Area sekolah masih sepi, hanya ada beberapa murid yang berlalu lalang. Niswa berjalan menuju taman belakang yang jarang di kunjungi para murid, dia akan memakan bekalnya disana.
Duduk di sebuah kursi usang di bawah pohon besar, aroma nasi goreng yang dipadukan dengan telur ceplok dengan topping sosis dan bakso menyeruak ketika ia membuka bekalnya.
Memakan bekalnya dengan tenang sembari menelisik pemandangan sekitar yang memang cukup seram. Di seberang sana terdapat sebuah gudang kosong yang di penuhi dengan barang yang sudah tak terpakai, cat yang sudah mengelupas dengan atap dan jendela yang dipenuhi sarang laba-laba menggambarkan jelas berapa lama gudang itu tak dipakai.
Tepat di depannya ada sebuah kolam air mancur yang sudah tidak berfungsi, bahkan kolamnya sudah dipenuhi dengan daun kering.
Namun ini tempat favorit Niswa, disini sejuk dan tenang. Tidak ada manusia berlalu lalang yang terkadang membuat kepalanya pusing.
Matanya terpejam ketika sinar mentari mulai menyinari wajahnya, sejenak dia menyandarkan tubuhnya pada kursi sembari menikmati kehangatan itu.
Entah sejak kapan namun dengan mata yang tertutup Niswa yakin ada orang yang sedang menatap ke arahnya.
Matanya sontak terbuka, manik hazel itu tampak indah ketika sang surya meneranginya. Memasukan kotak bekalnya ke dalam tas dan beranjak dari sana karena orang yang sedari tadi mengamatinya belum ada tanda akan pergi.
***
Suasana kelas yang tadinya riuh seketika hening ketika melihat Niswa si gadis misterius itu masuk. Dengan terang-terangan mereka menatap Niswa, sampai gadis itu duduk di bangku belakang mereka belum mengalihkan perhatiannya.
Tak ada cara lain selain mengangkat kepala dan menatap lamat satu persatu teman sekelasnya, ketika manik mereka bertubrukan dengan manik hazel barulah mereka mengalihkan pandangannya. Mungkin karena merasa terintimidasi.
Menghela nafas lelah dia menaruh tasnya kemudian bertopang dagu menatap ke arah luar jendela yang menghadap langsung ke lapangan basket.
Niswa yakin yang bermain basket itu para most wanted sekolah, terlihat dari penonton yang di dominasi oleh perempuan. Mereka bersorak heboh sambil berjingkrak-jingkrak menyemangati para pemain itu, melihatnya saja sudah membuat Niswa merasa lelah apalagi jika ikut mengambil peran.
Beralih menatap teman sekelasnya, mereka semua terlihat sibuk. Tepat di depannya terdapat sekumpulan cewek yang sedang bergosip, sepertinya cewek yang sedang berbicara itu adalah si pembawa berita.
Niswa merasa salut dengan cewek itu, dia mampu berbicara panjang lebar dalam satu tarikan nafas, belum lagi dengan gesture-nya yang heboh menjadi pelengkap setiap kalimat yang ia lontarkan. Niswa yang melihatnya merasa energinya ikut terkuras.
Di bagian tengah terdapat beberapa perempuan dan satu lelaki kemayu yang sibuk memperbaiki riasan. Terlihat lelaki kemayu itu paling antusias dibanding yang lainnya.
Di pojok depan dekat pintu kumpulan cewek dan cowok yang sedang menyalin PR. Sesekali cowok yang dekat dengan pintu itu menengok ke arah luar, memastikan guru belum datang.
Sedangkan di pojok paling belakang terdapat sekumpulan cowok yang sedang bermain game, beberapa dari mereka ada yang duduk di meja bahkan lesehan.
Mereka nampak begitu serius dan tidak bisa di ganggu, lihat saja bahkan ketika seorang cewek yang tak lain adalah bendahara kelas berteriak di hadapan mereka untuk menagih kas, mereka tidak terusik sama sekali.
Hanya dirinya disini yang sendiri dan tidak mempunyai kegiatan apapun selain duduk memperhatikan mereka.
Ehh.. sepertinya tidak, karena dipojok seberang sana juga ada seorang lelaki yang duduk sendiri sedang menelungkupkan kepala.
Niswa kembali memperhatikan si bendahara, wajahnya terlihat menahan kesal dengan mulut yang terus menggerutu. Dia mungkin merasa terabaikan, tak lebih seperti burung pipit yang mengoceh di pagi hari.
Mata Niswa tak sengaja bersitatap dengan gadis itu, dia tersenyum kikuk yang dibalas senyum tipis oleh Niswa.
Namun sang bendahara terlihat terkejut, Niswa segera berbalik menatap jendela di sampingnya apakah ada sesuatu yang aneh di wajahnya? Tidak ada.
Niswa tersenyum tipis sama seperti yang ia lakukan pada gadis itu tadi, tidak ada yang aneh disini namun kenapa gadis itu sampai shock begitu. Justru dia terlihat sedikit manis dengan senyum yang nampak malu-malu itu. Sedikit narsis sebagai bentuk self love tidak salah kan?
Merasa tidak ada yang salah Niswa ingin melihat respon gadis itu lagi, namun alangkah terkejutnya begitu berbalik semua mata di kelas itu tiba-tiba tertuju padanya.
____________________________________
~TBC~
Hai guys.. Apa kabar?
Adakah disini yang Introvert juga?
Di cerita ini sepertinya akan lebih banyak narasi dan sedikit dialog.
Meski begitu semoga kalian tetap suka sama ceritanya.
Hope you like it, enjoy guys🤗
Terima kasih sudah mampir
23 februari 2023
YOU ARE READING
Mysterious Introvert
Teen FictionAda sosok penyendiri di antara orang-orang yang sedang bergumul. Ada sosok pendiam di antara sekelompok orang yang sedang berinteraksi. Ada sosok yang tampak serius di tengah keadaan yang tenang. Ada juga sosok yang terlihat acuh di tengah suasan...
🍁 I 🍁
Start from the beginning
