CHAPTER 54

120 11 7
                                    

                         --------------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


                         --------------

Pinky melangkah masuk ke dalam rumahnya. Semalam ia benar-benar tidur di rumah Asta, mantannya yang hampir nekat mau bunuh diri karena sehabis di tiduri Manuel waktu pulang dari acara pertunangan Cameron yang katanya gagal.

Pinky menemani Asta yang menangis sesenggukan sambil memegang kedua toples kaca berisi cemilan. Gadis itu hanya bisa mengelus dada, sabar.

Di depan rumahnya tadi, mata Pinky melihat sebuah mobil putih terparkir di garasi. Mobil itu bukan milik Papa ataupun Mamanya, ia bahkan belum pernah melihat mobil itu sebelumnya.
Hal tersebut mengundang penasaran Pinky.

Ketika menaiki tangga, ia mendengar suara percakapan seorang wanita bersama papanya. Ini masih terbilang sangat pagi? Siapa yang bertamu ke rumahnya sepagi ini? Apa Mamanya? Jika Mamanya yang datang, pasti Mamanya akan langsung mencarinya.

"Aakhh! Mas...."wanita itu mendesah ketika jari jemari Jhonny yang nakal menggerayangi tubuh telanjangnya yang ada dalam balutan selimut.

Jhonny terkekeh.

"Kamu sama Lily sudah bercerai, kan? Terus kapan kamu mau menikahi aku Mas?"

Wanita itu mendongak menatap netra Jhonny menuntut sebuah penjelasan.

"Kamu sabar dulu,"

"Kamu selalu bilang aku sabar, sabar, dan sabar. Aku butuh kepastian dari kamu, Mas! Kalo kamu tidak ada niat untuk menikahi aku, kita selesaikan sekarang juga di sini."

"Kamu harus mengerti, Tiffany. Pinky tidak akan semudah itu menerima kamu untuk menjadi Mama tirinya."

"Kamu tau sendiri kan, sifat anak aku kayak gimana? Hmm? Sifatnya keras, sama kayak Lily."

Wanita dengan rambut acak-acakan itu berdecak, raut wajahnya seketika menjadi kesal."Aku udah nungguin kamu lama lho, Mas!"

"Iya, aku tau. Terus anak kamu yang perempuan gimana? Kamu beneran udah bicara tentang hubungan kita sama dia?"

Dari sela-sela pintu kamar yang tidak tertutup dengan sempurna, Pinky bisa melihat dan mendengar semuanya. Ia berdecih. Sangat menjijikan!

Kedua tangan Pinky terulur membuka pintu kamar itu lebar-lebar.

Prok! Prok! Prok!

Pinky bertepuk tangan ketika melihat papanya sedang tidur tanpa pakaian bersama dengan wanita lain selain mamanya. Pinky sudah berpikir, jika di balik selimut itu papanya sehabis melakukan hubungan intim.

"Pinky."gumam Jhonny. Ia terkejut saat melihat kedatangan putrinya yang tiba-tiba.

"Kenapa? Kaget?"Pinky terkekeh sinis.

Matanya memerah menahan tangis. Ia benar-benar sangat kecewa dengan papanya.

"Pinky, papa---"

Pinky menatap papanya tajam."Oh, jadi ini kelakuan papa di belakang Pinky? Ha?"

KISAH SI BOTAK & BISU SELESAI✔️Where stories live. Discover now