CHAPTER 31

103 12 0
                                    

  

   Vote dulu yuk biar nggak lupa!

                           ------------

                  Happy reading!

"Lo ngapain tidur di dalam lemari?"tanya Haven, raut wajahnya berubah datar

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


"Lo ngapain tidur di dalam lemari?"
tanya Haven, raut wajahnya berubah datar.

"Pengap. Ayo keluar,"

Hawi menggeleng tegas."Aku nggak mau keluar bang, udah nyaman banget tidur di sini."

"Pilih mana? Keluar sendiri atau gue seret secara paksa, hm?"tanya Haven seraya menatap adiknya yang tengah menatapnya ketakutan.

Namun, anak itu masih saja diam dan tidak mau keluar dari lemari tersebut.

"Keluar, ayo keluar."

Hawi yang masih meringkuk di dalam lemari menggeleng. Ia tidak ingin keluar.

"Ayo keluar,"

Lagi-lagi Hawi hanya menggeleng.

Haven lantas mengembuskan napas panjang."Kenapa nggak mau keluar?"
tanyanya dengan suara lembut, kali ini Haven tidak ingin marah-marah pada Hawi.

"Tempat ini aku jadikan tempat untuk menghindar dari papa."ujarnya seraya mengukir senyuman.

"Keluar yuk bentar, abang mau bicara sama kamu. kalo kamunya nggak mau keluar, abang pegel jongkok terus."

Haven mencoba membujuk adiknya itu dengan suara lembut.

Hawi menatap Haven, ia masih tidak yakin apakah yang bicara selembut tadi adalah abangnya? Karena Haven yang ia kenal selalu membentaknya dan bersikap semena-mena. Terakhir kali Haven berbicara dengan lembut dan memperlakukannya adik sungguhan adalah ketika sebelum mamanya meninggal.

Mata Hawi berkaca-kaca.

"Abang, Hawi pengen nangis."

"Hawi, sayang kan sama abang?"

Hawi mengangguk polos."Sayang,"

"Ayo, keluar."

Setelah dibujuk seperti seorang anak kecil, Hawi akhirnya mau keluar dari dalam lemari itu.

Haven mengajak Hawi untuk duduk di pinggir kasur.

"Sini, duduk di sebelah abang."Haven menepuk-nepuk kasur di sebelahnya.

Hawi mengangguk, lalu kemudian dia duduk di samping Haven.

Haven teringat perkataan mendiang Mama Hawi.

"Hawi itu hatinya sangat lembut sekali seperti kapas. Gampang sekali buat meluluhkan hatinya,"

"Abang tanya sekali lagi, kenapa kamu tidur di situ? Hm?"Haven menunjuk lemari yang masih terbuka.

KISAH SI BOTAK & BISU SELESAI✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें