There She is!

837 30 0
                                    

There She is!
Sinbad × Reader

Magi! Sinbad no Bouken © Shinobu Ohtaka, Yoshifumi Ohtera

.
.
.

Menjadi adik dari Jafar membuatmu paham betul akan kesetiannya pada sosok berambut biru tua tersebut, bahkan dirimu pun juga seperti itu. Sinbad, calon sang penguasa tujuh lautan juga lady killer, tetapi godaannya tidak berpengaruh sama sekali kepadamu. Malah, rasanya, kau ingin memukul ia tiap kali ia bertingkah tak pantas.

Lautan biru yang membentang luas bersama dengan langit kau pandangi, burung-burung berkicau, membuatmu fokus pada harum dan suara alam. Tepukan pelan mendarat di bahu, tersedak akan kehadirannya, kau pun segera meminum air yang diberikan olehnya dan berseru sebal, "Sinbad! Berhentilah mengagetkanku!"

"Haha, maaf saja, nona. Habisnya, kau lucu sekali," balasnya seraya terkekeh kecil. Kau mendelik, memalingkan wajah dan menghela napas. Hormat sih, hormat, tapi bagaimana bisa kau selalu menghormatinya bila ia sendiri saja seperti ini? Kau mendengkus tertahan, berusaha untuk berjalan dan menjauh darinya. Tak terima diperlakukan layaknya sampah, Sinbad lantas menggerutu pelan, "hei, nona cantik. Apa kau marah padaku karena menjahilimu?"

"Niisan, boleh aku memukulnya?"

"Silahkan saja, sebenarnya aku juga tidak keberatan, kok."

Pemuda berambut putih yang menjadi kakakmu itu menyahut dari atas dek, mengendikkan bahu dan kembali melanjutkan pekerjaannya bersama dengan tumpukan kertas. Sinbad memasang ekspresi memelas sekaligus pasrah. Ia tidak mengerti kenapa semakin hari, kalian berdua semakin sensi padanya. Padahal, Sinbad murni hanya ingin mengakrabkan diri denganmu.

Berusaha mengabaikan tingkah Sinbad, kau pun kembali menatap lautan. Jujur saja, kau tidak terlalu suka akan kehadiran air yang membentang luas dan dalam ini. Terkadang, kau membayangkan berbagai kengerian dan makhluk tak diketahui apa saja yang berenang di dalamnya. Namun, jika disuruh untuk melanjutkan khayalan itu, tentu kau memilih berhenti. Lamunanmu buyar ketika mendapati wajah Sinbad yang berada di dekatmu, "[Name], kau ini cantik kalau sifat garangmu dikurangi sedikit."

"Aku tidak garang, kau saja yang suka cari masalah," balasmu balik menatapnya dengan lekat dan datar. Cukup lama kalian berdua saling bertatapan, hingga rona merah menghinggapi pipi Sinbad. Ia pun mengalihkan pandangannya, tersirat sedikit kekecewaan.

"Hahaha, kau ini dingin seperti biasanya."

Di saat Sinbad ingin menggenggam tanganmu, Mystas dengan sigap mencegatnya seraya memasang wajah sebal. Akhirnya, malah kedua pemuda itu yang saling menggenggam tangan dengan konyolnya. Membuat Sinbad berujar, "Mystras, kenapa kau menggangguku seperti ini?"

"Tolong bersikap baiklah pada [Name]! Aku tidak ingin ia menghancurkan tempat tidurku lagi di saat ia marah karenamu, tahu!"

Kau terdiam, mengingat kilasan memori di mana kau menendang hancur tempat tidur Mystras karena Sinbad yang tak sengaja mendorongmu di atas kasur pemuda berambut merah itu. Mengerjap sembari ber-oh ria, mulutmu membuka dan tanganmu menangkup, "Oh, maaf ya, Mystras. Waktu itu tidak sengaja dan memang murni kesalahan si genit ini."

"Hei, siapa yang kau panggil genit?" sahut Sinbad, makin tidak terima. Sementara, tatapanmu mengarah langsung padanya. Membuatnya mau tak mau segera menutup mulut. Sinbad lantas menghela napas, mendapatkan hatimu bukanlah perkara yang mudah. Tetapi, ia tidak ingin menerima kekalahan begitu saja.

