," balasmu acuh.

"Tidak! Memang benar kalau memikirkan Neesan itu adalah hal yang penting, tapi kali ini bukan soal itu! Ini murni ajakanku karena ... kemarin tidak sengaja membatalkan janji kita. Kau tahu sendiri, bukan, kalau pekerjaanku sebagai polisi itu biasanya mendadak?"

Ia memasang ekspresi bersalah, tidak enakan. Kau tahu betul kalau Yuri berusaha sekuat tenaga agar negara ini aman. Tetapi, tetap saja tidak mampu menghilangkan rasa kecewamu terhadapnya. Menemukan Yuri menunduk seperti ini, seolah melihat refleksi dirinya dulu tiap kali mengajakmu main bersama.

Kau menghela napas, "Oke, baiklah. Kau mau kemana, kalau begitu? Selepas beres-beres barangku, aku akan ikut denganmu."

Senyumnya merekah, ia memelukmu sontak dengan kegirangan. Tersadar masih banyak murid yang berkeliaran, segera dekapan tersebut ia lepaskan, meski enggan. Kau menggelengkan kepala, hanya mampu memaklumi tingkahnya. Toh, ia adalah si bungsu, sudah sewajarnya bertingkah manja.

"Tunggu saja di sini. Aku tidak akan lama. Kalau kau masuk, guru-guru yang lain pasti akan menegurku karena membawamu," ujarmu seraya mengendikkan bahu. Ia mengangguk, lantas berpose hormat.

"Baik, Sensei!"

Tawamu lolos, padahal ia lebih pintar darimu. Tetapi, dipanggil seperti itu juga tidaklah buruk. Lekas saja, kau berbalik, kembali ke dalam ruangan kelas dan beres-beres. Langkah demi langkah yang berpacu bersama rasa antusias itu tak kunjung hilang, walaupun telah kembali menatap wajah tampannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 22, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Story ↠chara x readerWhere stories live. Discover now