CHAPTER 48

80 7 0
                                    

                   HAPPY READING!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                   HAPPY READING!

                          -------------

Hawi seketika terduduk lemas setelah mendengar dokter Aldo memberitahu tentang kondisi Haven, abangnya saat ini sedang terbaring koma.

Dravex melingkarkan tangannya pada bahu Hawi, lalu tatapannya beralih ke arah dokter itu.

"Dok, kapan teman saya akan bangun dari komanya?"tanya Dravex.

Dokter Aldo menggeleng. Ia pun juga tidak tahu kapan pasiennya itu akan segera tersadar dari masa komanya? Karena berbagai dalam kasus itu ada pasien yang mengalami masa koma dan baru sadar beberapa minggu, bulan, bahkan beberapa tahun kemudian.

"Om dokter, abang gantengnya Hawi nggak bakal ninggalin Hawi kan?"

"Abang Hawi cuma lagi tidur kan, dok?"

"Abangnya Hawi bisa sembuh kan, dok?"

"Om dokter, tolong lakukan yang terbaik buat abang Hawi."

Dokter Aldo menepuk pundak Hawi beberapa kali, supaya anak itu tetap bersabar dan mengirimkan doa yang terbaik, kemudian dia berlalu pergi.

Hawi hanya bisa melihat Haven yang terbaring dengan selang oksigen yang menempel di hidung dan berbagai alat lainnya yang tidak Hawi ketahui apa namanya itu, menempel di dada Haven.

Hawi melangkah pelan menghampiri Haven, menyentuh punggung tangan abangnya, lalu mengusapnya dengan lembut.

"Wi, gue keluar dulu. Kalo terjadi sesuatu sama Haven, lo tinggal pencet tombol itu ya."ujar Dravex menunjuk sebuah tombol yang terletak di atas dinding samping brankar Haven.

Hawi hanya mengangguk. Dravex berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Air mata Hawi kembali turun.

"Bang Haven..."

"Hawi udah masakin tumis kangkung sama sayur sup ayam buat abang, kalo abang tidur terus. Nanti sayur sup-nya basi... Hiks!"

"Abang tidurnya jangan lama-lama, ya."

Sama sekali tak ada pergerakan dari Haven. Cowok dengan kepala tertutup kupluk itu tetap terpejam, sekalipun Hawi terus berceloteh kesana-kemari.

Hawi bingung, bagaimana ia harus memberitahu ayahnya tentang Haven yang koma. Ia yakin Damian, ayahnya akan marah besar. Namun, biar bagaimana pun ia juga harus memberitahu ayahnya tentang kondisi Haven.

Terdengar suara derap langkah kaki seseorang yang datang, sontak Hawi menoleh ke arah sumber suara tersebut. Ternyata itu, Cameron serta Bryce yang berada di belakangnya.

"Wi, apa yang terjadi sama Haven? Kok dia sampe kayak gini?"tanya Cameron.

"Kata om dokter, abang koma. Dan itu juga nggak tau, kapan abang akan bangun dari masa komanya?"

KISAH SI BOTAK & BISU SELESAI✔️Where stories live. Discover now