CHAPTER 52

72 7 0
                                    

         JANGAN LUPA VOTE DAN
                      KOMENNYA!

"Dalam hubungan laki-laki harus lebih dewasa dari perempuan, sebab jika laki-lakinya labil pasti hubungannya gak bakal stabil karena laki-laki harusnya lebih bisa mengalah bukan justru emosian juga, laki-laki harus lebih kuat agar bisa membuat hub...

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


"Dalam hubungan laki-laki harus lebih dewasa dari perempuan, sebab jika laki-lakinya labil pasti hubungannya gak bakal stabil karena laki-laki harusnya lebih bisa mengalah bukan justru emosian juga, laki-laki harus lebih kuat agar bisa membuat hubungan bertahan lama"_Arley Prayoga

                HAPPY READING!

                          ------------

Tas biru milik Hawi di geledah secara paksa, semua barang-barang di dalam tas tersebut di tumpahkan ke lantai.

Buku-buku Hawi yang belum sempat dikeluarkan, botol minum, serta baju ganti Hawi berjatuhan di lantai.

"Kamu sembunyikan dimana uangnya?!"sentak pria paruh baya berkemeja merah maroon.

Hawi menggerak-gerakkan tangannya sebagai jawaban atas pertanyaan dari pria pemilik toko mainan tersebut. Ia menggeleng-gelengkan kepala.

"Bukan Hawi yang nyuri... Bukan..."

"Hawi nggak nyuri..."

Hawi yang masih mengenakan kostum badut lengkap dengan rambut keriting, hidung tomat dan perut buncit terus menggeleng dan berulang kali mengatakan kalau bukan dia yang mengambil uang di kasir toko mainan.

Hawi terus mengatakan hal tersebut dengan bahasa isyarat."Kalau bukan kamu yang nyuri, terus siapa? Ha? Sebelum kamu kerja di sini uang saya nggak pernah hilang!"

Pria pemilik toko mainan itu terus mendesak Hawi untuk mengaku.

"Bukan Hawi yang nyuri pak... Sumpah demi Tuhan bukan Hawi..."

"Kamu maling pake bawa-bawa Tuhan!"

"Halah mana ada maling ngaku, udah pak kita bawa aja ke kantor polisi biar di tahan sekalian."ujar wanita dengan wajah bermake up menor, ia seorang karyawan toko mainan tersebut yang tidak suka dengan Hawi.

"Bukan saya mbak... Demi Tuhan saya nggak nyuri uang di kasir! Mbak tahu kan saya dari tadi di luar bagi-bagiin brosur. Sejak kapan saya masuk dan ngambil uang itu."

"Saya nggak berani ngambil uang yang bukan milik saya, pak."tangisan Hawi terdengar begitu memilukan hati.

Hawi menoleh pada pria pemilik toko mainan itu."Hawi nggak bohong, pak."

"Hawi nggak nyuri pak... Hiks!"

Mau Hawi berkata ribuan kali pun tetap tidak ada yang mempercayainya karena CCTV di toko mainan itu juga sedang rusak, tidak ada yang bisa membuktikan bahwa Hawi tidak mengambil uang di kasir.

"Kamu sembunyikan dimana uangnya? Ha?!"

Plak!

Dengan ringannya pria tersebut memukul kepala Hawi.

KISAH SI BOTAK & BISU SELESAI✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora