CHAPTER 8

189 13 1
                                    

              SELAMAT MEMBACA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


              SELAMAT MEMBACA

                         ---------------

Haven berbaring lemah di atas kasur bernuansa abu-abu. Dalam keadaan mata terpejam, ia meringis. Kepalanya menoleh ke kanan ke kiri.

"Hawi..."Haven mengigau memanggil manggil nama Hawi,"Hawi..."

Namun Hawi belum datang.

Dada Haven sakit, napasnya terasa sesak. Haven membuka mata. Ia tidak bisa tidur.

Efek kemoterapi yang ia rasakan saat ini benar-benar menyiksa. Semenjak keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu pasca kemo, ia hampir setiap malam demam dan tubuhnya terasa sangat lemah seperti tidak memiliki tenaga.

Haven melirik kesal jam dinding yang tergantung di atas lampu tidur. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam dan tidak ada tanda-tanda kehadiran adiknya. Apakah Hawi masih belum pulang? Jika dia sudah pulang, tidak mungkin ia tidak masuk ke kamar Haven untuk sekedar mengeceknya. Apakah Haven sudah meminum obat dengan benar. Dimana adik cerewetnya itu?

Dengan tenaganya yang masih sedikit tersisa Haven bangkit dari kasurnya. Ia perlahan menginjakkan kaki ke lantai meskipun kepalanya sudah sangat pusing.

"Sshhh..."Haven memegang kepalanya yang semakin bertambah sakit.

"Hawi,"suaranya melemah.

Namun tidak ada sahutan.

"Hawi,"

Sampai akhirnya Haven pergi keluar kamarnya dengan berpegangan pada dinding, Haven terus melangkahkan kaki hingga sampai di depan pintu kamar Hawi.

Haven membuka pintu kamar Hawi.

Ceklek

"Kok kamarnya nggak di kunci?"

Haven heran, karena dia tahu setiap malam kamar Hawi pintunya selalu dikunci. Haven melangkah masuk ke dalam, namun tidak ada Hawi disana. Bahkan ia juga tidak menemukan tas sekolah Hawi. Itu berarti Hawi belum pulang sampai sekarang.

Di rumah sebesar ini penghuninya hanya ada Haven dan Hawi karena pembantunya tidak bisa menginap dan Damian, papanya jarang pulang ke rumah. Sedangkan bi Mirna kerja dari jam tujuh pagi sampai jam enam sore baru bi Mirna bisa pulang.

Haven duduk di pinggir kasur Hawi dengan sprei motif Doraemon. Kamar Hawi sangat rapi hingga tidak ada satu pun debu yang menempel.

"Hawi, lo kemana sih?"

"Kenapa lo belum pulang?"

Haven mengambil ponselnya di saku piyama miliknya."Nggak mungkin lo latihan olimpiade sampe selarut ini! lo dimana sih, anjir."

Haven menghubungi nomor adiknya tapi ponsel Hawi tidak aktif. Haven mendesah, ia khawatir.

"Hawi, lo di mana?"

KISAH SI BOTAK & BISU SELESAI✔️Where stories live. Discover now