CHAPTER 10

221 16 0
                                    

Vote dulu ya, biar gak lupa heheheRamaikan komentar juga, biar akusemangat dan cepat update!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Vote dulu ya, biar gak lupa hehehe
Ramaikan komentar juga, biar aku
semangat dan cepat update!

              SELAMAT MEMBACA

                        ------------

"Bi, bukain pintu kamarnya Hawi."ujar Damian memberikan kunci kamar Hawi kepada bi Sumi.

Bi Sumi yang tengah mengepel lantai terhenti, meletakkan benda tersebut kemudian mengambil kunci kamar yang di sodorkan majikannya.

Biasanya yang selalu datang pagi-pagi untuk bekerja, Bi Mirna. Sekarang Bi Sumi, karena Bi Mirna izin pulang ke kampung untuk beberapa hari.

"Baik, Tuan."Damian yang sudah rapi dengan setelan jas hitamnya, ia segera pergi ke kantor.

Bi Sumi rela meninggalkan pekerjaan mengepelnya lalu melangkah menuju kamar Hawi. Ia menancapkan kunci itu, lalu memutar kenop pintu kamar tersebut.

Ceklek

"AAAAAAAAAA!"Bi Sumi menjerit. Dia shock melihat Hawi tergeletak lemah di lantai dekat pintu dengan kondisi wajah penuh luka memar.

"NAK HAWI... YA ALLAH, astagfirullah nak Hawi,"Bi Sumi mendekati ke arah Hawi. Ia tidak sanggup melihat Hawi dalam kondisi luka-luka seperti ini.

Di dalam kamarnya, Haven yang saat ini tengah tiduran mendengar jeritan Bi Sumi langsung bangkit dari tempat tidurnya dan pergi keluar kamarnya meskipun kepalanya masih terasa pusing ia memaksakan untuk melihat keadaan adiknya. Ia sangat khawatir.

Haven melangkahkan kakinya dengan berpegangan erat ke dinding-dinding hingga akhirnya ia sampai di pintu kamar Hawi.

"Bi Sumi tadi teriak-teriak ada ap---- HAWI!"Haven terkejut saat melihat Bi Sumi sedang berusaha mengangkat tubuh Hawi.

Haven melangkah semakin mendekat pada Hawi. Hawi yang saat ini tengah sadar melenguh kesakitan ketika Bi Sumi tidak sengaja menyentuh bagian tubuhnya yang terdapat luka lebam.

"Hawi...,"panggil Haven.

"Di sofa aja, bi."

"Tapi--"ucapan bi Sumi terpotong saat Hawi menggeleng, bertanda menolak.

"Arghhh... Sofa,"

"Turutin kemauan Hawi aja, bi."kata Haven.

Bi Sumi mengangguk. Ia pun kembali memapah Hawi menuju ke sofa putih yang terletak di sebelah kanan tempat tidur, ia kemudian membaringkan tubuh Hawi dengan pelan.

"Bi, ambilin kotak P3K sekarang!"
perintah Haven.

Bi Sumi segera keluar dari kamar anak majikannya untuk mengambil kotak P3K.

Haven mengelus rambut Hawi sangat lembut."Kenapa lo bisa kayak gini?"
tanyanya.

"Siapa yang udah mukulin lo?"Haven kembali bertanya."Papa ya?"

KISAH SI BOTAK & BISU SELESAI✔️Where stories live. Discover now