CHAPTER 17

138 11 0
                                    

             SELAMAT MEMBACA

Pinky bangkit dan hendak berlalu pergi, namun Hawi mencekal pergelangan tangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pinky bangkit dan hendak berlalu pergi, namun Hawi mencekal pergelangan tangannya.

Pinky melirik pergelangan tangannya yang di pegang Hawi."Pinky, bisa gak ya kita jadi teman?"tanyanya.

Pinky menarik kembali tangannya yang berada digenggaman Hawi."Gue gak mau temanan sama cowok cacat kayak lo!"tekannya.

Hawi lalu melepaskan genggamannya pada tangan gadis itu. Ia mengangguk mengerti. Ia seharusnya sadar akan posisinya sendiri yang hanyalah debu diantara serbuk berlian. Seharusnya ia juga tidak mengatakan itu kepada Pinky, keinginannya itu terlalu tinggi. Jangankan untuk berteman dengan Pinky, ia punya teman saja rasanya mustahil.

Pinky tersenyum miring. Ia terkekeh.
"Oh, mentang-mentang gue tadi udah nolongin lo. Lo jadi ngelunjak dan gak tau diri ya? Sadar, lo itu cuma sekedar sampah!"kata Pinky dengan kata-kata sadisnya.

Pinky maju selangkah mendekat pada Hawi, dia mencondongkan tubuhnya lalu membisikkan sesuatu di telinga kanan Hawi.

"Lo itu gak pantas temanan sama gue, lo lebih pantas gue bully."bisik Pinky.

Pinky menjauhkan tubuhnya kembali dari Hawi."Oh, satu lagi gue gak jadi ngajakin lo nonton. Malu gue nonton sama orang cacat kayak lo!"setelah mengatakan itu, Pinky melangkah pergi.

Lagi-lagi Pinky menghinanya dengan sebutan cacat. Ia akui kekurangannya hanya satu, tidak bisa bicara.

"Hawi juga malu jalan sama cewek spek iblis kayak lo."sahut Louis.

Cowok tanpa rambut itu selalu saja muncul di waktu yang tepat. Disaat Hawi mendapat pembullyan, Louis datang untuk menolongnya. Dan sekarang, cowok itu lagi-lagi muncul dihadapannya.

"Kenapa kamu tadi nolongin aku?"

Pinky tertawa sinis."Mata lo buta, gue gak nolongin lo. Yang nolongin lo tuh si botak bukan gue,"ujarnya.

Pinky lantas kembali melangkah pergi meninggalkan Hawi yang masih diam mematung ditempatnya.

Louis menyodorkan satu botol air Lee mineral ke arah Hawi. Hawi langsung menerimanya."Udah gak usah sedih gitu, masih banyak kok ada yang mau temanan sama lo."ujar Louis sembari tersenyum.

Hawi menatap lekat mata hitam pekat cowok botak didepannya."Siapa?"

"Gue lah."Louis tersenyum."Badrikha, Manu, Mahen, sama Fiza. Mereka juga teman lo! Jadi, jangan ngerasa takut lo nggak punya teman."lanjutnya.

"Makasih ya, Louis. Aku bahagia,"ujar Hawi tersenyum.

Ting!

Ponsel Hawi berdering sangat nyaring karena ada sebuah pesan masuk. Saat ia mengeceknya, itu adalah balasan dari Haven.

KISAH SI BOTAK & BISU SELESAI✔️Where stories live. Discover now