Di saat kapal mulai sepi, Sinbad mengangkat suara, "Apa kau membenciku, [Name]?"

Oh ayolah, pertanyaan konyol macam apa lagi, ini? Kau hanya terdiam, menunggu pamuda itu kembali mengangkat suara. Dan benar saja, ia langsung melanjutkan lagi perkataannya, "Tidak bisakah kau melihatku sebagai seorang lelaki?"

"Maaf, tapi kalian semua sudah seperti keluargaku sendiri. Memang benar, kita berbeda gender. Hanya saja, tidak ada perasaan seperti itu padamu."

Sinbad menggeleng seraya menghela napas pelan. Ia sudah tahu dengan betul bahwa akan terjadi seperti ini. Berawal dari hanya iseng semata, siapa sangka ia malah benar-benar tidak bisa lepas darimu?

Mungkin ini adalah hukuman bagi Sinbad.

Mendapati pemuda berambut biru tua yang terjebak dalam pikirannya sendiri itu pun, kau memalingkan badan. Kedua kakimu melangkah, berniat untuk meninggalkannya. Namun, belum sempat beberapa langkah itu menjadi genap, lenganmu ditahan olehnya. Ekspresi Sinbad kala itu nampak serius.

"Padahal kau belum mencapai tujuanmu untuk menguasai lautan dan mengubah dunia, tetapi sekarang kau ingin memasukkan diriku ke dalam daftar gadis mainanmu?" sindirmu dengan dahi mengerut.

Memang benar bahwa sosok di hadapanmu ini berwibawa, kuat, juga baik hati. Tetapi, kadang kala sifat yang tengah ia tampilkan saat ini membuatmu kesal padanya. Meskipun begitu, tentu saja, kau tidak akan memutuskan kepercayaanmu padanya. Kau adalah wadah pelayan Sinbad dan akan selalu begitu, walau jika ia berusaha melawan dunia sekali pun.

Sinbad memasang ekspresi miris dan berujar, "Kebiasaan prasangka burukmu itu mungkin harus dihilangkan saja kali, ya?"

Sosokmu ada di sana, angin sepoi-sepoi menerpa helaian rambutmu, memperlihatkan wajah yang disinari oleh matahari sore. Pemuda itu ingin membuka mulut, namun ia urungkan dan kembali mengulas senyum pahit. Ia menghormati kaum wanita karena ibunya, tetapi ia tak akan membuat pembelaan untukmu. Biarkanlah waktu yang mengetahuinya dengan sendirinya.

"Ah, baiklah! Kita mungkin akan memasok lagi dagangan atau mencari bahan baru lagi!" tutur Sinbad, memecah keheningan saat menyadari atmosfer di antara dirimu dengan dirinya yang mulai mendingin.

Genggaman itu lepas.

Kau pun melangkah jauh darinya, sementara Sinbad memperhatikan lekat punggungmu. Senyuman pahit terpampang jelas di wajah tampannya dan satu kapal mengetahuinya selain dirimu.

Kau berada di sana ...
Namun, sangat sulit untuk Sinbad gapai.

.
.
.

[END]

 
 
Note:
Halo, selamat malam semua? Haha. Aku publish chapter yang berdebu ini karena udah selesai diedit. Aslinya, ini tulisan lama. Cuman ya, daripada dibiarin di draft, mending aku publish aja.

Oh, aku juga agak sibuk dengan irl. Bahkan, aku udah ga main game gacha saking sibuknya huhu. Tapi, aku kadang masih aktif buat nulis di sini, kokkk. Sekarang lebih fokus buat bangun akun sebelah aja usablueny. Give me a message in there!

Also, jangan sungkan buat ninggalin komen atau pesan jika pengen! Tenang, Kumi ga gigit, kok. Kalau ada waktu, aku bakal berusaha balas dm (semisal ada yang mau ngechat bareng). Untuk komentar, aku ga jamin bisa rep satu-satu, soalnya notif kadang suka tenggelam sama vote juga😭

Dan yah, mungkin ini karya oneshot terakhir di penghujung 2022! Happy early new year, everyone!

The Story ↠chara x readerUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum