CHAPTER 33

92 8 0
                                    

Kalo baca cerita ini, selalu vote dan komentarnya ya karena itu berarti
                    banget✨🌟💫

       Semoga kalian suka dan......

             SELAMAT MEMBACA

"Buat apa gue kejar, kalo dari awal aja udah sadar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Buat apa gue kejar, kalo dari awal aja udah sadar. Bahwa kita memang tidak bisa sejajar,"-Patrick Malveron Louis

"Lalu buat apa kita berusaha bertahan  jika ujung-ujungnya tidak bisa sejajar."
-Hawi Clavion Harvey

                          -----------

Pukul 03.00 dini hari.

Hawi sudah bangun dan melangkah keluar dari kamar. Padahal remaja lain biasanya akan bangun pukul setengah enam.

Hawi bangun lebih awal karena ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan sebelum berangkat sekolah ia harus menyapu, mengepel, mencuci baju, kemudian memasak sarapan, baru ia akan mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Mau Hawi sakit atau tidak, semua pekerjaan itu harus ia yang menyelesaikannya.

Hawi meletakkan tongkatnya di dekat kamar mandi, ia kemudian duduk dan merendamkan pakaian menggunakan deterjen. Sebenarnya dulu di rumah ada mesin cuci, tapi ketika bi Sumi di pecat, Damian juga menjual mesin cuci tersebut. Sengaja ia jual, katanya. Biar Hawi tidak boleh boros-boros. Padahal pakaian yang harus Hawi cuci tidak bisa di bilang sedikit, ia harus mencuci pakaiannya sendiri, pakaian Haven dan juga Damian.

Kalau Damian merasa pakaiannya kurang bersih, pasti ia akan langsung naik pitam memukulkan benda apa saja di sekitarnya ke tubuh Hawi.

Tanpa mengeluh, Hawi mulai mengucek baju-baju yang sudah ia rendam dengan deterjen itu satu persatu. Disaat ia sudah bangun dan sibuk mengerjakan pekerjaan rumah, Haven masih tertidur pulas di dalam kamarnya karena semalam habis tempur bersama Dravex.

Tempur yang di maksud Haven itu, bukan tempur biasa.

Usai mencuci dan menjemur pakaian Hawi lantas menyapu lantai sampai bersih. Langit yang semula gelap, kini sedikit demi sedikit cerah, matahari sudah terbit.

Hawi mengelap keringat di keningnya dengan tangan. Ia belum menyiapkan sarapan untuk Haven.

Haven mengucek matanya, sesekali ia menguap sambil berjalan lunglai ke arah dapur.

Hawi melirik sebentar ke arah Haven tanpa bertanya pun, ia tahu abangnya semalam tidur sangat nyenyak hingga membuat Hawi tidak tega untuk membangunkannya.

Haven masih mengumpulkan nyawa dan Hawi kembali sibuk melanjutkan aktivitas menyapunya. Alasan ia tidak bertanya pada Haven, takut cowok itu  sedang tidak mood untuk di tanya.

"Tumben tuh bocah gak bawel?"tanya Haven dalam hati, ia merasa heran dengan perubahan Hawi.

"Hawi?"panggil Haven.

KISAH SI BOTAK & BISU SELESAI✔️Where stories live. Discover now