Stay Alive

4.6K 158 6
                                    

Stay Alive

Haruchika © creator
Story © Nikishima_Kumiko
.
.
.
.

 Tangan itu dingin, terbujur kaku di atas tanah. Tak bisa bergerak sama sekali. Darah bersimbah dimana-mana seakan mengatakan bahwa memang sosok itu telah tiada. Seseorang bersurai pirang merengkuhnya, iris biru matanya melebar, nampak tak terima dengan kenyataan yang baru saja ia hadapi. Tangannya yang masih hangat mencoba memeluknya dengan sekuat tenaga.

 Kamijou Haruta, nama pemuda pirang itu. Dan sosok yang direngkuhnya adalah dirimu, [Fullname].

 Padahal, baru saja ia bercengkrama dengan gadis itu. Membicarakan siapa yang akan lebih disukai oleh sensei mereka.

 "Tidak, ini pasti mimpi. Kenapa kau bisa melakukan hal bodoh seperti ini?" gumamnya sembari menahan isakan. Disampingnya, sosok bersurai ungu tua berdiri menatap sendu.

 "Harusnya tadi kau hentikan dia untuk pergi sendirian, Haruta bodoh. Temani dia."

.
.
.
.

 Gah!

 Haruta terbangun, tersentak kaget akan mimpi yang baru saja ia dapatkan. Keringat dingin membanjiri pelipisnya, napasnya tersengal-sengal yang membuktikan bahwa memang dirinya habis bermimpi buruk hanya saja ia tidak bisa mengingatnya sama sekali.

 Ia pun memijat pelipisnya, rasa pening mulai menyerang kepalanya. Dia mengerang, mengeluh karena tempat tidur yang ia dapatkan sangat tidak nyaman.

 Maklum, dirinya miskin.

 Brak!

 Pintu dibuka, menampakkan sosokmu yang sudah siap dengan seragam sekolah. Senyum terpatri, bersama dengan sosok ungu yang menyengir lebar, Chika.

 "Ohayou, Haruta-san! Genki, desu ka?" sapamu.

 Haruta menautkan alisnya, memamerkan senyum masam karena kedua sosok yang seenaknya main masuk apartemen orang. Ia mengacak surainya kasar, turun dari kasur.

 "Kalian berdua, cepat pergi! Baru bangun juga langsung disamperin kayak gini." Ia mengeluh tertahan.

 Chika baru saja hendak mengeluarkan omelannya jika saja dirimu tidak menarik tangannya untuk keluar. Kasian juga dia, diganggu terus. Setelah kalian keluar, Haruta mengusap dahinya pelan sembari bertanya-tanya mimpi apa yang baru saja ia alami tadi.

 "Kenapa aku seperti melupakan sesuatu yang penting?"

 Ia menghela napas, lalu berjalan menuju kamar mandi, berniat untuk bersiap-siap. Dan tak butuh waktu lama, ia telah siap dengan segala pakaiannya. Tak terasa lagi aura kemiskinannya.

 "Sudah siap?" tanyamu dengan girang ketika ia keluar. Sementara Chika di sampingnya terlihat gelisah, ingin mengatakan sesuatu.

 Namun, Haruta mengabaikannya dan memilih untuk berjalan bersama kalian berdua. Begitu pula dengan Chika yang ingin berbicara namun mulutnya terkatup rapat. Sedangkan dirimu menikmati obrolan tentang sensei dengan Haruta.

 Saat di gerbang sekolah, kalian berpisah. Haruta seperti orang bodoh yang tidak menyadari ada keanehan di antara kalian berdua. Seketika kejeniusannya terasa hilang bagai ditelan bumi karena sibuk memikirkan mimpinya.

 Keanehan itu adalah dirimu yang hari ini terlihat lebih girang dan banyak mengobrol tentang sensei. Sedangkan Chika tak seaktif biasanya. Malah lebih memilih untuk diam.

 Berlanjut, dirimu tidak masuk ruangan klub orkestra. Padahal dirimu adalah murid yang paling rajin.

 Disinilah, kau. Di atap sekolah.

 "...Haruta-kun. Sensei sudah punya orang lain, lho." Kau bergumam di atas atap. Sendirian, tanpa ada sosok lain yang menemani. Hanya tiupan angin yang sesekali memecah keheningan.

 "Kalau aku loncat dari sini... apakah dia akan melirikku?" Kau bergumam lagi.

 Selangkah, demi selangkah makin dekat menuju kematian. Tinggal menunggu hitungan detik saja dan dirimu akan jatuh.

 "Heh? Tidak ada yang melirikku di atas sini? Aku baru saja kehilangan kedua orang tua lho. Terus sekarang, sensei...?"

.
.
.

Bruk!

 "Tunggu... apa ini?"

 Haruta terjengkal kaget, sosokmu mendarat di atas tanah, tepat di hadapannya. Tidak ada yang menyadari bahwa sosokmu ada di atas ketika mereka sedang mencarinya.

 Langit yang cerah tiba-tiba saja berubah kelabu.

 Tangan itu berubah dingin, terbujur kaku di atas tanah. Tak bisa bergerak sama sekali. Darah bersimbah dimana-mana seakan mengatakan bahwa memang sosok itu telah tiada. Seseorang bersurai pirang merengkuhnya, iris biru matanya melebar, nampak tak terima dengan kenyataan yang baru saja ia hadapi. Tangannya yang masih hangat mencoba memeluknya dengan sekuat tenaga.

 Kamijou Haruta, nama pemuda pirang itu. Dan sosok yang direngkuhnya adalah dirimu, [Fullname].

 Padahal, baru saja ia bercengkrama dengan gadis itu. Membicarakan siapa yang akan lebih disukai oleh sensei mereka.

 "Tidak, ini pasti mimpi. Kenapa kau bisa melakukan hal bodoh seperti ini?" gumamnya sembari menahan isakan. Disampingnya, sosok bersurai ungu tua berdiri menatap sendu.

 "Harusnya tadi kau hentikan dia untuk pergi sendirian, Haruta bodoh. Ini akan terulang lagi kan."

.
.
.

 Gah!

 Haruta bangun. Badannya bergetar, keringat dingin mengucur keluar dari tubuhnya. Ia meremas surainya, kepalanya sungguh sakit. Ia seperti mengalami sesuatu yang paling buruk.

 "Haruta-san, ohayou!" Pintu dibuka, menampakkan sosokmu dan Chika yang tengah mendelik.

 Ya, Haruta tidak akan pernah berhenti dari pengulangan ini sebelum berhasil membuat dirimu tetap hidup.

The Story ↠chara x readerWhere stories live. Discover now